webnovel

Aku Mendapatkan Miliarder di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 1

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Akibat populasi manusia yang semakin parah, pemerintah negara akhirnya tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan kebijakan yang berisi, Negara akan memberikan pasangan bagi warga negara yang telah lulus universitas tapi belum juga menikah.

Ingin menolak?

Bisa saja, selama kamu mampu membayar pajak bujangan yang mencapai puluhan juta per harinya.

Sebagai primadona di Universitas Ciputra, Sintia Yazid sangat yakin dia tidak akan mungkin mengalami nasib yang menyedihkan seperti itu dan membutuhkan negara untuk memilihkan pasangan untuknya. Namun, tepat di hari kelulusannya, dia dicampakkan oleh sang kekasih yang sudah berjanji akan menikahinya. 

Tanpa akta nikah, Universitas tidak boleh mengeluarkan ijazah kelulusan, dan perusahaan juga tidak boleh mempekerjakan mereka. Ini adalah peraturan yang telah ditetapkan negara. Dia tidak mampu membayar pajak bujangan, jadi mau tidak mau, dia akhirnya naik bus yang telah diatur oleh universitas menuju Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk mengantri mendapatkan pasangan. 

Sebelum memasuki lobi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dia mendengar suara khas dari radio yang berbunyi, "Siapa kita?" "Bujangan!"

"Kenapa tidak mencari pasangan sendiri?" "Karena kami menikmati kesendirian kami!"

"Katakan sekali lagi!" "Karena kami jelek!"

Ding Dong—---

Pintu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pun perlahan terbuka…..

Sintia Yazid menyentuh wajah cantiknya, kemudian memberanikan diri untuk melangkah masuk. Setelah menyelesaikan prosedur yang ditetapkan, dia berdiri di depan komputer seraya menarik napas gugup. Kebahagiaan hidupnya harus bergantung pada komputer yang memilihkan nomor untuknya?

Bagaimana jika dia mendapatkan pasangan yang jelek?

Sintia Yazid membenci mantan kekasihnya setengah mati, 'Jika dia ingin putus, seharusnya dia memutuskanku lebih awal. Kenapa harus menunggu sampai hari kelulusan. Aku kan jadi tidak punya waktu lagi untuk memilih suami yang potensial, dan terpaksa harus dipilihkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil!'

'Ada begitu banyak pria yang mengejarku di kampus sebelumnya. Betapa butanya diriku sampai bisa jatuh cinta pada pria bajingan itu?'

'Pria brengsek yang membuatku sengsara!'

'Aku tidak akan melepaskan pria brengsek itu kalau sampai aku mendapatkan pasangan yang suka merokok, minum, berjudi dan suka melakukan kekerasan dalam rumah tangga!'

"Jangan berlama-lama. Kamu tidak bisa mencari pasangan sendiri, jadi negara berbaik hati untuk memberimu pasangan. Apa yang kamu lakukan? Cepat pilih nomornya."

Aturan untuk memilih pasangan dengan lotre adalah, komputer akan secara acak memberikan sepuluh nomor, dan peserta akan memilih salah satunya. Nomor itu sesuai dengan pasangannya.

Melihat sepuluh angka itu, Sintia Yazid benar-benar ingin mengumpat, 'Seharusnya kalian memberitahuku bagaimana orang yang mewakili setiap angka ini, tinggi badannya, berat badan, usia, pendidikan, latar belakang keluarga, kelebihan dan kekurangan, kebiasaan buruk, dan lain-lain…..'

'Tidak ada informasi apapun selain nomor yang terlihat dingin ini, bagaimana aku bisa memilih?'

"Hei, kamu. Jika kamu masih belum juga memilih nomor dalam waktu 30 detik, maka sistem akan memilihkan nomor untukmu sendiri. Jangan menyesal jika itu terjadi."

Seorang staf mengingatkannya dengan ramah sambil mengunyah biji kuaci.

Sayangnya, staf terlambat mengingatkannya. Tiga puluh detik telah berlalu tanpa ia sadari, kemudian komputer secara otomatis memilih nomor.

[Selamat Nona Sintia Yazid. Negara telah menetapkan No. 1314521 sebagai pasangan Anda. Silahkan menuju meja layanan untuk mendapatkan informasi identitas No. 1314521. Saya harap Anda memiliki pernikahan yang bahagia dan mendapatkan dua anak dalam satu tahun.]

Sintia Yazid, "..."

'Diam, aku bukan mesin pencetak anak!'

'Tapi No. 1314521 cukup menguntungkan!'

'Sayangnya, se-menguntungkan apapun itu, aku tetap dianggap sebagai mesin pencetak anak!'

Sekarang, dia hanya ingin menyelesaikan semua proses ini secepat mungkin. Menemukan pasangan, mendapatkan kartu pasangan resmi, kemudian kembali ke kampus dan menggunakan kartu itu untuk mengambil ijazah. Dia masih harus menggunakan kartu pasangan resmi dan ijazah untuk mencari pekerjaan di pasar kerja.

Selama dia menemukan pekerjaan dan menghasilkan uang, dia masih punya kesempatan untuk membayar pajak perceraian dan mencari suami baru yang ideal.

"Nona Yazid, ini adalah nama pasangan Anda. Silahkan diambil. Kami telah memberitahu pasangan Anda untuk menjalani prosedur bersama Anda. Berdasarkan hukum negara kita, Anda harus tinggal di rumah pasangan Anda ke depannya. Dan staf Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat mengunjungi rumah kalian kapan saja."

Sintia Yazid mengangguk dengan enggan. Ia mengambil dokumen informasi tersebut, melirik nama pasangannya yang tertera di sana dan langsung membeku dalam sekejap.

'Julian Yazeed?'

'Kenapa nama ini terdengar sangat akrab?'

'Ah! Aku ingat!'

'Bukankah miliarder yang ada dalam daftar orang kaya di Forbes itu bernama Julian Yazeed?'

Sintia Yazid terbelalak, 'Negara tidak mungkin memberiku suami seorang miliarder, kan?'

'Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin aku bisa begitu beruntung?'