webnovel

Cinta Terlarang Alexa

!!! Mohon Kebijakan Pembaca Dalam Memilih Bacaan Yang Sesuai :) Awalnya dia berpikir itu hanya sebuah rasa kagum karena pria yang begitu baik dan perhatian. Tapi dia sadar jika itu adalah perasaan cinta. Dia tahu itu salah, karena pria itu sudah memiliki istri. Tapi rasa cinta ini tidak bisa dibohongi, bukan? Semakin aku mencoba untuk menghindarinya, semakin rasa cinta ini tumbuh. Meskipun rasanya begitu menyakitkan bagi Alexa.

Sita_eh · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
5 Chs

Pria Aneh & Tidak Diduga

Dalam Mimpi Alexa

Semua terasa nyata bagi Alexa, seakan-akan dia kembali pada masa lalunya yang kelam.

Berada pada ruangan yang gelap, dengan kedua kaki dan tangan Alexa terikat pada tali besar yang kasar. Berkali-kali ia mencoba untuk mengedurkan tali tersebut, tapi usaha Alexa sia-sia. Hanya bisa merasakan perih pada tangannya.

Bahkan kedua mata Alexa tertutup oleh kain hitam panjang, dia tidak tahu dimana dia berada saat itu.

"Dimana aku? Lepaskan aku!" ucap Alexa yang amat ketakutan, air matanya mengalir dan membasahi penutup kain berwarna hitam.

Terdengar suara pintu yang terbuka, lalu disusul dengan langkah kaki. Perlahan mendekat kearah Alexa, yang sedang duduk meringkuk di atas lantai. Kondisi pakaian Alexa tidaklah baik, dengan banyak robekan yang terlihat jelas pada pundak dan bagian depan.

Rok rampel yang dikenakan Alexa pun tersingkap dan memperlihatkan bagian celana dalamnya berwarna merah muda.

"Si... siapa disana?" tanya Alexa. Dia merasa ada seseorang yang menyentuh ujung dagunya, membuat Alexa harus mendongak dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Bawa dia!" perintah dari suara seorang pria.

"Apa!?"

"Apa yang ingin kalian lakukan? Lepaskan aku!"

Alexa berusaha untuk bisa melepaskan diri, ketika tubuhnya sudah diseret secara paksa dan di hempaskan di atas tempat tidur. Robekan bajunya terdengar jelas, ketika ada tangan yang dengan sengaja menjamah tubuh Alexa saat itu.

"Tidak! Lepaskan aku! Kenapa kalian melakukan ini!"

***

"TIDAK!!!"

Kedua mata Alexa sudah terbuka dengan cepat, tubuhnya bergetar hebat ketika perasaan trauma itu muncul kembali.

"Hh... hh..."

Napasnya tersengal seakan-akan dia baru saja berlari kencang, perlahan dia menegakkan tubuhnya dan duduk pada tepian tempat tidur.

Menyembunyikan wajahnya yang menunduk, dan isak tangis Alexa pecah saat itu juga. "Sialan..! Itu sudah sangat lama, kenapa aku masih saja bisa mengingatnya!"

Dengan perasaan kesal Alexa menyeka kedua pelupuk matanya, dia menatap pada ponsel yang masih tergeletak di atas kasur. "Huh... bahkan aku tidak bisa membuang ponsel sialan itu!"

Sabtu pagi itu Alexa sudah membersihkan dirinya, ia berusaha untuk melupakan mimpi buruknya.

Membuat secangkir kopi dan duduk pada ruang keluarga, sambil ia menyalakan televisi. Dia sendiri tidak tahu apa yang akan dia tonton, lebih sering mengganti saluran acara ketimbang menikmatinya.

"Membosankan sekali," gumamnya kesal.

Menatap pada layar ponselnya dan Alexa memutuskan untuk memesan makanan cepat saji, makanan asia yang mungkin bisa membuat moodnya menjadi naik saat itu.

Notifikasi pesan baru saja berbunyi, dan Cathy baru saja mengirimkan sebuah gambar kepada Alexa.

Dengan rasa penasaran Alexa segera membuka pesan dari Cahty. "Apa dia berada di Hawai? gila sekali..." ucapnya.

Cathy tampak mengenakan bikini hijau terang, disampingnya ada Andy yang berada dekat dengan Cathy, bahkan Alexa yakin jika tangan Andy tampak sedang memegangi bagian bokong Cathy.

Pada sisi kiri terlihat sepasang suami istri, yang merupakan orangtua dari Andy. Mereka mengenakan baju pantai lengkap dengan topi dan kacamata hitam. Memegangi gelas minuman dengan senyuman lebar.

Dibawah kiriman foto tersebut, ada pesan yang dikirimkan oleh Cathy.

Pesan Dari Cathy:

Aku harap kita berdua bisa berada disini nanti, ini tempat yang indah Alexa.

"Hah? Kemarin dia mengeluh, sekarang dia justru sangat menikmatinya?" ucap Alexa sambil terkekeh.

Alexa memperbesar bagian foto yang dikirimkan Cathy, dia lebih fokus pada latar belakangan pantai yang indah. Langit biru yang terang, ombak kecil, laut yang membentang luas, dan angin laut yang seringkali bertiup.

"Pemandangan yang indah," ucap Alexa tiba-tiba saja dia merasa iri.

Bel rumah berbunyi dan membuat Alexa terbuyar dari lamunannya. Bangkit dari duduknya dan dengan segera Alexa berjalan cepat mengarah pada pintu masuk.

Tepat ketika Alexa membuka pintu, pria pengantar makanan sudah memasang senyuman lebar. Tatapannya melihat ke arah Alexa yang memang tampil minim saat itu, hanya mengenakan tanktop berwarna putih dengan dua tali tipis.

Alexa juga mengenakan celana pendek yang hanya separuh dari pahanya. Membiarkan rambut panjangnya terurai dengan warna pirang yang indah.

Pria pengantar makanan itu memakai topi pet dengan logo restoran, matanya yang besar seakan-akan sedang melotot ke arah Alexa. Kulitnya yang cokelat pekat, dan aroma khas seperti alkohol tercium dari tubuh pria tersebut.

"Kau sangat cantik," ucap pria pengantar makanan tersebut.

"Maaf? Barusan kau bilang apa?" Alexa merasa jika pria pengantar itu sedang menggoda dirinya dengan tatapan yang sedikit liar.

"Tidak ada, nona cantik. Aku hanya ingin mengantar makanan ini untukmu," ucapnya mengangkat tinggi dua paper bag cokelat.

"Ah... terimakasih," ucap Alexa menerima dan ia menyodorkan beberapa lembaran uang kertas.

"Simpan saja kembaliannya," ucap Alexa dengan tersenyum. Tapi anehnya tangannya masih di pegang kuat oleh pria pengantar makanan tersebut.

"Maaf, apa kau bisa melepaskan tanganku," pinta Alexa dengan kesal dia menarik tangannya.

"Terimakasih nona," ucapnya dan menunjukkan ekspresi wajah yang aneh. Bahkan Alexa yakin jika tatapan pria itu melirik kearah bagian dalam rumahnya.

"Apa kau hanya sendirian di dalam rumah?" tanya pria pengantar dengan aneh.

Alexa seperti mendapatkan firasat tidak nyaman, ia sedikit menutup pintu agar tatapan pria itu tidak jauh kearah dalam bagian rumahnya.

"Ibuku sedang berada di kamarnya, dan ayahku sedang berada di kamar mandi. Apa kau ada urusan dengan mereka berdua?" tanya Alexa berbohong.

"Tidak... tidak ada, nona cantik. Selamat menikmati makananmu, aku harap kau menyukainya," ucap pria pengantar itu yang sudah membalikkan tubuhnya dan berlalu dari Alexa.

Tanpa harus menunggu lama Alexa segera menutup pintu rumahnya, jelas dia berbohong karena saat itu dia merasa seperti terancam oleh pria asing yang tidak dikenali olehnya.

"Huh... aku harus lebih hati-hati," ucapnya. Belum beranjak dari pintu masuk, Alexa mengintip makanan yang ia pesan.

"Dimana sausnya? Ahh... apa dia lupa memberikan aku sausnya?"

Alexa membuka pintu rumahnya, tadinya dia berharap pria pengantar makanan itu belum berlalu, dan dia bisa meminta saus sambal yang ia inginkan.

Alexa menuruni tangga kecil yang berada di luar rumahnya, memperhatikan jalan rumahnya yang tampak sepi.

"Cepat sekali dia pergi?" ucap Alexa memperhatikan sisi kanan dan kirinya. "Menyebalkan sekali! Apa dia sengaja tidak memberikan sausnya, pelit sekali!" Alexa menggerutu.

Disaat itu juga ada sebuah truk besar yang baru saja tiba, dan tepatnya berhenti di seberang rumah yang ditempati Alexa.

"Setahuku... rumah itu kosong," gumam Alexa yang terus memperhatikan truk besar pengangkut barang.

"Apa ada seseorang yang sudah menempatinya? Baguslah, setidaknya aku memiliki tetangga baru," ucap Alexa yang terus memperhatikan.

Di belakang truk besar itu ada sebuah mobil hitam yang ikut menepi, tidak lama seroang pria baru saja turun dari dalam mobil.

Alexa tidak percaya dengan apa yang ia lihat, hingga ia harus melebarkan matanya sebesar mungkin. Siapa tahu saja penglihatannya sedang bermasalah, tapi... setelah berkali-kali dia mengerjapkan matanya, dan akhirnya sadar dengan pria yang sangat ia kenali.

"Tidak mungkin, untuk apa dia ada disini? Hah...!" Alexa mendekap paper bag makanannya dengan erat.

"Apa mungkin dia tetangga baruku?" ucapnya menduga.