Bab 167.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, sepanjang jalan kami lebih banyak diam, mungkin karena kelelahan dan mengantuk, jadi sepi rasanya di dalam mobil. Mas Harry menghidupkan musik untuk mengusir rasa kantuknya.
Untung Papa Angkasa duduk di jok depan, jadi ada teman bicara. Sedangkan ketiga anakku mulai terlelap. Mama Mentari berulang kali menguap, untuk mengusir rasa kantuknya, ia keluarkan sisa snack dari dalam tas bekal.
Mona dan Dedek Za melihat si Oma ambil makanan, langsung hilang ngantuknya. Melirik ke tangan si Oma yang udah penuh snack. Hm ... Dasar anak bocil, pantasan Rey sering menjuluki sebutan itu ke Mona dan Dedek Za. Aku yang melihat tingkah mereka langsung terkekeh.
"Udah sampai mana mimpi kalian?" ejekku.
"Idiih, Bunda ngejek aja deh!" sungut Mona.
"Haa... haa, beneran loo," sahut Mama.
"Sudah, gak usah berisik, ini Oma bagikan snack untuk kalian!"
Mona dan Za pun tersenyum lalu membuka snack pemberian Oma-nya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com