webnovel

Cinta dalam dendam

Cinta yang hadir tanpa Rakha sadari karena tetutup oleh dendam, membuat ia sangat membenci Novia. Gadis yang sangat berarti pada kehidupannya dulu. Saat sebuah kenyataan mulai terungkap serta ingatan yang mulai muncul sedikit demi sedikit membuat ia sadar bahwa kebenciannya tak beralaskan. Seolah takdir tak memihak padanya saat semua ingin ia ulang kembali kenyataan bahwa saudaranya sendiri adalah rival untuknya, belum lagi ia harus berurusan dengan orang misterius yang juga bagian dari masa lalu Novia. Akaknkah Rakha bisa memperjuangkan Cintanya kembali ataukah harus merelakan Novia dimiliki oleh Nicho saudaranya atau sang pria misterius yang seorang Mafia.

Tika_Mutiara · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
16 Chs

Ternyata Rakha

"Lho dari mana?" pertanyaa seorang pria kepada pria yang lain yang kini sedang bermain dengan benda pipih di tangannya.

"Nggak perlu sok perhatian deh!" jawabnya sinis tanpa memandang lawan biacaranya. "Gue ini abang lho, gue berhak tau semua urusan lho!ngerti?".

"Gue juga tau lho kakak gue, tapi bukan berarti lho harus tau tentang kehidupan gue Nic." nada bicaranya naik satu oktaf.

"Gue heran sama lho, kalau gue pikir-pikir, lho itu cinta ma dia, tapi rasa tak terima akan kenyataan itu buat lho benci ma dia." Nicho menerawang seolah sedang membayangkan sesuatu.

"Nic! gue tegasin sekali lagi ya!" matanya menatap horor kakaknya yang bernama Nicho. "Gue nggak cinta ma dia! tapi gue dendam ma dia, dia udah buat Sonia ninggalin gue selamanya dan karna itu gue akan buat hidup dia menderita selama gue belom bahagia maka dia juga nggak akan bahagia paham!" pria itu lantas beranjak dari sofa yang ia duduki, namun sebelum ia melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga ia berhenti karna ucapan kakaknya.

"Sampai kapan lho mau buat dia menderita? Apa lho belum puas ngebuat dia gagal nikah sampai dua kali hah?!" Nicho beranjak dari duduknya menghampiri pria yang di panggil adiknya tersebut dan saat ia berada di depan lawan bicaranya Nicho melnjutkan ucapnnya.

"Kalau lho nggak cinta ma Novi dan pengen ngeliat dia menderita, biar gue yang cintai dia dan ngebuat dia bahagia dengan cara gue sendiri." Nicho menekankan setiap kata yang terlontar dari bibirnya. Sementara adiknya hanya mengeraskan rahang dan nafasnya mulai naik turun namun Nicho tak perduli akan hal itu malah ia menyambungkan ucapannya kembali karna melihat adiknya tak berucap sepatah katapun.

"Lho itu munak Kha, lho adalah iblis berujud malaikat! lho udah ngebuat Novia menderita selama ini, apa tujuh tahun nggak cukup buat lho ngebalas sakit hati lho ke dia? Bukan cuman lho yang kehilangan Sonia tapi dia juga," ucapnya.

"Kalau lho masih niat buat dia menderita lagi, gue bakalan ikut campur." tantangnya dengan tegas.

Rakha yang tak terima dengan iti semua lantas buka mulut.

"Lho nggak bakalan tau rasanya kehilangan orang yang lho sayang Nic!" teriakannya itu menggema di seluruh penjuru rumah, Nicho lantas berhenti saat sudah menaiki beberapa anak tangga mendengar ucapan adiknya.

"Dan lho nggak bakalan tau rasanya sakit, saat lho liat dengan mata kepala lho sendiri cewek yang lho cintai harus menderita oleh orang yang sayang". Diam tak ada kata yang terlontar. Nicho kembali berkata.

"Gue tau lho cinta ma dia, lho jangan lupa bahwa hati yang kini bersemayam di Novia adalah milik Sonia. Dan secara nggak langsung dengan ngebuat Novi menderita lho juga udah ngebuat Sonia menderita". Nicho kemudian melanjutkan langkahnya menuju lantai atas dimana kamarnya berada.

Sementara Rakha diam di tempat ia berdiri tak bergerak ataupun berucap.

Argggggghhhhhhh,

ia menganyunkan kepalan tangannya hanya bisa meninju angin menyalurkan amarah serta rasa kesal dan benci yang merayap menjadi satu dalam hati dan pikirannya. Rakha lantas segera menaiki anak tangga yang beberapa saat lalu terhenti.

ceklekk..

Suara pintu yang terbuka dan diiringi suara kunci yang terputar pertanda telah terkunci. Rakha berjalan untuk menyalakan lampu melihat berbagai lukisan serta bingkai foto yang tersusun rapi dan terpajang dengan indah dalam sebuah ruangan yang berada dalam kamarnya.

Ia lantas mendekati sebuah lemari menarik salah satu lacinya dan mengambil bingkai foto. Disana masih terlihat jelas senyum seorang wanita berambut gelombang, dengan sedikit noda kue di pipi mulusnya, di sampingnya wanita itu menyuapkan potongan kue kepada seorang pria, dan di depannya ada kue ulang tahun dengan angka dua puluh. Rakha mengusap foto tersebut kemudian mengambil lagi foto yang lainnya. Disana dengan wanita yang sama, sedang mencium pipi sebelah kanan seorang pria yang sama pula, berganti dengan puluhan bahkan ratusan foto yang lainnya. Tangannya menarik sebuah foto yang berbeda dari foto sebelumnya. Tiga gadis dengan umur yang berbeda tengah berdiri di sebuah pelaminan dengan salah satunya menjadi mempelai. Matanya berair kala ia melihat dua wanita yang saling berpelukan. Ia mengusap salah satunya.

"Nia! kenapa kamu ninggalin aku sendiri" ucapnya lirih bersamaan dengan itu air matanya mengalir.

"Kamu janji kan akan selalu ada buat aku? kamu juga janji bakalan hidup semati denganku! tapi kenapa kamu ninggalin aku dan ngasih hati kamu ke dia!" ia mengusap gadis yang berada di samping foto Sonia.

"Gara-gara dia kan kamu pergi selamanya, aku janji nggak bakalan buat dia bahagia, aku sayang kamu Nia, aku kengen kamu" ucapnya sambil memeluk foto-foto yang ia pengang dan lihat sedari tadi dan air matanya masih setia membasahi pipi Rakha.

"Kamu...!!" menunjuk foto Novia.

" Membuat kamu menangis adalah kebahagiaan untuk ku dan selama aku menderita maka kamu juga harus menderita." ucapnya pada foto tersebut seolah ia sedang berbicara dengan pemiliknya. Matanya beralih kembali pada foto Sonia.

"Aku bakalan jaga hati kamu yang kamu berikan padanya sayang. Kamu dulu pernah bilang kan, kalau dalam hati kamu hanya ada aku. Maka di manapun hati kamu berada dan di tubuh siapun dia bersemayam aku akan selalu menjaganya karna itu milikku dan selamanya akan menjadi milikku. Rakha lantas mencium foto iti dan meletakkanya di tempat semula, ia berjalan menuju pintu keliar ruangan itu. Setelan sampai ia mendapati Nicho sudah duduk manis di sofa kamarnya.

Rakha tak menghiraukan kehadiran Nicho. Menganggap dia seolah hanya bayangan sampai kata-kata Nicho membuat Rakha berhenti dari niatnya ingin ke kamar mandi.

"Lho cinta kan sama Novi?"tanyanya dengan wajah serius.

"Gue udah bilang, gue nggak cinta ma gue cuman nggak mau hati milik gue di huni oleh orang lain." jawabnya.

"Itu berarti lho nggak rela kalau Novi nikah ma orang lain, bukan karna hati yang dia pake sekarang itu punya Sonia tapi karna lho juga cinta ma dia".

Rakha mendekat ke arah kakaknya dan berkata.

"Gue nggak cinta ma dia, tapi gue benci dia, dan selama kebencian gue belom hilang maka dia juga harus mendrita."

"Kalau lho nunggu kebencian lho ilang, maka gue bakalan rebut hati Novia dengan cara gue sendiri, dan gue pastiin lho nggak bakalan bisa buat dia nangis lagi."

"Lho nantangin gue Nich?"

"Menurut lho!"

"Jangan pernah bermimpi buat dapetin hati Sonia karna itu milik gue!"

"Iya itu memang hati Sonia tapi dia berada pada tubuh Novia, so!! berarti itu sekarang milik Novi bukan?, jadi gue berhak buat berjuang".

"Berani lho bertindak lho berurusan ma gue!"..

"Lets see!! Brother!!" ucapnya sambil meninggalkan kamar Rakha.

Arggggghhhhh...!!! Sialan

Rakha berjalan menuju wastafel dan melihat bayangan dirinya di cermin.

" Aku cuman jagain hati milik ku Nia, aku nggak mungkin suka sama Novi apalagi Cinta, aku cuman cinta kamu Nia" ucapnya pada bayangan dirinya di cermin.