“Hentikan omong kosong Anda, Nyonya! Istriku bukan penculik. Kenapa tidak kau tenangkan dulu putrimu itu agar kita bisa mendengar keterangan darinya?” tanya Julian lantang.
Mendapat tantangan semacam itu, si ibu muda sontak menelan ludah dengan susah payah. “Anakku menangis karena takut pada perempuan ini. Apa lagi yang ingin kau ketahui? Semuanya sudah jelas,” sangkalnya dengan suara serak.
Sedetik kemudian, wanita itu berlutut di hadapan putrinya. Setelah mengalungkan kamera di leher, barulah ia membelai kepala sang anak. “Tenang saja, Audrey. Ibu tidak akan membiarkan orang jahat mendekatimu lagi. Sekarang, berhentilah menangis.”
Alih-alih mereda, isak tangis si gadis kecil malah semakin membahana. Tanpa menurunkan tangan dari depan mata, ia menggeleng-geleng.
“Lihatlah betapa takutnya putriku ini! Bagaimana mungkin kalian bisa percaya kalau perempuan ini bukan penculik?” seru si ibu muda dengan mata yang membara.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com