webnovel

Cheza

Kehidupan gue benar-benar hancur lebur. Masa depan cerah yang gue harapkan tiba-tiba berubah hitam kelam, tanpa celah. Kehidupan baik yang gue dambakan benar-benar pergi meninggalkan gue sendiri. Mencoba untuk bangkit tapi tidak ada pegangan. Mencoba untuk terus berjalan namun kaki terjerat. Mencoba untuk mengakhiri tapi tuhan tidak mengizinkan. Gue capek harus dijadiin pelampiasan emosi dirumah terus-menerus dan digambang oleh laki-laki yang nggak punya otak. "TUHAN GUE CAPEK , GUE MAU MATIII! " "Emang lo yakin mau mati seperti itu? Loncat dari rooftop rumah sakit?Bunuh diri nggak menyelsaikan masalah" "GUE NGGAK PEDULI" [Cerita ini di ambil dari kehidupan nyata. Dari perempuan yang sangat tangguh dalam menjalani kehidupannya yang tidak henti-henti di hujanni cobaan berat] [Cerita ini adalah juga adalah curahan hatinya selama ini , bentuk keputus asaannya pada kehidupan dan juga pelajaran, nasihat untuk laki-laki yang berperan sebagai kakak ataupun ayah di dalam kehidupannya] -No plagiat- ©Narumik2020

narumik · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
5 Chs

Empat : Kehancuran

Cheza dibawa kesalah satu apartemen elit yang dia tebak ini adalah apartemen salah satu teman-teman kakaknya , Gean.  Cheza tidak bisa kabur , tangannya di borgol , lelaki itu terus menarik-nariknya secara paksa dan yang benar saja dirinya hampir jatuh .

Cheza digiring ke lantai 24 karena cowok itu menekan angka 24 saat masuk kedalam lift . Air matanya terus menerus berjatuhan . Cheza tidak pernah sama sekali mengira hal itu terjadi padanya . Cheza juga kecewa berat dengan Gean . Lelaki kedua yang cheza cintai didalam hidupnya tega melakukan ini pada dirinya yang secara nyata adalah adik kandungnya sendiri.

Ma tolong tanyakan pada Tuhan dosa apa yang aku lakuin sampai dibalas seperti ini . Ujar Cheza di dalam hati.

Ting!

Pintu lift terbuka , Cheza tersadar dari lamunannya dan dikembalikan kepada kenyataan pelik yang akan menimpa dirinya.

"Buruan lama amat Lo" bentak Jhosua , mendorong Cheza keluar dari lift dengan kasar.

"Nggak kasar bisa nggak sih!" Sengit Cheza.

Jhosua membuka pintu apartemennya . Mereka sudah di sambut oleh laki-laki tua Bangka yang udah berumur hampir 60 tahun . Tubuh Cheza langsung bergetar ketakutan.  Keringat dingin mulai bermunculan. Om-om itu menatapnya dengan penuh nafsu dan Cheza sangat takut.

"Nih om yang aku bilang . Adeknya si Gean . Sesuai dengan yang di ceritakan" Ujar Joshua .

"Om bangga sama kamu. Langsung om suruh sekretaris om untuk transfer uang  malam ini juga" ujar om-om tua Bangka itu.

Badan Cheza langsung lemas mendengarnya . Ia sangat sangat takut , dia tidak mau apa yang dia takutkan terjadi. Umurnya masih 17 tahun dan masa depannya masih Panjang. Cheza menangis sejadi-jadinya.

" Siap om.  Kalau gitu aku tinggal ya" ujar Joshua tersenyum lebar bahagia.

Joshua menuju pintu keluar , Cheza langsung lari menyusul dengan keadaan tangan masih di borgol .

"Jangan tinggalin gue , gue takut " teriak Cheza.  Joshua mendorong Cheza hingga tubuhnya terjatuh ke lantai dan tidak bisa ikut kabur dengannya.

" Kamu mau kemana sayang~" ujar Om-om itu . Cheza merasakan bulu kuduknya meremang sangking takutnya . Ia berusaha menghindari lelaki tua Bangka itu .

Om-om berotak mesum dan sudah di penuhi nafsu yang menggebu-gebu menyeret Cheza seperti hewan ke dalam ruangan tengah apartemen . Sakit akibat cambukan  tadi pagi belum sehat dan sekarang di tambah sakitnya benturan-benturan dari lantai yang tidak berperasaan mempertegas kehancuran Cheza.

Cheza berteriak sekuat tenaga meminta tolong  namun nihil tidak akan ada yang bisa mendengarnya selain lelaki biadab itu .

"hayolah sayang malam ini kita bersenang-senang" om-om mesum itu mendekat ke arah Cheza yang sudah dipenuhi air mata dan berteriak-teriak seperti kesetanan. Bukannya iba lelaki biadab itu malah kesenangan.

"JANGAN SAYA MOHON "

Lelaki biadab itu menjamah tubuh Cheza tiada ampun . Malam ini adalah malam kehancuran bagi Cheza. Mahkota yang selama ini dia jaga sudah di rusak oleh OM-OM TUA BANGKA PENUH NAFSU itu . Cheza benar-benar kecewa dengan Gean yang sudah menjualnya seperti ini.

🌚🌚🌚

Cheza mengedipkan matanya beberapa kali , kamar itu sepi hanya dirinya disana. Cheza tidak peduli kemana lelaki biadab itu pergi. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya , namun setiap inci tubuhnya kini dipenuhi rasa sakit terlebih di area feminimnya.  Air mata Cheza yang sudah kering kembali meneteskan air matanya. Cheza menatap langit-langit apartemen dengan kosong.  Cheza benci pada dirinya sendiri karena bodoh tidak bisa melarikan diri .

Cheza berusaha untuk bangkit . Melilitkan selimut untuk menutupi tubuhnya , lalu Cheza menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya . Cheza membiarkan air shower yang dingin mengalir di tubuhnya yang sudah tidak lagi suci itu. Cheza kembali menangis , bukan hanya fisiknya yang sakit tapi batin, dan hatinya lebih sakit. Kehidupannya benar-benar hancur .

Setelah membersihkan badan Cheza menunaikan sholat subuh . Kemudian Cheza siap-siap pergi sekolah , sepasang seragam sekolah dan peralatan sekolah lainnya sudah tersedia diatas kasur. Cheza terpaksa memakainya, jika tidak dengan apa dia pergi sekolah?

Cheza menatap pantulan dirinya didalam cermin dengan sendu dan lagi-lagi air matanya mengalir. Ada banyak bercak merah di badannya dan 2 dua di bagian leher. Cheza menghela nafas kasar , mengurai rambut panjangnya untuk menutupi dua tanda itu .  Dia tidak ingin ketahuan oleh siapapun.

"Hidup gue benar-benar hancur . Kenapa semuanya sangat mengecewakan bahkan menyakitkan ya tuhan. "

Cheza meremas beberapa helai uang seratus itu bahkan sampai merobeknya lalu membuangnya. Cheza tidak Sudi untuk memakai uang haram itu. Setelah itu Cheza pergi meninggalkan apartemen dan berangkat ke sekolah.

Selama perjalanan kesekolah , tatapnya kosong dan kejadian pelik yang baru saja dia hadapi menjadi Boomerang yang menakutkan baginya.

Baru saja Cheza memasuki koridor dirinya langsung dilempari sampah , entah itu sampah kertas atau yang lain.  Cheza benar-benar tidak tahu apa yang terjadi.

"Selama ini gue salah kasihan sama orang . Ternyata Lo murahan!" Maki salah satunya.

"Cantik-cantik murahan . Berapa harga Lo semalam?" Tanya yang lain . Hati Cheza benar-benar sakit mendengarnya. Lidahnya kelu , tidak bisa berkata apapun . Kenapa bisa orang-orang disekolahnya tahu?

"DASAR MURAHAN HUUUUUUUUUU"

"HUUUUUUUUUUHUUUUUU"

"HUUUUHUUU MURAHAN!!"

"BICT"

"GUE BUKAN MURAHAN!!!! "

Cheza menarik rambutnya frustasi , dia tidak tahan menahan tekanan ini . Cheza berlarian meninggalkan koridor, dia lari sekuat tenaga menjauhi sorakan-sorakan yang menusuk-nusuknya seperti sembilu.

Cheza berlari sampai ke Rooftop . Ia mengunci pintu Rooftop agar tidak ada yang bisa menerobos masuk dan menyorakinya lagi .

"AAAAAAAAAAAAAAAAARRRRGGGGGTTTTTTTTTTTTT" teriak Cheza sekuat tenaga berharap bayangan-bayangan terkutuk dan sorak-sorakan itu pergi .

Cheza kembali menangis sejadi-jadinya meratapi nasibnya. Ia tidak sanggup menahan rasa sakit dan tekanan yang datang dari berbagai arah menggerogoti dirinya.

Kehidupan, dunia, masa depannya benar-benar hancur lebur tidak tersisa . Yang membuat Cheza kecewa adalah kakaknya sendirilah yang menjadi dalang semuanya.

Bagiamana kalau Cheza hamil? Haruskah dia mengakhiri hidupnya sendiri?