"Katanya lo mau jadi teman gue, eh, sekarang gue minta tolong malah kaya gini. Gue berubah pikiran, deh " ejek Amanda melipat tangannya ke depan, membuat Roy terkekeh karena gemas.
"Eh, jangan, dong. Ya udah, gue kasih tahu jalannya aja. Lo jalan lurus dekat ruang kepala sekolah, habis itu belok kiri, terus belok kanan terus lurus lagi. Belok kiri lagi ada lampu merah, nah pas lampu merah lo berhenti dan_"
Bab 8
"Aw! Sakit, ngapai lo jitak gue?!" Ringis Roy memwgang kepalanya yang barusan dapat jitakan.
"Gue tanya ruang OSIS, bukan arah jalan raya!"
"Gue kasih tau lo ruang OSIS, kok, lampu merah itu ruang OSIS-nya, jadi lonharus berhenti dan masuk kesana," kata Roy, membuat Amanda menepuk jidatnya.
"Pusing gue ngomong sama lo."
"Lo pusing? Gue juga pusingbpikirin lo yang hadir di setiap ingatan gue," ucap Roy sengaja menggoda Amanda.
"Apaan, sih, garing banget."
"Kelakuan si kucing garing." Roy menyanyi dengan gaya alaynya.
"Garong.
Kirain garing."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com