"dasar pelacur... bahkan kau tak pantas untuk hidup" wanita itu berteriak pada seorang gadis yang pakaiannya telah robek karena ditarik paksa. sebuah tamparan, pukulan dan tendang ia terima dengan tubuh lemasnya. walaupun wajah itu terlihat pucat dan lusuh tapi tidak dapat menutupi kesan cantik diwajahnya. gadis itu meneteskan air mata dan tergulai lemas dilantai. luka lebam disekujur tubuh putihnya mulai meradang menimbulkan rasa nyeri yang teramat hingga dia tak sanggup lagi untuk bergerak. tak ada seorangpun yang mau menolongnya. hanya karena rasa iri orang lain terhadapnya dia harus menanggung semuanya. hanya karena sebuah fitnah yang tak mendasar dan ditambah image buruk yang melekat padanya dia hampir mati karenanya. dan hanya karena tubuh itu yang tak pernah terawat lagi hingga ia menyerah akan kehidupan walaupun jiwanya masih menuntut keadilan atas hidupnya.
"sayang, dengarkan aku dulu... tenang, jangan seperti ini, malu dilihat orang" aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa hanya hubungan atasan dan bawahan". kata Adi seorang manajer di sebuah restoran cepat saji, yang mencoba menenangkan istrinya yang sedang menghajar kariyawan wanitanya.
"bohong..." aku sudah beberapa kali memergoki kalian sedang berduaan di dalam kantormu. bahkan kamu juga pernah mengantarnya pulang" apa itu tidak cukup ?" dan lagi aku melihat noda lipstiknya di bajumu dan bau parfum wanita itu"... apa masih kurang jelas kalau kalian berdua bermain di belakangku" menarik nafas panjang dan berkata dengan emosi "pelacur ini memang pantas mati" sambil memukul-mukul gadis yang sudah tergulai lemas dihadapannya. dia menendang tepat di perut gadis ini dan tanpa sadar dengan penuh emosi memukulkan sebuah Vas bunga ke kepala gadis itu, seketika darah segar pun mengalir. dan tak lama kemudian tubuh gadis itupun tumbang dengan pasti dan tanpa menunjukan kehidupan.
semua tamu yang ada di restoran itupun menjerit ketakutan" ada pembunuhan"... ada pembunuhan" ... dia membunuh gadis itu"... teriak orang-orang karena melihat darah yang begitu banyak dan korban yang tak bergerak sedikitpun.
"aku...aku...aku tidak bermaksud membunuhnya.." aku hanya berusaha memberinya pelajaran" .
suamiku... percayalah padaku" aku tidak bermaksud membunuh gadis itu". wanita itu dengan terbata-bata memohon pada suaminya agar dia percaya padanya bahwa dia tidak ingin membunuh gadis itu dan hanya akan memberikan sebuah pelajaran karena berani merebut suaminya.
tapi sang manajer atau suami dari wanita yang telah melakukan tindakan pembunuhan itu menepis tangan istrinya dan berkata dengan dingin "aku sudah memperingatkanmu tadi tapi kau tak mendengarkanku. sekarang kau urus sendiri masalahmu" dan berlalu pergi meninggalkan kerumunan itu dan meminta kariyawan lain "segera panggil ambulan bila perlu panggil juga polisi!" perintahnya.