Pak De menggaruk kepala dan menahan bibir. "Bonus seperti yang di hotel kemarin itu," ujarnya menjelaskan.
Karim merasa belum jelas. "Bonus makan dan minuman yang aku antar itu?"
"Bukan," geleng Pak De. Muka seperti orang kebingungan. Mau mengatakan sesuatu tapi malu menyampaikannya. "Ya, sudah kalau kamu tidak tahu," ujarnya seakan menyerah.
"Pak De jelas karena aku belum paham,"
"Maksud aku yang bonus yang bergerak. Yang hidup itu," katanya mulai jengkel.
"Bergerak. Hidup. Orangnya maksudnya?"
Pak De menggerakkan kepada dengan cepat.
"Orang. Bonus orang maksudnya?"
"Iya, iya!" Kepalang tanggung berbelit-belit. Pak De berkata kencang dan jelas. "Wanita itu."
Karim terkekeh. Dalam wanita, ia merasa kalah beberapa putaran dari Pak De. Pria yang sudah lebih setengah abad itu tidak bisa menyembunyikan seleranya. Padahal istrinya sudah lebih dari dua. Meski sekarang ia menduda.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com