Tinggal seorang diri di rumah ada enaknya bagi Andi karena dia akan merasa bebas, sebebas-bebasnya untuk melakukan apa saja, termasuk kalau misalnya dia ingin mabok di rumah sudah tidak ada yang di sungkani nya lagi.
Tapi kalau sudah sendiri begini, Andi tidak akan lagi mendapati makanan di meja lagi seperti sebelum-sebelumnya.
Selepas kepergian Neneknya Andi yang masih memegang banyak uang itu kini merasa lapar, sadar dengan kesendiriannya saat ini Andi pun bermaksud mau ke warung untuk beli sarapan.
Dia pun segera ambil motornya dan langsung meluncur ke warung tempat biasanya dia beli makanan.
Namun kayaknya Andi lagi sial warung yang dimaksud ternyata lagi tutup, kabar yang di dengar sih pedagangnya lagi pulang kampung karena ada saudaranya yang meninggal.
Setelah gagal cari sarapan di warung Andi pun bermaksud membeli mi instan di minimarket di perempatan ujung sana.
Dan setelah mendapatkan mi instan Andi pun langsung bertolak balik ke rumah, namun sebelum memasuki halaman rumah nampak Ibu Eni atau Ibunya Fajar berdiri di pinggir jalan seperti mau menemuinya.
Sempat saling melihat tapi Andi langsung saja masuk rumah dan langsung bergegas ke dapur untuk memasak mi instan yang habis dibelinya itu.
Karena merasa cukup lapar Andi pun langsung memasak dua bungkus mi instan sekaligus.
Dan setelah matang dan siap untuk menyantapnya tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.
"Andi ... Andi ...." terdengar suara itu memanggilnya.
Dan setelah ditengoknya nampak Ibu Eni berdiri di teras samping rumah.
"Ya Bu, bentar lagi mau makan tanggung," jawab Andi sambil terus menyantap mi instan hasil masakannya.
Dengan sangat lahap Andi menikmati menunya tersebut, dua bungkus mi instan goreng plus dua butir telur ceplok.
Sementara Ibu Eni nampak masih berdiri sambil menggendong putri kecilnya si Fina, dan setelah kira-kira sepuluh menit berlalu Andi pun keluar menemui Ibu Eni tetangganya tersebut.
"Ya Bu ada apa?" Ucap Andi bertanya.
"Kamu tahu Fajar sekarang ada dimana?" Tanya Bu Eni.
"Tau Bu," jawab Andi singkat.
"Dimana?" Lanjut Bu Eni.
"Di gudang Haji Djarot," jawab Andi.
"O ... ya udah," jawab Bu Eni sambil mengangguk.
Sebenarnya Andi ada pikiran untuk menanyakan ke Bu Eni, kenapa Fajar kok gak mau pulang, tapi akhirnya gak jadi, karena dia gak yakin juga kalau Ibu Eni mau berterus terang.
'Ya udah lah, emang aku pikirin, Fajar mau pulang atau enggak bukan urusanku' gumamnya dalam hati.
Merasa sudah mengerti tentang keadaan Anaknya sekarang ada dimana, Bu Eni pun langsung pamit ke Andi.
"Ya udah ya Ndi ... terimakasih informasinya," ucap Bu Eni sambil bergegas pulang.
Setelah mendapat kabar tentang keberadaan Fajar Bu Eni pun segera memberi tahu ke suaminya.
"Yah, aku baru saja menemui Andi dan aku tanya tentang Fajar ke dia," terang Bu Eni.
"Terus apa katanya?" Tanya Haji Somad.
"Kata Andi saat ini Fajar itu sudah ada di gudangnya Haji Djarot," lanjut Bu Eni memberi tahu suaminya.
"Ayah gak ingin menyusulnya?" Tanya Bu Eni.
"Menyusul? Buat apa? Biarkan aja dia mau nya seperti apa, biar dijalani, aku yakin suatu saat Alloh akan memberikan kesadaran padanya, aku sangat yakin itu," ucap Haji Somad memberi penjelasan pada istrinya tersebut.