webnovel

Change To Other Side

Apa yang akan kau lakukan? Jika suatu malam kau bangun di sebuah ruangan gelap yang tidak kau kenal? Takut? Bimbang? Atau malah suatu perasaan khusus yang belum pernah kau rasakan sebelumnya? Ya, ini adalah ceritaku. Dimana setiap aku tidur, jiwaku akan terpindahkan ke tubuhku yang ada di masa depan. >>Other Side

HigashiSasaki · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
20 Chs

Dunia baru(2)

Other Side

Genre: Thriller, Action, Fantasi, Sci-Fi, Romance

Chapter 10: Dunia baru(2)

Pemandangan pertama yang kulihat adalah halaman yang luas. Dan di samping kananku, terlihat sebuah tembok yang menjulang tinggi, dan mengitari seluruh kota.

"Bagaimana perasaanmu, darling?" tanya Keyla berbalik sambil tersenyum ke arahku.

"Yah, terasa sangat baik."

"Oh ya, kenapa tembok itu terlihat lebih tinggi jika itu 25m?"

"Ah, 25m itu dulu, tapi semenjak Dx level 5, dan bertipe ratu. Yang muncul setahun setelah hari kehancuran itu. Seluruh dunia mempertinggi dinding itu. Karena seorang Dx bertipe ratu. Bisa menyerap semua Dx disekitarnya tidak peduli itu level berapa. Yang dimana ia akan semakin besar, besar, dan besar. Saat itu tinggi Dx ratu mencapai 30 meter. Sesuatu yang sangat tidak terduga," jelas Keyla sambil berjalan kedepan dan melihat ke arah dinding yang cukup tinggi tersebut.

"Beruntung, gabungan para top Half-Human dari seluruh dunia berhasil mengalahkan ratu tersebut. Walau peperangan itu menghancurkan setengah pulau, dan berlangsung selama seminggu lebih yang membuat pihak kita kehilangan setidaknya 10.000 top Half-Human," tambahan yang kemudian berjalan menuju gerbang keluar.

Mendengar penjelasan itu, aku tertegun. Apakah benar bahwa monster seperti ratu itu ada? Bukankah itu terlalu berlebihan untuk kita para manusia. Tapi tunggu, semenjak adanya Half-Human mungkin harapan kita untuk bertahan hidup tidak mencapai 0%.

Aku terus menerus berfikir sambil berjalan dengan pelan. Sesaat kemudian aku melihat ke kiri, dimana terdapat sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. Rumah tersebut dan gudang ini dipisahkan oleh dinding setinggi 2 meter.

"Tunggu! Jangan bilang kalau—."

Saat itu aku berhenti dan menatap rumah, tidak. Tepatnya istana besar itu.

"Ada apa? Darling?" tanya Keyla yang melihat ke arahku karena aku menghentikan langkahku.

Ia kemudian melihat ke bangunan yang sedang kulihat.

"Ah, itu adalah rumah dari seorang top Half-Human. Ia membangun haremnya sendiri disana."

"Eh! Tunggu, itu bukan rumahmu!?"

Keyla kemudian mengangkat salah satu ujung bibirnya.

"Bukan, itu bukan rumahmu. Tapi dulunya itu rumahmu."

Aku semakin kebingungan.

"Dulunya?"

Keyla kemudian berjalan mendekatiku. Dan kemudian melihat apa yang sedang kulihat.

"Yap, tepatnya 2 tahun yang lalu. Namun, tidak ada sebulan setelah kau membangun rumah itu, kau langsung menjualnya karena itu sangatlah mencolok dan sangat alay menurutmu. Karena semenjak 2 tahun yang lalu, pahlawan umat manusia menghilang dan menyembunyikan dirinya," jelas Keyla sambil menyenderkan kepalanya ke bahuku.

Aku langsung menatapnya, karena kebingungan apa maksud dari perkataanya.

Namun, saat aku ingin bertanya, Keyla langsung menaruh jari telunjuknya ke mulutku.

"Sudah, jangan buang waktu lebih lama, ayo."

Keyla menarik tanganku menuju gerbang keluar. Sesaat setelah gerbangnya terbuka secara otomatis. Terlihat ada sebuah mobil Limosin yang sedang menunggu kita berdua.

Aku dan Keyla masuk kedalam mobil tersebut dengan tenang.

"Apakah anda sudah siap untuk kembali bertempur setelah sekian lama, nona?" tanya seorang pelayan laki-laki yang sedang menyetir mobil

"Apakah perlu ditanyakan lagi setelah sekian lama aku tidak memakai Armor tempur ini?"

Pelayan tersebut mengangkat salah satu ujung bibirnya yang merasa bahagia.

"Baiklah, aku akan menantikan pertarungan duo dari kalian berdua."

Pelayan tersebut langsung menginjak gas. Mobil mulai berjalan dan berbelok ke kanan yang bergerak menuju perbatasan dinding tersebut. Kira-kira jaraknya dari sini ada sekitar 600 meter. Yang artinya tidak perlu waktu lama untuk ke perbatasan dan keluar menuju daerah kuning karena memang markas ini berada di ujung darah hijau.

Saat dijalan, aku berfikir banyak hal sambil menatap keluar jendela. Terlihat banyak orang-orang yang mengenakan seragam kerja pulang dari kantor menggunakan bus, dan juga anak sekolahan yang mengenakan seragam sedang berjalan pulang. Daerah hijau saat ini adalah daerah yang harmonis dan benar-benar seperti di kehidupan saat para Dx belum muncul. Aman dan tentram.

Walau setelah berfikir tentang hal-hal yang tenang, aku kemudian berfikir sesuatu yang membuatku agak bingung. Akupun menanyakanya pada Keyla

"Hey, kenapa senjataku saat ini adalah pedang? Bukankah akan lebih efisien saat melawan para Dx menggunakan senjata api?"

Aku menatap Keyla yang sedang bersenandung bahagia sambil melihat-lihat jalan.

"Ah, soal itu. Para Dx yang memiliki level 3 ke atas. Akan memiliki kulit yang sangat keras dan susah untuk ditembus oleh peluru, dan saat ini kita sedang menuju ke daerah hitam loh. Disana tentunya ada anak buah level 3 bertipe sprayer yang menyebarkan kabut untuk menutupi diri dari cahaya matahari. Kabut-kabut tersebut sangat tebal. Bahkan cahaya saja hanya mencapai jarak 10 meter, dan jarak pandangan kita hanya 3 meter. Di daerah hitam para Dx bisa bebas bergerak secara leluasa pada siang hari, karena efek Dx tipe sprayer. Namun mereka hanya memiliki 50% kekuatanya," jelas Keyla sambil mengotak-atik pintu di samping kirinya.

Sesaat kemudian ia berbalik menuju ke arahku sambil memberikan beberapa cemilan.

"Jadi di daerah hitam senjata api sangat tidak berguna. Karena kita saat ini akan menuju ke inti daerah hitam dan membunuh sprayer tersebut. Setelah membunuhnya maka kita bisa mengambil alih kota saat siang hari berikutnya dan membantai semua Dx yang bersembunyi dalam kegelapan," tambah Keyla sambil memakan cemilan tersebut. Ia menjelaskanya dengan santai tanpa beban sama sekali.

Akupun memegang daguku setelah mendengar penjelasan itu.

"Aahh, begitu rupanya. Maka dari itu menggunakan senjata jarak dekat adalah pilihan yang terbaik."

Sesaat kemudian, kami sampai di gerbang perbatasan. Para penjaga gerbang langsung mengerumuni mobil kami dan mengecek semua sudut. Sesaat setelah itu pelayan yang sedang menyetir menunjukkan sesuatu kepada kepala penjaga gerbang. Melihat hal itu kepala penjaga gerbang langsung mempersilahkan mobil kami lewat.

Aku sih agak cuek dengan hal-hal seperti itu. Mobil kami terus menerus jalan dengan kecepatan tinggi. Kami melewati zona Kuning selama 3 jam dengan kecepatan mobil 120km/jam melalui jalur khusus yang tersedia setelah kami masuk ke daerah kuning, yang tidak ada kendaraan lain sama sekali. Karena jalur ini adalah jalur khusus untuk para Half-Human yang menerima misi mendadak.

Lalu, kami masuk ke zona Oren, kami membutuhkan waktu selama 2 jam. Dan zona merah selama 1 jam, yang akhirnya kami sampai di perbatasan zona merah.

Setelah menganalis semuanya dan mendengar penjelasan dari Keyla. Daerah hijau, itu sangat aman dan tentram, daerahnya memiliki lebar sekitar 1.200 KM. Masuk ke daerah kuning ada kemungkinan untuk para Dx muncul dari dalam bayang-bayang, daerahnya memiliki lebar sekitar 300-400 KM. Masuk ke daerah Oren, ada kemungkinan para Dx masuk dan menyerang dalam jumlah yang agak banyak, daerahnya memiliki lebar sekitar 200-300 KM. Dan setelah masuk ke zona merah, ada kemungkinan para Dx menghancurkan tembok dan mengambil alih zona merah tersebut. Zona merah memiliki lebar sekitar 100-200Km.

**

Kami, yang sudah sampai di tempat memulai misi. Turun dari mobil, terlihat ada ratusan lebih Half-Human yang berkumpul disana. Mereka adalah para top terkuat yang ada disini.

"Apakah kau sudah siap, dar-ling?" tanya Keyla yang sedang berdiri di depanku.

Mendengar hal itu, aku menghela nafas panjang. Kemudian memfokuskan diriku.

"Pastinya!"

Kami berdua langsung berjalan menuju kerumunan. Sesaat setelah itu, gerbang menuju zona hitam terbuka. Di tengah-tengah jalur menuju zona hitam terdapat seorang laki-laki yang berdiri di tengah-tengah jalur.

Sesaat kemudian tanah di bawah laki-laki itu naik ke atas, yang menciptakan sebuah panggung untuknya, agar bisa di lihat oleh semua orang.

"Dengarkan semuanya! Ingat! Bergerak dalam team sebanyak 70 orang seperti yang sudah dijelaskan, jangan berpencar dari tim mu atau kau akan mati! Dan juga jangan sampai kalian mematikan sumber cahaya di baju dan kendaraan kalian, atau kalian akan menyesal! Ayo, berangkat! Menuju ke pusat kota melewati jalur yang sudah di tentukan masing-masing tadi!" teriak orang itu dengan keras menggunakan alat pengeras suara. Ia terlihat seperti seorang pemimpin dari misi penyerangan ini.

"UNTUK KEHIDUPAN!!" soraknya yang membuat semua orang semakin bersemangat.

"UNTUK KEHIDUPAN!!"

Setalah itu, semua orang langsung bubar dan bergerak menuju puluhan kendaraan masing-masing yang berjejer di sekitar perbatasan.

Akupun saat itu menjadi cukup bersemangat.

"Lalu, lalu. Dimana kelompok kita?" tanyaku sambi melihat sekeliling.

"Kelompok? Kita tidak membutuhkan kelompok tau," jawab Keyla dengan tersenyum licik.

"Eh!

"Lalu kendaraanya!?"

"Kendaraan?"

Keyla Kemudian melirik ke arah mobil Limosin yang kita kendarai tadi. Pelayan yang tadinya menyetir menundukkan badan, sesaat kemudian ia masuk kedalam mobil dan tiba-tiba saja mobil tersebut berubah. Menjadi lebih besar, dan menjadi lebih terang dengan memancarkan cahaya kemana-mana.

"Eehh!!" sorakku yang kaget dan benar-benar kebingungan.

"Kau menunggu apa lagi, darling?" tanya Keyla yang sudah berjalan terlebih dulu menuju ke kendaraan perang tersebut.

"Eh tung—."

Aku terhenti, saat tiba-tiba saja aku merasakan seseorang memegang tangan kiriku dari belakang.

"Eh?"

Aku berhenti dan melihat ke arah orang itu. Dan dia adalah, Laras!?

"Kita akhirnya bisa bertemu lagi, Agi," sapanya sambil memegang tangan kiriku erat, dan mulai tersenyum.

Aku kaget, bingung harus merespon apa. Aku terus menerus berfikir apa yang harus kulakukan. Hingga akhirnya aku pusing sendiri.

"Hey, aku tau kalau kau tidak membenciku kan? Bukankah kau berkata begitu setelah semua yang kulakukan?" tanya Laras sambil menekan tangan kiriku dan menunduk.

"Ahh, aku ...."

"Aku tau bahwa aku dulu pernah mengacuhkanmu saat memberikan kesempatan padaku untuk yang kedua kalinya. Sekarang aku menyesalinya, aku benar-benar tidak menyangka bahwa pilihanku berakhir membuat diriku sendiri hancur. Oleh karena itu, selama ini aku terus mencarimu. Aku ingin meminta maaf atas perkataan yang pernah kukatakan dan meninggalkanmu dulu."

Laras secara perlahan mulai menangis, ia menggenggam erat tangan kiriku. Sepertinya ia benar-benar memohon agar aku memaafkannya.

Disisi lain, Keyla yang sadar bahwa aku dari tadi belum masuk kedalam mobil juga. Ia kemudian keluar.

"Hey darling, apa yang membuatmu begitu la—."

Sesaat setelah itu, Keyla melihat bahwa aku sedang kebingungan dengan Laras yang memegang tanganku.

"Kau! Jalang sialan!"

Saat itu juga Keyla langsung mengeluarkan sebuah belati dari paha kanannya. Dan dengan sangat cepat bergerak ke arah Laras.

Laras yang menyadari akan serangan Keyla. Langsung mengeluarkan sebuah katana miliknya, dan menangkis serangan Keyla.

"Apakah kau tidak memiliki muka!? Setelah kau meninggalkannya kau berani menemuinya lagi!" teriak Keyla yang benar-benar marah.

"Memangnya kenapa! Apa hakmu melarangku!!"

Laras dan Keyla Kemudian mengeluarkan kekuatanya yang membuat mereka berdua masing-masing loncat kebelakang.

"Dasar tidak tahu diri! Sekarang Agi sudah menjadi milikku!"

"Milikmu? Hahaha, aku tau. Kau pasti menggunakan rencana licik seperti ramuan atau hipnotis seperti waktu itu kan!"

"Kau!"

Keyla dan Laras langsung maju kedepan dan mempersiapkan serangan masing-masing.

Melihat itu, entah kenapa aku merasa sangat, sangat kesal. Sepertinya ada suatu kejadian masa lalu yang mirip seperti ini, namun berakhir dengan kesedihan.

Oleh karena itu, badanku secara reflek mengambil kedua pedang di punggungku. Yang secara cepat aku berada di antara mereka berdua. Dan menahan serangan mereka.

Duaarr!!!

Ledakan angin yang cukup besar terjadi.

"Cukup, hentikan," ucapku dingin dan langsung mengeluarkan hawa membunuh.

Mereka berdua yang kaget akan hawa membunuh kemudian loncat kebelakang.

"Ta-tapi." Laras tetap mencoba untuk mengembalikan semuanya.

"Tidak ada tapi-tapian! Seperti yang sudah Keyla katakan. Sekarang aku miliknya, dan kita berdua tidak ada hubungan apa-apa lagi," tambahku yang menatap Laras dengan tatapan mengerikan.

Mendengar kalimat itu, Keyla tersipu malu. Ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan mendapatkan sebuah belaan dariku.

"Ka-kau. Ck!"

Laras dengan kesal berbalik.

"Lihat saja! Aku pasti akan merebut Agi darimu! Pasti!" ucapnya dengan kesal sambil berjalan pergi.

"Aku tidak yakin kau akan bisa," Jawab Keyla yang meremehkan  Laras.

Semua orang mulai berhenti bergerak, dan memperhatikan masalah kami bertiga.

"Ck, sudah. Lupakan kejadian ini, ayo berangkat."

Aku dengan cepat menarik tangan Keyla dan berjalan menuju mobil. Keyla tersenyum bahagia saat itu.

Akhirnya, semua orang mulai bubar dan fokus kembali ke misi yang sudah berjalan.

Mobil kami berdua pun memasuki area hitam.

**

Ditempat yang lain~

Seseorang memperhatikan kami bertiga dari CCTV semenjak masalah terjadi.

"Hey? Apa kau tau siapa perempuan itu? Kekuatannya bisa setara dengan seseorang yang disebut-sebut sebagai Queen Of War. Apakah kau tau sesuatu?" tanya seorang laki-laki di sebuah ruangan gelap sambil menyangga dagunya menggunakan tangan kiri dan duduk di atas sebuah kursi mewah. Ia bertanya kepada seorang sekretaris di belakangnya.

"Tidak, saya sama sekali tidak tau tuan. Kita tidak memiliki datanya sama sekali," jawab sekertaris itu setelah mengecek kertas-kertas yang ada di tangannya.

"Waah, itu sangat aneh. Yang terlebih lagi. Siapa pria itu, ia dengan mudah menahan serangan dari kedua wanita yang memilki kekuatan luar biasa. Hahaha, ini sangat menarik untuk diperhatikan. Mari kita lihat apa perkembanganmu nanti."

Laki-laki itu kemudian tersenyum licik sambil mematikan layar hologram yang memperhatikan Vidio dimana Aku menahan serangan dari Keyla dan Laras.

>>Bersambung<<

~Higashi