webnovel

Cinta Gadis Tunanetra

Jenni seorang gadis tunanetra yang kehilangan penglihatannya dan menjadi salah satu sasaran target pembunuhan berencana oleh asisten pribadinya sendiri bernama William. William telah merencanakan pembunuhan terhadap jenni bersama kakaknya mereka berdua berencana membalaskan dendam mereka kepada keluarga jenni dengan menaruh racun dalam obat jenni. namun keajaiban datang pada Jenni ketika William mulai menaruh hati kepada Jenni wanita yang selalu ditemaninya itu dan dilindungi nya, awalnya dia hanya berpura-pura melindungi nya namun semakin lama dia merasa kasihan melihat jenni perasaan itu semakin membuat nya takut untuk menghabisi nyawa gadis tunanetra itu dan berubah menjadi rasa sayang bahkan berbuah cinta sehingga takut untuk kehilangan Jenni. Jenni dengan tongkat panjang di lengannya berdiri menghadap ke arah william "aku tau ini hanya sebuah obat tapi didalamnya terdapat racun yang mematikan". hanya dengan mencium aromanya saja ucap "Jenni" dengan air mata yang hampir jatuh "kau tidak perlu meracuniku Secara sembunyi-sembunyi jika aku lenyap dapat menghapus dendam mu terhadap keluarga ku aku akan meminumnya untuk mu" Jenni mulai meraba sisi kirinya dan mengambil segelas air putih lalu memasukan kapsul itu ke mulutnya dengan dibantu dorongan segelas air putih yang membuat obat itu kini benar-benar masuk ke tubuhnya dan menyatu.

Sintia_2887 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
5 Chs

Part 5.

hari ini adalah pesta perjamuan makan malam yang diselenggarakan oleh perusahaan Lion, pesta ini begitu mewah dan megah, bagaimana tidak yang hadir dalam acara ini hanya orang-orang tertentu saja seperti pejabat negara dan para pengusaha sukses.

tak hanya itu mereka juga mengundang beberapa rekan Artis yang juga bekerjasama dengan perusahaan Lion.

William yang sedang duduk sambil menunggu Jenni yang sedang di dandani oleh Make up Profesional hanya bisa bersabar sambil sesekali menenggak wine di tangannya.

"kenapa lama sekali ?

ucap William keada Robert.

"sebentar lagi selesai tuan mohon tunggu sebentar lagi ....."

Robert dengan lembut menjawab pertanyaan bos nya itu.

setelah menunggu lama akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba yaitu sesosok wanita yang begitu cantik berjalan kearahnya dengan dituntun oleh bi Ima Jenni yang mengenakan gaun berwarna merah dengan renda menjuntai kelantai dan rambut terurai dengan riasan layaknya tuan putri dalam cerita dongeng membuat siapapun yang melihatnya akan jatuh hati padanya.

William hanya bisa terbelalak melihat pesona kecantikan yang terpancar dalam diri wanita yang tidak lain dari adiknya tersebut yaitu Jenni.

"uhuk uhuk uhukkkk ....."

suara dengus Robert kepada tuannya tersebut karena dari tadi William hanya terpaku menatap wajah cantik Jenni yang berdiri dihadapannya itu.

"kenapa kakak diam saja apakah riasan ini tidak cocok untukku...."

"Tidak kau sangat cantik sekali hari ini Jenni"

Wajah Jenni lagi-lagi merona karena ucapan William yang memuji pesonanya itu.

"kenapa masih menggunakan tongkat ini bukankah sudah ada kakak"

ucap William Kepada Jenni.

"tapi ini adalah satu-satunya alat penuntun ku untuk berjalan" Jawabnya.

"tidak perlu..."

William mencoba menyingkirkan tongkat yang berada di lengan Jenni.

"kau bisa berjalan dengan menggenggam tanganku dan mengikuti langkah kakiku..."

ucap William sambil mengusap rambut Jenni.

"hemmmmm"

Jenni hanya menganggukkan kepalanya menuruti permintaan William.

"bolehkah kakak mu ini menggenggam tangan mu yang lembut ini...."

dengan sesekali menggoda jenni.

"tentu saja karena yang boleh menggenggam tanganku saat ini hanya kakak saja"

ucap Jenni.

dan William akhirnya merangkul tangan jenni

Hati William berkecamuk entah apa yang sedang dia rasakan terhadap adiknya yang menjadi musuhnya saat ini yang pasti ada banyak rasa yang tidak dia mengerti saat bersama Jenni entah itu cinta atau Hanya perasaan sesaat saja, raganya mungkin menolak keberadaan Jenni namun batinnya selalu terdapat ruang untuk Jenni Perlahan masuk.

William tenanglah ini hanya sandiwara sebelum perempuan ini menemui ajalnya,

Umpat William dalam hatinya sambil menahan Nervous nya ketika menggenggam jari-jemari Jenni.

kini mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan dan melangkah bersama menuju mobil yang sudah disiapkan untuk mengantarkan mereka ke pesta itu.