Sasuke memulai aksinya dengan naik ke sebuah dahan pohon yang tinggi sambil membawa beberapa shuriken. Ia hanya memakai sedikit chakra yang mendukungnya dalam bergerak, selebihnya dia masih memakai kekuatan fisik dasarnya.
Elena hanya memperhatikan dari bawah. Cahaya bulan remang-remang melewati dedaunan membuat penglihatannya sedikit tidak jelas. Tapi setelah beberapa waktu, matanya telah berhasil beradaptasi dengan gelapnya tempat ini. Jikapun tidak, dia masih memiliki beberapa opsi lain yang bisa dia gunakan untuk memperhatikan Sasuke dengan sangat jelas.
"Perhatikan ini baik-baik, ya! Berhati-hatilah saat ada Shuriken yang tidak sengaja mengarah padamu!" teriak Sasuke memberikan peringatan.
"Ya, ya, aku tahu, aku tahu." Elena dengan acuh dan tidak peduli menjawab.
Kecepatan refleksnya masih cukup cepat untuk menangkap atau menghindari Shuriken yang mengarah padanya, membuat dia tidak terlalu khawatir. Lagian Sasuke saat ini hanya seorang bocah yang belum bisa mengeluarkan Jutsu kuat atau lemparan yang mungkin membahayakan Elena.
*Tap!* *Sis!* *Sis!* *Sis!* *Sis!* *Sis!*
Sasuke memulai aksinya dengan melompat ke udara, kemudian dia melemparkan shuriken ke berbagai arah. Arah lempar Shuriken terlihat seperti acak bila orang biasa yang melihatnya, tapi pada kenyataan Sasuke telah melakukan banyak perhitungan yang mungkin dapat membuat semua shuriken mengenai target yang telah dipasangnya.
'Sepertinya itu semua tidak mengarah pada target, tuh,' batin Elena sambil memperhatikan semua Shuriken.
*Trank!* *Trank!* *Trank!*
Beberapa Shuriken saling bertabrakan dan merubah arah satu sama lain. Perhitungan yang sangat presisi diperlukan untuk membuat semua Shuriken memiliki jalur laju yang bisa mempengaruhi satu sama lain, dan itu pun jalur yang berubah tidak terjadi secara sembarangan, melainkan telah dipergunakan sebelumnya.
'Wow! Fantastis! Karena ini menurutku Shuriken Jutsu terlihat keren. Tapi aku tidak peduli karena bisa menangkis mereka semua menggunakan perisai energi milikku.'
*Stab!* *Stab!* *Stab!*
Semua Shuriken yang dilemparkan Sasuke menancap, namun hanya beberapa yang benar-benar bisa mengenai sasaran. Sebagian besar darinya meleset dengan jarak yang sangat dekat dari sasaran yang telah dipasang Sasuke.
"Meleset, tuh!" kata Elena datar yang terlihat seperti menghina.
*Tap!*
Sasuke mendarat di depan Elena, kemudian mengatakan, "Namanya juga latihan dan aku belum terlalu mahir melakukannya. Memangnya kamu sendiri bisa mengenai semua target?" Dia melirik sinis pada Elena.
"Su-Sudah, sudah, kamu tidak perlu melirik dengan mata seperti itu, 'kan? Aku bisa merasakan niat membunuh dari matamu itu, lho!" kata Elena yang terdengar sedikit tergagap.
Dia tentunya tidak takut jika hanya pada tingkatan ini, namun Elena tetap merasa sedikit sakit hati jika tidak dipercaya dan mendapatkan tatapan mata seperti itu. Ia tidak mengatakannya secara langsung, tetapi dia tetap menginginkan perhatian yang lebih lembut di dalam lubuk hatinya.
"Kalau kamu sudah puas, kamu bisa pergi sekarang juga. Aku tidak suka jika ada orang lain datang ke tempat latihanku," ucap Sasuke ketus.
"Wah, kamu memang memiliki mulut yang tajam, ya. Bukankah kamu memintaku untuk mencoba apa yang kamu lakukan?" Elena mengambil semua Shuriken yang terjatuh, lalu dia naik ke atas dahan pohon seperti yang dilakukan Sasuke.
*Tap!* *Sis!* *Sis!* *Sis!* *Sis!* *Sis!*
Elena mulai melompat dan menembakkan semua Shuriken di tangannya.
*Trank!* *Trank!* *Trank!*
*Stab!* *Stab!* *Stab!*
Semua Shuriken saling bertabrakan sehingga mengubah arah laju satu sama lain, kemudian semua Shuriken menancap tepat di tengah-tengah target yang telah dipasang oleh Sasuke.
Sasuke terkejut dengan matanya yang membelalak. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa ada orang di luar Klan Uchiha yang bisa melakukan itu. Alasan lainnya juga karena Sasuke tidak berhasil dalam berkali-kali percobaan, sedangkan Elena dengan mudahnya melakukan ini dalam sekali percobaan.
*Tap!*
Elena mendarat di depan Sasuke setelah dia bersalto, lalu bertanya, "Bagaimana? Aku hebat, 'kan?" Sebuah senyuman kemenangan dapat terlihat jelas di wajah Elena.
'Woy! Apa-apaan itu! Ini curang! Wasit, berikan kartu merah pada pemain ini!' teriak Kurama.
'Apa maksudmu, Kyuu-chan?'
'Jangan pura-pura tidak tahu. Aku bisa merasakan dengan sangat jelas jika kamu menggunakan Penerawangan untuk memperhatikan semua Shuriken dan memakai pengendalian energi untuk mengarahkan semua Shuriken. Itu jelas-jelas kecurangan!'
'Apa maksudmu, Kyuu-chan? Semua adil dalam cinta dan perang!'
Sasuke terkejut selama beberapa saat sebelum dia akhirnya mendapatkan ketenangan kembali dan menanyakan, "Bagaimana caramu untuk melakukan semua itu?"
"Hmm? Apa kamu mulai tertarik denganku? Ya, aku tidak masalah untuk memberitakan rahasiaku padamu." Elena melipat tangannya sambil mempertahankan senyuman saat dia merasakan keunggulan dibandingkan Sasuke.
"Y-Ya." Sasuke mengangguk dengan sedikit ragu.
Di satu sisi dia ingin tahu bagaimana Elene bisa melakukannya, tapi di sisi lain dia tidak bisa membuang kebanggaannya sebagai seorang Uchiha. Tapi dia tetap memilih untuk bertanya karena lebih ingin mencapai tujuannya,dari pada mempertahankan harga dirinya.
"Rahasianya ada pada latihan."
"Latihan? Latihan seperti apa memangnya?"
"Apa kamu masih ingin tahu?" Elena memasang wajah yang misterius.
"Ya, tolong cepatlah beritahu aku."
"Yang diperlukan adalah latihan kontrol chakra. Dengan kontrol chakra yang baik, kamu akan bisa mengendalikan kekuatanmu dengan lebih baik, yang artinya kamu bisa mengendalikan serangan dengan lebih baik," jelas Elene.
'Itu bohong, 'kan? Bukankah rahasianya terletak pada pengendalian energi?' tanya Kurama.
'Tidak juga. Pengendalian energi membutuhkan kontrol chakra yang baik. Jadi ini tidak 100% salah dan tidak 100% benar.'
"Aku tidak pernah memikirkan metode ini sebelumnya. Apa kamu bisa menyarankan metode pelatihan kontrol chakra yang bagus?"
"Ingin tahu?" Elena kembali memasang wajah misteriusnya.
"Ya, beritahukan itu padaku!" Sasuke menganggukkan kepalanya.
"Jika kamu ingin tahu, baca saja buku yang ada di perpustakaan. Sebenarnya aku memiliki cara tersendiri untuk melatih kontrol chakraku, tapi ini sebuah metode rahasia." Elena berbalik dan melanjutkan, "Guten Abend und Auf Wiedersehen."
*Cring!*
Elena menggunakan Teleportasi dan langsung lenyap dari pandangan Sasuke.
---
Kilas balik berakhir dan sekarang kita kembali ke masa kini, saat Sasuke menyelesaikan ceritanya yang kembali menyegarkan ingatan Elena. Bukannya Elena lupa, hanya saja dia membiarkan Sasuke bercerita, sebab dia malas kalau dia sendiri yang harus bercerita.
"Aku tidak tahu kalau Nee-san pernah bertemu Sasuke di tempat yang gelap dan sepi hanya berdua saja." Naruto masih mencerna cerita yang baru saja Siberia oleh Sasuke.
Ini memang tidak terlalu mempengaruhi pada kehidupannya, namun dia sendiri juga merasa terkejut saat Elena (♀️) dan Sasuke (♂️) berduaan di tempat yang gelap dan sepi. Yah, kalian tahu sendirilah siapa orang ketiga saat hanya ada laki-laki dan perempuan.
'Akh! Kenapa aku kalah dalam bersaing mendapatkan Sasuke!' dalam benak Sakura.
'Aku sudah tahu motivasinya untuk berlatih keras, tapi aku tetap merasa dia sungguh wunderbar karena berlatih di malam hari waktu itu,' batin Elena sambil menatap Sasuke yang telah mendapatkan kembali staminanya ketika dia bercerita.