Gu Yiling mempelajari hal itu dari Mu Siyin. Mu Siyin juga selalu mengatakan bahwa lebih baik mempercayai keberadaan orang yang sudah mati daripada merasa mereka sudah tidak ada. Dia selalu bersama dengan Mu Siyin dan gadis itu benar-benar berpikir bahwa tidak boleh memaki orang yang sudah mati, baik itu dalam keadaan baik ataupun buruk. Karena mereka bisa mendengarmu.
Sebenarnya Nyonya Gu sedang membicarakan Mu Siyin, namun tiba-tiba teringat dengan Mu Siyun dan justru menyalahkannya. Nyonya Gu jadi berpikir bahwa perkataannya memang sedikit tidak pantas setelah mendengar ucapan anaknya, dia buru-buru tersenyum, "Aku tahu, aku tahu."
Gu Yiling hanya berdehem lalu bertanya dengan ragu, "Oh iya, ma, yang mendanai keluarga Mu adalah presiden Tengyue, lalu siapa yang mendanai kita?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com