webnovel

12. Di Taman Kota

Pagi kian menyingsing, Matahari pagi bersinar cerah menghangatkan jendela rumah. Pagi Hari tepat jam 07.00 Setelah Jean Pergi ke Kantor dan Adik nya pergi menemui teman - teman SMA nya untuk Temu kangen selagi mereka di Jakarta, Ayah dan Bunda pergi berjalan - jalan ke Taman Kota.

"Ayah sudah lama kita tidak jalan santai kesini, segar sekali udara nya" ucap Ibu.

"Ya sepertinya kita butuh sering - sering berolahraga Bun sambil menghirup oksigen dari rimbun nya pohon - pohon disini" jawab ayah sambil merangkul bahu istri nya.

Mereka terlihat begitu mesra meski usia sudah tak lagi muda Ayah sudah 55 Tahun dan Bunda 53 Tahun.

"Ayah, Bunda mau Ketoprak yang di ujung sana" Ucap Bunda seraya menunjuk gerobak ketoprak

"Bunda, ingat harus jaga makanan be... " belum ayah berucap Ibu sudah berkata

"Sekali ini saja yah please, Bunda sudah lama sekali tidak makan ketoprak yah Please, sekali kali kita berbagi rezeki ke tukang ketoprak boleh kan?". ucap ibu sambil merapatkan kan kedua tangan nya di depan dada nya gaya memohon

"Tapi sekali ini saja jani! " seru ayah tak bisa menolak ketika ucapan Bunda mengenai berbagi rezeki.

"Janji, ayo nanti keburu habis " Bunda menggandeng tangan Ayah kearah gerobak ketoprak. Ayah sebenarnya orang yang lebih suka makan makanan rumahan daripada makan di pinggir jalan. Tapi dengan niat berbagi rezeki akhirnya dia ikut makan ketoprak dengan istri nya.

Rupanya rayuan Bunda Jean cukup manjur.

******************

Di Kantor Hardian

Pagi - Pagi sekali Agnes sudah ada di ruangan Ayah nya ( Hardian ). Dia terus - terusan menanyakan bagaimana kelanjutan kontrak kerja dengan perusahaan Unicorn milik Jean Chandra.

padahal baru 1 hatri berlalu sejak meeting terakhir mereka di Restoran AM

"Ayah, bagaimana apakah sudah ada kabar?" tanya Agnes Penasaran

"Kabar Dari siapa yang kau maksud Sayang? mengapa kau begitu antusias?" tanya Hardian Heran apa yang dimaksud putri nya.

"Kontrak Kerja kita dengan Perusahaan Unicorn jya Jean Chandra Ayah, apa Ayah lupa baru kemarin kita meeting huft, apakah kemampuan ku tidak cukup baik untuk meyakinkan Jean? " gerutu Agnes yang tidak sabaran menunggu kabar dari Jean Atau Ayah nya mengenai hal tersebut.

"Sabar sayang, baru 1 hari biar mereka berfikir sejenak kita tunggu saja. Ayah yakin Jean tidak akan menolak kontrak kerja yang kita ajukan. Karena presentasi mu kemarin sangat meyakinkan". Ucap Hardian meyakinkan anak Gadis nya dengan percaya diri.

Agnes tidak puas dengan jawaban Ayah nya, menunggu adalah hal yang paling Agnes tidak suka. Seketika terlintas ide mengajak Jean makan siang, namun jika dia menolak karena sibuk. Akhir nya dia memiliki ide cemerlang dengan membawakan makan siang pasti Jean akan terkejut melihat tingkah manis nya ada seorang gadis membawkaan bekal makan siang untuk nya.

Agnes sudah senyum - senyum sendiri hingga Ayah nya bertanya heran.

"Mengapa kau tersenyum tersipu seperti itu? " tanya Hardian yang bingung mengapa anak nya senyum - senyum sendiri

" Ahh... Tidak Ayah, tidak apa - apa. Seperti nya aku ingin membawakan makan siang untuk Jean. Bukankah itu membuatku terlihat sangat manis? " Tanya Agnes dengan percaya diri

"Ya Lakukanlah jika itu membuat mu Bahagia dan asal kontrak kita di setujui Ayah mendukung mu Sayang". ujar Hardian memberikan dukungan nya

"Baiklah aku mau kembali ke mejaku, biar aku menyelesaikan pekerjaan ku secepat mungkin supaya siang nanti aku bisa ke sana tepat jam 12 siang. Bye Ayah Love You so Much". ucap Agnes segera berdiri dari kursinya lalu kembali menuju meja kerja nya.

" Bye, Love You too" jawab Hardian sambil geleng - geleng kepala

"Ada - ada saja kalau muda mudi sedang kasmaran, haaaah" gumam Hardian sambil membuang nafas nya

***********************

Di Kantor Jean

Jean masih duduk di meja kerja nya dengan setumpuk dokumen baru yang harus dia tanda tangan. Sedangkan dsri Jendela ruangan nya Jean bisa membuka tirai otomatis dari belakang meja nya disana tersaji pemandangan Tyo dan Rania sedang membagi Jobdesk. Sebenarnya itu adalah perintah dari Jean, namun melihat kedekatan kedua nya membuat Jean sedikit cemburu.

" Apa apaan ini? ada apa dengan perasaan ku?

bahkan aku bukan siapa - siapa nya mengapa aku merasa cemburu. Haiss ini tidak boleh sebentar lagi aku akan di taarufkan dengan gadis pilihan Bunda mumpung perasaan ku belum menjadi Cinta aku harus membuang rasa ini jauh - jauh." gumam Jean dengan suara pelan padahal bicara keras pun tidak akan ada yang mendengar karena dia hanya seorang diri di ruangan tersebut.

"Tok Tok Tok" Suara ketukan Pintu terdengar

"Siapa? " tanya Jean

"Maaf Rania Pak, boleh saya masuk? " tanya Rania.

"Masuk" jawab jean singkat dan begitu dingin

"Ini ada dokumen dokumen dari Tim Finance hasil closing akhir bulan, ada juga planning - Planning pembayaran invoice vendor - vendor kita, juga review kontrak kerja Perusahaan Pak Hardian yang sudah di pelajari Pak Tyo dan Hasil evaluasi Pak Tyo kontraknya nya sudah sesuai dengan persentase yang perusahaan kita inginkan".

"Ok, taruh di situ dan jika sudah kau boleh kembali". seru Jean tanpa melihat wajah Rania sedikit pun.

" Baik Permisi" ucap Rania berjalan meninggalkan ruangan CEO nya dengan perasaan tidak percaya.

Memang Jean adalah seorang CEO namun mengapa saat bicara dengan Sekertaris nya dia menoleh pun enggan. Paling tidak CEO nya melihat lawan bicara nya untuk komunikasi dua arah, bagaimana Rania bisa belajar banyak atau bertanya mengenai bisnis perusahaan kalau CEO nya sedingin itu. Kasihan Pak Tyo jika dia selalu bertanya. Mau bertanya saja rasanya takut, Cara Jean memperlakukan Rania sama seperti Jean bersikap kepada Cleaning Service.

"Kenapa? tanya Tyo yang heran setelah keluar dari ruangan Bos nya bibir Rania maju cemberut sangat lucu.

" Si Bos kalau aku yang masuk menatap wajah ku saja tidak, bagaimana aku biss bertanya banyak hal Pak Tyo. Masa Sikap nya ke aku seperti sikap nya ke Mba Mina Cleaning Sevice.

"Ahahahah, kan kamu tau sendiri banyak gafis disini juga berusaha mendekati nya dan menyapa nya tp si Bos tetap saja seperti Es batu cuma jawab "hem" atau "Pagi". Dia itu anti pacaran karena Keluarga nya juga tidak suka nama nya Pacaran. Kalo Jean sudah merasa ada yang Cocok nanti mereka akan di Taarufkan". ucap Tyo kepada Rania Panjang , lebar , tinggi.

" Ohh seperti itu, jadi dia hanya menjaga pandangan dan sikap biar kita - kita gak ke pedean Pak? Pantas saja kaya es batu" jawab rania lalu mereka tersenyum sambil menutup mulut supaya Jean tidak curiga.

"Tapi bagus dong, nanti kalau si Bos sudsh ounya Istri pasti jadi suami yang setia". ucap Rania

" Harusnya sih iya" jawab Tyo

**********************

Di Taman Kota

"Ayah, kita cari tempat mengobrol yang enak kira - kira dimana? Tanya Ibu Rania.

" Bagaimana kalau di bawah pohon sana Bu ada Gazebo juga jadi kalau hujan tidak kebasahan".

tunjuk Ayah pada sebuah Gazebo depan Taman Bunga dan di bawah pohon rindang terlihat sejuk.

"Boleh juga, sebentar Ibu hubungi Shanty dulu" ucap Ibu

drrrttt drrrttt suara getar ponsel

(Tiara Incaling)

"Hallo, Assalamualaikum Tiara" ucap Shanty

"Shanty, apa sudah sampai di taman? Aku tunggu di Gazebo yang dekat kolam ikan dna taman bunga ya, gazebo nya tepat di bawah Pohon angsana teduh dan rimbun sekali, biar aku tunjukan foto nya via whatsapp". ucap Ibu Rania

" Ohh Iya, aku tau Tiara. Tadi aku sempat lewati saat berkeliling Taman. Aku akan segera kesana tunggu Aku ya!" jawab Shanty

"Ayah, Tiara sudah menunggu di Gazebo dekat kolam ikan yang tadi kita lewati". ucap Shanty kepada Chandra Suami nya. Kemudian mereka berdua menuju tempat yang disebutkan. Sesampainya di sana karena sudah lama tak berjumpa ada perasaan kikuk saat saling memanggil nama.

"Tiara apa itu kamu?" tanya Shanty

"Shanty, Iya ini aku" jawab Ibu Rania

mereka pun berpelukan melepas rindu.

"Lama sekali tidak bertemu kamu makin cantik Shanty" puji Ibu Rania Walau usia nya sudha 53 tahun tapi Shanty tetap terlihat cantik dan awet muda.

"Ah, kamu bisa saja Tiara, kamu juga masih cantik" balas Shanty.

Kemudian Para Ayah saling bertegur sapa.

"Apa kabar Pak Chandra? " tanya Ayah Rania

"Kabar Baik Pak Sulaiman, bagaimana kabar Bapak sendiri? " tanya Chandra

"Syukur Alhamdulillah saya sehat Pak, ya meski setiap bulan harus kontrol jantung ke dokter." jelas Ayah Rania.

"Ya syukurlah, jaga kesehatan terus Alhamdulillah kita masih di berikan kesempatan panjang umur bisa bersilaturahmi saat ini". Ucap Chandra

"Ya Benar" jawab Ayah Rania.