Setelah beberapa saat kemudian Azka yang masih dalam gendongan Mama Novi pun nampak terbangun, dan begitu dia melihat wanita yang menggendongnya itu bukan Omanya Azka pun langsung menangis.
Azka menangis dan berontak minta turun.
"Cup, cup sayang ini Mama ...." bujuk Novi.
Tapi Azka tetap saja berontak, karena merasa tidak berhasil membujuk dan menenangkan, akhirnya Novi pun menurunkan Putranya itu.
Begitu turun Azka langsung berlari menuju Omanya dan langsung duduk di pangkuannya.
Novi pun membiarkan buah hatinya itu ikut Omanya, dia kemudian duduk disebelah mantan mertuanya itu.
"Azka ... ini Mama sayang ... Mama punya mainan buat Azka ..." ucap Novi sambil memperlihatkan mainan mobil-mobilan remot dan helikopter remot.
Azka yang masih baru bangun itu nampak hanya tertunduk sambil memasang muka cemberut.
Nampak sesekali dia terlihat melirik mainan yang disodorkan oleh Mamanya itu.
Melihat ekspresi polosnya Azka seperti itu baik Novi, Vega dan kedua Omanya terlihat hanya tersenyum.
"Azka ... mainan sama Bude dan Kak Sandi yuk ...." bujuk Vega.
Vega Pun langsung meraih mainan helikopter remot, dan kemudian mencoba menghidupkannya, tapi beberapa kali mencoba tetap tidak bisa.
"Gak gitu Ma ... sini," sergah Sandi yang mengerti kalau Mamanya memang tidak bisa menghidupkan mainan tersebut.
Dan begitu Sandi yang menghidupkan, mainan helikopter itu pun langsung bisa jalan.
"Horeee ...." teriak Novi sambil menoleh ke Putranya yang mulai tertarik dengan mainan yang dibelikannya itu.
"Ayo ikut main di luar sayang ...." ajak Novi.
Sandi pun langsung menerbangkan helikopter itu diluar, begitu melihat helikopter itu terbang Azka pun langsung turun dari pangkuan Omanya dan langsung mengikuti Sandi main diluar.
Melihat itu Novi pun langsung mengikuti putranya itu sambil membawa mainan mobil-mobilan.
Akhirnya Hati Azka pun luluh dan mau berbaur main bareng dengan Mamanya dan Kakak sepupunya si Sandi.
Sementara itu di dalam rumah, Vega dan Ibunya nampak masih ngobrol bareng Ibunya Haris, dan setelah cukup lama mereka ngobrol dan Vega merasa kalau Ibunya Haris juga nampak sudah melunak Vega pun mulai berani minta izin agar diperbolehkan membawa Azka pulang ke Malang.
"Bu ... ma'af ... banget sebelumnya ... kalau Ibu memberi izin Azka rencananya mau kita bawa pulang ke Malang," ucap Vega sambil merangkul pundak Ibunya Haris.
Mendengar permintaan dari Vega itu Ibunya Haris langsung terdiam, dan sesaat kemudian beliau menjawab.
"Ya sebenarnya Aku sangat gak rela untuk berpisah dengan Azka, tapi ya mau gimana lagi ...." jawab Ibunya Haris.
Terlihat oleh Vega kalau Ibunya Haris matanya berkaca-kaca, dia keliatan sangat sedih dan tidak rela kalau harus berpisah dengan Cucunya yang telah satu tahun dia rawat itu.
Ibunya Haris pun juga tahu kalau Azka pasti juga mau kalau diajak balik ke Surabaya, karena sekarang aja Azka nampak sudah mulai akrab dan terlihat asik main bareng dengan Novi Mamanya.
Tapi Vega pun juga tidak tega melihat kesedihan dari Ibunya Haris itu, maka dengan sangat bijak Vega memberi tahu kalau Novi biar tinggal disini dulu untuk beberapa hari kedepan.
Sesaat kemudian Vega nampak keluar rumah dan menemui Novi yang masih asik nemenin Anaknya bermain itu.
"Novi, sini to aku mau ngomong sama kamu," ucap Vega manggil Novi.
Novi pun segera bergegas menghampiri Kakaknya tersebut.
"Ada apa Kak?" Tanya Novi sambil melangkah mendekat.
"Barusan aku udah ngomong ke Ibunya Haris kalau Azka mau kita bawa pulang ke Malang," terang Vega.
"Bener Kak?" Sahut Novi agak kaget dan juga kegirangan.
"Bener ...." balas Vega meyakinkan.
"Terus, terus boleh Kak?" Tanya Novi penasaran.
"Ya boleh lah, siapa dulu dong yang minta," balas Vega.
"Yeee ...." seru Novi kegirangan.
"Tapi ada syaratnya," timpal Vega.
"Lho kok pake syarat segala, emang apa syaratnya?" tanya Novi dengan agak sewot.
"Syaratnya kamu mesti tinggal disini dulu beberapa hari ... ya paling tidak satu minggu lah ...." terang Vega.
"Hemmm, mesti gitu yah?" Sahut Novi.
"Ya kan kasian to sama Ibunya Haris, masak langsung mau ditinggal gitu aja ...."
terang Vega.
"Lagian Azka biar tambah akrab dulu sama kamu," imbuh Vega.
"Iya wes lah, tapi sebenarnya Azka lho udah akrab dengan aku," tutur Novi.
"Husss, kalau udah setuju gak usah pake tapi-tapian, ini demi menjaga perasaan Ibunya Haris juga," papar Vega.
Nampak Azka dan Sandi masih asik bermain dihalaman, tiba-tiba Novi memanggil Anaknya itu.
"Azka ... sini sayang," panggil Novi.
Denger Namanya dipanggil bocah kecil itu nampak menoleh tapi tidak mau mendekat, dan Novi pun mengulangi memanggil.
"Azka ... sini to ... ayo Mama beliin eskrim," imbuh Novi.
Azka nampak tidak memperdulikan panggilan Mamanya itu, dia terus sibuk dengan remot Helikopternya.
"Tuh kan ... aku bilang juga apa ... dia mau sama kamu tadi itu karena mainannya, begitu dah dapat? kamu lihat sendiri kan?" Terang Vega memberi pemahaman pada Novi.
Novi cuma terlihat tersenyum kecut mendengar penjelasan dari Kakaknya itu sambil melihat tingkah lincah anaknya bermain.
Merasa sudah tidak ada pilihan lain untuk bisa membawa putranya pulang akhirnya Novi pun cuma bisa pasrah dan bersedia untuk tinggal beberapa hari dirumah yang pernah ditinggalinya dulu itu.
"Terus kira-kira Kakak mau balik jam berapa?" Tanya Novi.
"Ya nanti lah kira-kira jam satu," jawab Vega.
Disaat mereka masih ngobrol tiba-tiba HP Vega berdering, nampak nama Sela karyawan waria nya yang memanggil.
"Iya Sel ada apa ...?" Tanya Vega.
"Aku mau tanya Ga, Ni Hello kitty punya siapa
...?" terdengar suara Sela yang gemulai.
"Tu punya Novi," balas Vega.
Denger Sela menanyakan Bonekanya Novi pun langsung meminta HP Kakaknya.
"Halo Sel, napa kok tanya-tanya boneka?" Tanya Novi.
"Enggak, kok gak dibawa pulang kenapa ...? Aku buang lo ntar!" ancam Sela.
"Hahaha gaya lu Sel.. Sel.. bilang aja lu mau," timpal Novi yang sudah hafal dengan lagak Sela.
"Huahahaha" suara tawa asli laki-laki Sela keluar.
"Emang iyaa kan bonekanya imut kaya aku," kelakar Sela.
"Yaudah cepet balik ya cantik ...." timpal Sela sambil menutup telponnya.
Sementara Azka yang masih asik bermain tiba-tiba menangis karena terjatuh, melihat anaknya menangis Novi pun langsung bergegas menghampiri untuk menggendongnya.
Namun diluar dugaan Novi, baru saja mau di gendong Azka langsung menolak, dia malah mengeraskan suara tangisannya sambil memanggil nama Omanya.
"Oma ... Oma ...." teriak Azka.
Mendengar Cucunya menangis akhirnya Ibunya Haris pun beranjak keluar dan langsung mendekatinya.
"Lho anak pinter main kok nangis ... kan udah ada Mamanya ..." ucap Ibunya Haris.
Mendengar mantan mertuanya itu mengajari Azka untuk memanggilnya Mama hati Novi langsung tersentuh, dia langsung berpikir bahwa kehadirannya sekarang ini sudah diterima mantan mertuanya itu sebagai Mamanya Azka.
Bersambung.