"Untuk sekarang, aku yang akan mengendarai mobilmu, Rin. Aku tahu kalau perasaanmu masih kalut," pinta Nazwa saat mereka telah sampai di depan mobilnya.
Sabrina kemudian menyerahkan kunci mobilnya dan membuka pintu, ia duduk di sebelah kursi driver karena yang mengendarai mobilnya ialah Nazwa.
Sepanjang perjalanan Sabrian terus saja diam, ia merasa bingung dengan keadaan yang harus ia hadapi. Satu sisi, mertuanya harus ia bela tapi di sisi lain, mertuanya juga salah.
"Huuh benar-benar seperti benang kusut yah, masalah ini cukup sulit untuk membedakan yang benar dan yang salah. Menurut aku, dua-duanya benar, dan dua-duanya juga salah. Meski pun aku tak begitu paham dengan permasalahannya, tapi aku sudah bisa mencerna bahwa antara Bu Yeni dan Samudra sama-sama saling bersalah dan tidak mau mengakui kesalahannya," celetuk Nazwa setelah mereka terdiam dalam beberapa menit.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com