webnovel

Cinta Seumur Jagung dan Semanis Gula

"Bagi dua ramuan pemikat ini dengan adil. Setengahnya harus kamu minum sampai habis. Setengahnya lagi harus kamu berikan pada targetmu." Anggun berencana membuat Rangga terpikat padanya. Caranya memang salah. Namun, saat Rangga bertengkar hebat dengan Mila. Anggun pikir itu adalah waktu yang paling tepat untuknya mencuri kesempatan. Badai. Anak cupu dan menyebalkan di kelasnya, Anak laki-laki ceroboh itu tidak sengaja meminum sebotol air yang sudah Anggun racik bersamaan dengan ramuan pemikat itu. Sasaran Anggun jadi berpindah. Namun bukannya menyebabkan Badai jadi naksir berat padanya. Ramuan itu justru membuat tubuh Anggun dan Badai saling tertukar. Jadi, bagaimana keduanya menjalani kehidupan sekolah dalam situasi rumit tersebut. Hingga Badai harus berjuang mati-matian untuk melindungi Anggun. Begitu juga sebaliknya. "Aku adalah pacar Anggun. Jadi siapa yang berhak melarangku untuk ada di dekatnya!" Sonny, kakak Anggun tanpa sengaja mendengar pengakuan Badai. Dia sontak berdiri menghadang Badai dan menarik tangannnya. "Dia adikku! Jadi aku berhak ikut campur. Jadi, sejak kapan kalian berpacaran??" Anggun dalam kemalangannya hanya bisa mendesah panjang dan berserah. "Aku akan membuat perhitungan denganmu. Jadi perbaiki kondisi ini. Dan luruskan kesalahpahaman ini!" Badai sama sekali tak merasa bersalah. Dia butuh alasan untuk bisa menjaga tubuh dan kehormatannya saat Anggun menggunakan tubuhnya. Dia juga tidak bisa membiarkan lebih banyak orang mengenali wajahnya. Badai. Anak laki-laki dengan banyak rahasia. Bagaimana dia menjalani rencana kehidupan damai sekolahnya? Anggun. Anak perempuan nakal. Dan mudah berbuat onar. Sampai-sampai menggunakan trik curang untuk merebut hati Rangga. Lalu pada akhirnya tertimpa masalah besar. Bagaimana dia bisa merelakan cinta pertamanya. Lalu, bagaimana juga dia mempertahankan predikat unggulnya di sekolah jika Badai bahkan menolak untuk membantunya! - Story n Cover by Jessclace -

jessclace · Urbano
Sin suficientes valoraciones
119 Chs

093 Masuk

"Aku... sepertinya harus ke toilet."

Badai menahan tangan Narina.

"Aku sudah berjanji pada Anggun untuk menjagamu. Hanya sampai pertandingan ini berakhir."

Narina menatap sedih wajah tampan Badai.

Padahal dengan kacamata tebal Badai, Narina bisa terpesona padanya. Apalagi dengan wajahnya yang kini telah berubah 180 derajat menjadi lebih baik.

"Kamu ternyata sangat menurut pada Anggun."

Badai memutar mata dan menggaruk leher belakangnya dengan tangan kiri yang tidak dia gunakan untuk menahan kepergian Narina.

"Tidak selalu begitu. Tapi sepertinya, Anggun akan menghajarku habis-habisan bila aku tak menuruti permintaannya kali ini.

Narina tak kuat bila dia berada terlalu lama dekat dengan Badai.

"Aku harus pergi, Dai. Harus."

"Kalau begitu bagaimana jika kita pergi bersama."

Narina awalnya ragu. Kemudian bersedia.

Selama mereka berjalan. Beberapa pasang mata menatap ke arah mereka. Narina menunduk. Dia hanya berani menatap ke jalanan.