webnovel

Cheza

Kehidupan gue benar-benar hancur lebur. Masa depan cerah yang gue harapkan tiba-tiba berubah hitam kelam, tanpa celah. Kehidupan baik yang gue dambakan benar-benar pergi meninggalkan gue sendiri. Mencoba untuk bangkit tapi tidak ada pegangan. Mencoba untuk terus berjalan namun kaki terjerat. Mencoba untuk mengakhiri tapi tuhan tidak mengizinkan. Gue capek harus dijadiin pelampiasan emosi dirumah terus-menerus dan digambang oleh laki-laki yang nggak punya otak. "TUHAN GUE CAPEK , GUE MAU MATIII! " "Emang lo yakin mau mati seperti itu? Loncat dari rooftop rumah sakit?Bunuh diri nggak menyelsaikan masalah" "GUE NGGAK PEDULI" [Cerita ini di ambil dari kehidupan nyata. Dari perempuan yang sangat tangguh dalam menjalani kehidupannya yang tidak henti-henti di hujanni cobaan berat] [Cerita ini adalah juga adalah curahan hatinya selama ini , bentuk keputus asaannya pada kehidupan dan juga pelajaran, nasihat untuk laki-laki yang berperan sebagai kakak ataupun ayah di dalam kehidupannya] -No plagiat- ©Narumik2020

narumik · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
5 Chs

Lima : Trauma

Hari ini Cheza tidak masuk kelas , ia mengurung dirinya di Rooftop sampai jam pulang . Cheza membaca grup sekolahnya yang isinya tentang berita dirinya yang digelari"Cheza ternyata pelacur." Cheza takut untuk bertemu dengan orang-orang yang menyorakinya dengan sebutan yang tidak pantas . Sedangkan mereka tidak tahu apa yang terjadi .

Cheza tidak mau pulang sebenarnya ,tapi dia juga takut untuk tinggal di sekolah , takut hantu. Cheza berusaha untuk menyeret tubuhnya sendiri pulang kerumah , mencoba  mengabaikan rasa-rasa sakit yang menjalar di tubuhnya ataupun di batinnya.

Setiap langkah Cheza , ia hanya memandang kosong pikirannya entah kemana-mana . Sampai-sampai tadi dia hampir ditabrak mobil karena menerobos menyebrang jalan tanpa melihat lampu lalu lintas.

Saat sampai di rumah , Joko sengaja menunggu Cheza di depan pintu rumah dengan emosi yang tergambar jelas di jawabnya. Cheza tidak menyadari Joko karena dirinya melamun . Helsya dan Gean hanya bisa menyimak.

Joko menarik Cheza dengan kasar hingga Cheza terhenyak . Joko mendorong tubuh Cheza hingga membentur tepian lemari . Cheza meringis kesakitan . Tubuhnya hampir mati rasa akibat terlalu banyak menahan sakit hari ini.

"DASAR ANAK KURANG HAJAR!" bentak Joko. Cheza meringis kesakitan lagi saat ikat pinggang milik papanya mencambuk tubunya . Tenaga Cheza sudah habis untuk melawan papanya atau sekedar menghindar saja sudah tidak bisa. Cheza juga tidak menangis seperti yang tadi-tadi. Dia hanya diam dan pasrah.

"KAMU CUMA BISA BIKIN MALU!!"

PLAAK!!!

PLAAK!!

PLAAK!!!

Helsya sudah tidak tahan lagi melihat kakaknya disiksa seperti itu . Helsya tidak dapat berbuat apa-apa selain hanya berdoa pada Tuhan untuk menyelamatkan Cheza.  Sedangkan Gean diam seribu bahasa.

"U-udah.... Ya-h pa , a-aku capek.  Aku ng-ngak sang-gup lag-gi " ujar Cheza tersengal-senggal antara menahan sakit dan menahan sesak yang ada di dadanya. 

Kepala  Cheza yang beberapa detik lalu masih bisa terangkat kini terkulai lemas dan dia tidak sadarkan dengan isi posisi menelungkup di lantai.

"KAK CHEZAAA!!" Teriak Helsya menghampiri Cheza untuk Menyadarkan kakaknya itu . Helsya mencoba mencari denyut nadi Cheza dan sedikit lega karena masih ada denyutan meski lambat.

"PAPAA ,KAK GEAN CEPATTT BAWA KAK CHEZA KE RUMAH SAKIT . CEPATT" teriak Helsya .

Joko ataupun Gean sama-sama diam . Kemudian Joko pergi menuju kamarnya tanpa rasa kasihan. Gean hanya mematung, pikirannya kacau.

"Dia emang Pantas Mendapatkan itu."

"PAPA TEGA !! KAK GEAN BURUAN. BAWA KAK CHEZA . BI MINAHHH!! MANG UDIIINNN BANTUIN KAK CHEZA HIKS" teriak Helsya sekuat-kuat tenaganya menjerit.

"Astaghfirullah, Inalillah."

Bi Minah dan mang Udin datang lalu membantu Helsya membawa Cheza kerumah sakit.

🌚🌚🌚

Hujan mengguyur kota Jakarta  dengan  lebat.  Cheza sudah siuman beberapa jam yang lalu. Ia menatap  kosong kearah jendela rumah sakit.   Cheza masih berharap apa yang dia alami ini hanyalah mimpi buruk,  tapi ternyata  adalah sebuah kenyataan pelik. 

"Gimana rasa badanmu Cheza ?"tanya  dokter yang baru saja masuk dengan dua orang perawat di belakangnya. 

Cheza tidak merespon, ia masih larut di dalam lamunannya . Dokter Ratna yang menyaksikan  kondisi Cheza ikut prihatin.  Sebagi dokter dia sudah bisa menebak  kemungkinan  apa yang terjadi  pada Cheza. 

Dokter Ratna berhati-hati menyentuh tangan Cheza untuk menyadarkannya. 

"JANGAN SENTUH SAYA! " teriak Cheza spontan menjauhkan dirinya dan menepis kasar tangan Dokter Ratna.  Lalu bersembunyi  dibalik selimut.

"Saya dokter Ratna,  jangan takut oke" Ujar Ratna berhati-hati  menenangkan  Cheza.

"Kamu bisa  membuka  selimut  dulu untuk memastikannya"

Cheza menggeleng dan mengeratkan pegangannya pada selimut  agar tidak satu orangpun bisa  menyibaknya.

"PERGI !!!"

"Saya dokter Ratna , dokter kamu cheza. Sayang buka dulu selimutnya. Ini saya dokter Ratna" ujar Ratna meyakinkan Cheza.

" JANGAN PANGGIL  SAYA DENGAN SEBUTAN ITU.  SAYA BENCI . SAYA JIJIK. PERGI KAU . DASAR LAKI-LAKI BIADAB" maki Cheza  dan kemudian terisak  lagi.

Dokter Ratna dan kedua suster itu tertegun  dan  saling pandang.  Ternyata  hipotesis Ratna benar,  bahwa Cheza sudah mengalami tindakan kekerasan seksual.

Ratna mendekati Cheza,  mencoba  membuka selimutnya walaupun  di genggam kuat oleh  Cheza.  Ratna langsung memeluk Cheza  memberikan  ketenangan dan rasa aman. 

"Saya ada di sini.  Kamu yang tenang ya.  Lelaki biadab  itu udah nggak disini lagi.  Kamu aman dengan  kami.  Tenang Cheza  . Rileks " ujar Ratna lembut  di telinga  Cheza. 

Cheza yang tadinya memberontak dan menggigil ketakutan mulai tenang. Pelukan dokter Ratna yang hangat membuat Cheza rindu sosok Defani, mamanya.

"Ma..ma aku takut ma"

🌚🌚🌚

Gean diam-diam  mengikuti  mobil mang udin yang membawa Cheza kerumah sakit.  Gean menyaksikan  semuanya,  termasuk teriakan ketakutan Cheza tadi di dalam kamar inapnya. 

Ada rasa bersalah di hati Gean. Tapi,  rasa  itu dia tepis jauh-jauh  lagian toh dia juga dapat benefit dari semua ini.  Dia bisa mendapatkan  mobil mewah setiap bulannya dari sorum mobil kenzo dan uang puluhan juta lainnya hari  teman-temannya yang lain. Oke Gean egois !

Gean mengintip dari celah  pintu yang tidak tertutup rapat.  Cheza  adiknya itu begitu kacau.

"Ma..  Ma aku takut" lirih Cheza  terdengar sayup-sayup  dari dalam kamar.

"Ma..  Cheza takut.  Mama jemput Cheza  . Bawa Cheza ma.  BAWA CHEZA MA!!! " ujar Cheza lirih dan kemudian tiba-tiba  berteriak  di dalam pelukan dokter  Ratna.

Gean menyandarkan punggungnya  ke dinding yang dingin, lalu memejamkan matanya beberapa saat.

Tring!

Uangnya udah  gue transfer.  Bayaran semalam. Besok adik manis lo giliran kami. 

Thanks bro.

Gean hanya membaca notifikasi  itu dari berandanya dan selang beberapa menit kemudian notifikasi dari bank mobilenya masuk. 

Trx Rek, xxxxxxxxxxx

CN masuk xxxxxxxxx

Sebesar Rp. 16.000.000,00

Pada tanggal 14 oktober 2020

21.34.00

Setelah  mendapatkan uangnya,  Gean mentransfer  lagi ke rekening papanya,  bapak Joko jehuandra kemudian pergi  meninggalkan  rumah sakit .

Apa gue jahat?