webnovel

Cinta Serumit Rumus (Four love)...

"Aku tidak egois? Jika mencintai mu adalah sebuah kesalahan maka melepaskanmu adalah kebenaran" _Kirana Winata_ "Sahabat atau cinta? Sahabat lebih berharga dari cinta yang hanya memberi sejuta luka.." _Melisa Putri_ "Biar luka menyertai ku,setidaknya aku tau apa balasan mencintai mu..." _Revan Wijaya_ "Mengagumi mu dalam diam adalah cara mencintaimu yang paling dalam.. Entah kau akan kumiliki,atau hanya akan menjadi sebuah mimpi..." _Afian Herlando_

Nurfadila_alfhun07 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
116 Chs

Chapter 88

💔💔💔

Setelah jam kuliah selesai,Melisa langsung merapikan buku bukunya.

Dan segera berjalan meninggalkan ruangan dengan semangat.

Setelah berada di koridor kampus,ia menatap sekeliling untuk mencari keberadaan seseorang.

"Dia kemana sih..."Sahut Melisa dan kembali menyusuri koridor untuk mencari keberadaan seseorang yang ia cari.

Tap..tap...tap..

Ehhh...

Langkah Melisa berhenti tepat didepan perpustakaan.

Senyum tipis nya mulai terukir saat melihat target yang sedang ia cari ada didalam ruangan itu.

Tanpa basa basi,Melisa segera menghampiri nya dan duduk disebelah nya.

"Gak pulang?"tanya Melisa.

Pemuda itu menoleh kesamping sambil berdecak kesal.

Ckkkk....

"Gue masih pengen disini...loe pulang duluan aja..."Sahut pemuda itu yang tak lain adalah Afian.

Melisa mengernyitkan dahi nya bingung,dan mulai mengamati ekspresi afian.

"Kenapa...kamu masih kepikiran kejadian tadi pagi,pas ditaman?"tanya Melisa.

Afian menoleh kearah Melisa,dan mengerut kan kedua alisnya,tanda merasa terganggu dengan pertanyaan Melisa barusan.

"Loe tau dari mana!"tekan afian.

"Berita kayak gitu pasti cepat nyebar lah..."Sahut Melisa dengan smirknya.

Afian membuang pandangan nya sejenak dan mulai tersenyum sinis.

"Lebih baik loe gak ikut campur dalam masalah ini!"tegas afian.

Melisa menautkan sebelah alisnya dan kembali menunjukkan smirknya.

"Loh...kenapa?,emang aku gak sepenting itu...sampe masalah sahabat aku sendiri aku gak boleh tau..."jelas Melisa.

"Sejak kapan loe perduli sama urusan Kirana..."ucap afian sambil menunjukkan tatapan menusuk nya pada Melisa.

"Dari dulu aku selalu perduli sama dia.. bahkan kebahagiaan Kirana diatas kebahagiaan aku...Tapi,apa kalian pernah sedikit aja buat ngertiin aku!"seru Melisa sambil menatap sendu afian.

"Maksud loe?"tanya afian bingung.

Melisa membuang pandangan nya sambil tersenyum sinis.

"Kenapa sih...kamu kekeuh banget buat jagain Kirana?!"tanya Melisa geram.

"Karena gue gak mau...Kirana disakitin sama orang orang yang dia percaya!"tegas afian sambil menatap dalam Melisa.

Melisa tersenyum tipis, mendengar ucapan Afian yang sedang menyinggung dirinya.

Ia benar benar bingung dengan jalan pikiran afian terhadap Kirana.

"Buat apa sih....kamu berjuang buat jagain dia...sedangkan dia terus terusan nyakitin kamu...!"seru Melisa.

"Karena gue yakin,suatu saat nnti perjuangan gue gak akan sia sia, walaupun gue harus bolak balik sakit hati buat dapatin itu!"tegas afian.

Melisa mendengus kesal dan segera beranjak berdiri dari duduknya.

"Kamu segitu yakinnya perjuangan kamu gak bakalan sia sia...oke,Aku berdoa, semoga sakit hati kamu gak berlarut larut ..."ucap Melisa sendu dan segera pergi meninggalkan afian yang masih mematung.

Afian juga sebenernya ingin menyerah,tapi ia juga tidak ingin perjuangan nya dari sekian lama harus berakhir sekarang.

Walaupun Kirana tidak pernah memberikan kesempatan dan jawaban padanya,tapi ia akan tetap memenuhi janjinya untuk menjaga Kirana pada kay,dan juga mencintai Kirana dengan setulus hatinya.

***

Kirana turun dari atas motor Revan sambil melepas helm seperti biasanya.

"Thank's ya..ini kesekian kali nya loe nganterin gue pulang..."ucap Kirana sambil tersenyum tipis kearah Revan.

"Sans aja kali!"sahut Revan sambil menaikkan kaca helm milik nya.

"KIRANA!!!!"pekik kay dari arah teras rumah.

Mereka berdua segera menoleh dan melihat kay yang berjalan cepat kearah gerbang dengan emosi yang menggebu gebu.

Kirana merasa bingung melihat kay yang barusan meneriaki namanya.

Kebingungannya tidak sampai disitu,saat kay berjalan kearah Revan dan segera menarik kerah baju pemuda itu.

"Brengsekk!!!!"maki kay dan memaksa pemuda itu untuk turun dari motornya.

"Jauhin adek gue!!!"bentak kay.

"Loe apa apan sih!!!"pekik Kirana dan menghempaskan tangan kay dari Kerah baju Revan.

Melihat itu kay semakin emosi dan menatap tajam Kirana.

"Revan mending loe pulang sekarang!"titah Kirana pada Revan.

"Gue masih ada urusan sama dia!"tegas kay dan ingin mencengkram bahu Revan,namun kembali dihempas kan oleh Kirana.

"Loe kenapa sih...datang datang malah marah marah...!"seru Kirana.

"Denger ya Ra,Abang gak suka liat kamu Deket deket sama brengsekk ini!"tegas kay.

Kirana tersenyum sinis mendengar ucapan dari abangnya barusan.

Sementara Revan hanya tertunduk diam dan tidak ingin mencampuri urusan Abang adik tersebut.

"Loe tuh sama aja ya..kaya temen loe itu... Ngelarang gue dekat sama Revan..tapi gak pernah bilang alasan nya apa!"tekan Kirana sambil menatap Nyalang kay untuk pertama kalinya.

"Pokoknya gue gak suka liat loe dekat dekat sama dia lagi!"titah kay.

"Abang gak berhak ngatur ngatur gue!"bantah Kirana.

"Gue Abang loe!!!!"tegas kay yang sudah sangat merasa emosi.

Kirana tertunduk sejenak sambil mencoba mengatur napasnya.

Dan menetralkan amarahnya,agar tidak beradu pada abangnya sendiri.

"Van..loe mending pulang aja..."Ucap Kirana pelan sambil menahan gejolak emosinya.

Revan menyalakan mesin motornya dan segera melajukan motornya meninggalkan kedua insan yang sedang dilanda Amarah tersebut.

"Oke..pertama ,Gue gak mau ribut sama loe...Karena loe Abang gue,dan yang kedua...loe gak perlu ikut campur sama urusan gue,karena gua udah gak respect sama loe...setelah loe bohongin gue,Camkan itu KAYRANDRA WINATA!"tegas Kirana dan segera meninggalkan kay yang masih mematung ditempatnya.

Hati kay bagai tersayat ribuan silet,saat pertama kalinya mendengar ucapan Kirana yang begitu menusuk hatinya.

Dan untuk pertama kalinya Kay merasa gagal menjadi seorang Abang yang baik untuk kirana.

Karena kini ia sudah tidak dipercaya lagi oleh adik tersayangnya tersebut.

💔💔💔