awal dari segala pertanyaan, harapan dan setelahku menunggu, mengingat. siapa kami dulu? dulu kami dua manusia dipertemukan dengan cara klasik, bertemu, melihat dan saling memberi rasa.
"maaf, ini mbak pesanannya.." suara indah lembut terdengar, suara sang pemuda yang sedang menyuguhkan semangkuk mie ayam
"eh... iya terimakasih..." jawab ku dengan gugup .
sekilas ingat dan sebenarnya selalu ingat. dulu dia , dia sang pemuda di warung bakso itu adalah adik kelas ku, sebelum dia memutuskan pergi dan mengambil sekolah agama (pondok pesantren) di tanah Jawa. ini antara percaya atau tidak, dia telah berbeda. senyum manisnya melayani pelanggan, suara indahnya menyapa seseorang dan jujur karena itu aku mulai merasakan penasaran.
tidak lama dari kejadian itu, setelah aku meninggalkan warung bakso itu dan pulang . aku menerima pesan singkat dari seseorang
"hai, masih ingatkah aku? apa kabarmu?"
yah aku terkejut! ternyata itu pesan dari Aidan sang pemuda di warung bakso tadi.
dengan tidak ragu aku membalas pesan itu dengan penuh rasa pengaguman, karena aku merasa lega, bahwa ternyata dia tidak lupa denganku.
"hai, aku ingat kmu. dan Alhamdulillah aku baik"
dan dari itupun kami masih berlangsung mengirim pesan, pada akhirnya aku memutuskan untuk menyudahi obrolan itu.
seperti mimpi, aku kembali berhubungan dengannya, setelah ia pergi lama untuk melanjutkan pendidikannya di tanah Jawa.
satu Minggu sehabis masa liburan lebaran, dan aku kembali menjalani rutinitas sebagai seorang pelajar, yaitu bersekolah.
tidak lain dari ku Aidan juga kembali ke tanah Jawa dan melanjutkan rutinitas nya di rumah sekolah pondok nya.