entah karena apa, tidak ada salju turun tak ada bunga dan daun gugur. dia bagai pangeran di film sinderella mencari putri yang meninggalkan sepatu kacanya.
apa ini? kami bisa dibilang tidak pernah berjump dalam 1 tahun? ya kami hanya 1 kali dalam 1 tahun bertemu. 2 hari berbincang lewat WhatsApp dalam 1 Minggu. itupun ketika kami kembali saling mengingat bahwa siapa aku dulu baginya dan siapa dia dulu bagiku.
aku berfikir ingin menghubunginya dan menanyakan kabarnya. apa aku harus menghubunginya dulu? apa aku tidak salah? apakah itu keputusan yang benar? fikir ku.
untuk saat itu aku masih belum bisa melanjutkan keputusanku apakah aku akan menghubungi nya dulu atau tidak, aku masih kaku . karena aku mulai merasa dibiarkan padahal sepertinya dia juga ingin melakukan hal yang sama. mungkin kami saling ragu saling segan. merasa malu mungkin lebih tinggi posisinya dibanding rasa rindu.
oh tuhan, tentang apa ini? aku begitu bodoh bodoh hampir 2 tahun aku hanya mau dia, selugu itukah aku. padahal entah disana sebenarnya juga sedang menjaga atau tidak aku tak tau.
"emmmmmmmmm... sudahlah aku bodoh" gumamku.
ya ampun di hari2 masih sekolah keadaan ngekos masih saja memikirkan hal2 yang aneh.
puuk.. Anti memukul pundak ku dan mulai menyadarkan ku yang sedang melamun "hey, Ita apa yang kamu lakukan? astagfirullah kamu hanya menscroll2 chat ini?" tanya nya.
dengan polos, aku mengangguk .
"ya ampun , bodoh ! untuk apa?? kamu ini gila ya?" sambil sedikit mendorong badanku
"ahhhhhh, sudahlah memangnya apa salahnya ketika aku menunggu pangeran membawakan sepatu kacaku??" jawab ku dengan senyum2.
"Iss, sudahlah ikut stres aku dibuatnya," jawab dia dengan sebal.
ya dia salah satu sahabat ku yang paling menyebalkan namun kami saling perduli satu sama lain ya dia tau semua cerita hidupku. apalagi tentang aku dengan Aidan.
hmm, entahlah aku mulai merasa bahwa aku dan dia akan dijodohkan oleh tuhan , jika tidak pun aku selalu memintanya. ya hahaha dasar aku suka memaksakan kehendak.
"Ti, jika dia kembali, dia akan menemui Ku tidak ya? "
"memangnya dia ada berjanji padamu untuk menemuimu?" tanya Anti.
"ya belum, tapi aku merasa kami akan bertemu, entah itu menjadi yang terakhir entah awal dari hal yang selama ini aku inginkan, hehehehe"
"Ita... sadarlah! tunggu tidak salah sih jika kamu berharap begitu? sudahkah kalian saling berbincang di watsapp?"
"tidak juga" jawabku dengan polosnya.
"astagfirullah, kamu ini...!!!" gumam anti sedikit menjengkelkan. aku hanya bisa ternyum ketika mendengar itu.
ya sebenarnya aku juga tidak ingin begini. tapi ya bagaimana aku segan menghubunginya ,.
jika perasaan itu masih sama , kenapa dia tidak menghubungi dulu, menanyakan kabarku mungkin. hemmm atau dia lupa aku ya?
ah tidak mungkin!
aku merasa sudahlah aku pergi darinya pun aku merasa diikutinya. aku bertahan? untuk apa aku bertahan? sedangkan dia entah kemana.
tragisss.. ini tragis. rindu telah berhasil membuatku menderita sangat didasar tersiksa.
selang beberapa hari, wah apa ini?
keajaiban kah?? dia mengomentari status WhatsApp ku.
ehhhhh betapa kegirangan aku saat itu kan.
dia menanyakan kabarku? oh tuhan inikah yang dinamakan takdirmu yang indah.
ehehheehe drama sekali.
"ita, apa kabar mu?" isi chat darinya
"Alhamdulillah baik dan, bagaimana denganmu?"
"ya sama. baik Alhamdulillah"
huh sungguh awal obrolan yang baik.