"Kamu berkeringat. Apa itu artinya kamu gugup ketika ada banyak orang yang memperhatikanmu?" ucap Luna tanpa ekspresi. Tapi menciptakan lebih banyak perhatian mengarah padanya.
Anggun menoleh pada Luna. Dia tahu kalau Luna adalah orang yang sangat sensitif. Dia lebih peka dibandingkan Winda, Maia, atau teman sekelas mereka yang lain. Hingga keringat halus yang keluar dari celah rambut Badai pun berhasil Luna temukan.
Anggun bergerak untuk mengusap keningnya.
"Aku bukan gugup. Tapi berkeringat karena gerah."
Semua orang kemudian memperhatikan sekitar mereka. Menjaga jarak dari Anggun. Dan baru sadar kalau mereka telah terlampau mendekati Badai secara berlebihan.
"Astaga! Pria tampan kita satu ini gerah karena ada banyak gadis mengerubuninya. Itu sebabnya dia sulit bernapas dan bergerak!"
"Cih!" beberapa orang berdecak.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com