"Siang, Bu." Baru kali ini Badai sempat menyapa gurunya.
Bu Hera mengulas senyum.
"Iya, siang. Tapi kamu sedang apa berdiri di sini? Di samping toilet wanita lagi. Kamu tidak lihat kalau tanda toilet laki-laki di sebelah sana?"
Badai tersenyum miris. Dengan tinggi badannya yang ada di atas rata-rata. Tinggi badan Bu Hera yang mengenakan heel pun berhasil Badai susul. Sehingga setiap kali mereka bicara, Badai harus sedikit menunduk.
"Emm... Badai hanya, itu bu."
"Hanya apa?"
Anggun keluar dari toilet wanita sambil sumringah ramah pada Bu Hera.
"Hai, Bu. Badai nunggu Anggun, Bu. Kami mau bareng-bareng ke kelas. Eh, tidak deh. Sepertinya Anggun harus kembali ke lapangan lagi nanti."
Bu Hera mendesah.
"Kamu lagi, Gun! Hai-hai! Memang ibu temanmu?! Lalu, belum kapok juga kalian tertangkap basah sedang melakukan hal tidak senonoh?"
Anggun buru-buru mengoreksinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com