"Jelaslah enak, karena lidah anak kamu itu, kan. Kampungan, mana tahu dengan rasa makanan yang enak." Suara meninggi tiba-tiba datang di hadapan mereka, ternyata Amel dan anaknya Cantika.
"Kamu!!!" Putri menoleh ke arah Amel yang sudah berdiri dibelakangnya.
"Kenapa? Kaget! Dengan kedatangan saya! Ini kan. Tempat umum jadi jangan kaget kalau saya datang juga ke tempat makan ini." Ketus Amel.
"Saya tidak kaget dengan kedatangan kamu, yang saya kagetkan itu ucapan kamu." Kata Putri tegas.
"Kenapa harus kaget! Memang benar yang saya katakan itu, kan. Anak ini memang nggak tahu rasa makanan yang enak, jelas terlihat dari mukanya yang kampungan banget!" Ucap Amel dengan hinaannya.
"Heh! Tutup, mulut kamu!" Putri menunjuk ke arah wajahnya Amel.
"Untuk apa saya menutup mulut, saya punya mulut juga untuk bicara. Terserah saya, dong. Mulut-mulut saya kenapa kamu yang repot," Amel tak mau kalah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com