webnovel

Hanya Perlu Membersihkan Sekitaran Konoha

"Oh, ini adalah buku yang berjudul "Teori Asal Energi Alam". Menurutku akan menjadi keuntungan yang sangat bagus jika aku bisa menggunakan Sēnjutsu." Naruto menunjukkan buku yang dipegangnya pada Elena.

"Buku itu …. Itu dikarang oleh Noctis, 'kan? Aku masih dapat mengingat dengan jelas, teori di buku itu menyatakan bahwa energi alam adalah energi unik yang merupakan pancaran radiasi sinar mistis dari black hole. Sebenarnya kebenaran teori ini masih dipertanyakan, namun karena planet yang dekat dengan black hole memang memiliki energi alam lebih melimpah, teori ini dianggap paling tepat, walau ada masalah di sana-sini." Elena mengusap dagunya, memikirkan kembali materi yang didapatkan dari buku.

'Ini mengingatkanku, aku masih belum menerapkan teknik Senjutsu yang berasal dari Pak Tua itu. Aku memang menggunakan sebuah Sēnjutsu di kehidupanku sebelumnya, tapi itu lebih karena energi alam di duniaku pekat, jadi aku sedikit kesulitan menggunakan Sēnjutsu di dunia ini yang memiliki energi alam lebih rendah.'

'Bisakah kamu tidak memanggilnya dengan sebutan Pak Tua? Dia itu adalah ayah mertuamu, lho.'

'Dek, nanti kalau kamu acara sendiri, jangan salahkan aku kalau kamu kugadaikan ke Akatsuki. Aku dengar mereka sedang mengumpulkan Bijuu untuk sebuah alasan.'

'Kalau begitu, kamu akan mati karena Bijuu keluar dari tubuhmu.'

'Tidak juga. Aku sudah melakukan penelitian, alasan mengapa Jinchuriki mati saat Bijuu-nya keluar, adalah karena chakranya terkuras habis. Dalam kasusku, aku bisa mengumpulkan energi potensial yang ada di alam sekitar untuk menggantikan peran Bijuu. Bloodline Uzumaki milikku akan memberikanku cukup waktu sebelum aku mati.'

Salah satu kemampuan klan Uzumaki, adalah dia yang memiliki daya hidup yang tinggi. Bahkan Kushina masih bisa bertahan setelah Kyubi keluar dari tubuhnya dan Naruto masih bertahan sampai Obito memberikan Bijuu lainnya pada Naruto.

'....' Kurama terdiam mendengar kata-kata nekat Elena.

"Teori tentang energi alam yang dinyatakan pada buku ini memang sedikit rumit karena ada hubungannya dengan antariksa, tapi aku cukup menyarankan kamu untuk mempelajarinya," kata Elena.

"Baiklah, Nee-san." Naruto pergi setelah mengatakan itu pada Elena.

'Dasar kids jaman now, aku ingin tahu apa membolos adalah sebuah trend saat ini.'

---

Anko dan Elena menuju ke tempat misi mereka digelar. Misi mereka sangat sederhana, yaitu mereka hanya perlu membersihkan kamp bandit yang ada di sekitar desa Konoha. Tidak sulit, tidak perlu banyak berpikir, dan hanya perlu melakukan penyerangan.

Di satu sisi, Elena dan Anko mendapatkan keuntungan dalam hal kekuatan, namun di sisi lain bandit memiliki keuntungan dalam hal jumlah. Namun karena mereka berdiam memiliki serangan area splash, yah … susah ditebak siapa yang akan menang. Mungkinkah manusia biasa akan selamat dari flame thrower tanpa memakai perlindungan apapun?

Selain karena mereka berdua lebih kuat sebab memiliki chakra, Elena merupakan protagonis di cerita ini. Kalau dia mati, novel ini akan tamat di BAB ini …. Tunggu, sepertinya itu ide yang bagus. Saya tidak perlu melanjutkan novel ini dan bisa kembali ke novel yang lain. Mungkin kubuat dia kepleset kulit pisang dan terjadi pendarahan internal, ya?

Kalau author ingat-ingat lagi, saya sebagai Author sudah menulis plot penyerangan bandit sebanyak 3 kali. Sebenarnya saya sendiri juga malas kalau harus menulis adegan penyerangan bandit seperti ini. Tapi karena saya sedang bingung kalau misi lainnya bagusnya apa, jadi saya berikan saja misi seperti ini.

*Tap!* *Tap!*

Elena dan Anko berhenti di atas sebuah cabang pohon tidak jauh dari kamp bandit berada. Walaupun mereka berdua bisa menang mudah dengan bakar-bakar, namun metode itu akan juga akan mengenai sandra yang mungkin dimiliki oleh para bandit.

"Jadi, apa strategimu, Anko-sensei? Kalau aku lebih suka menyerang mereka dari depan, lalu cepat-cepat pulang setelah itu," kata Elena yang mengentengkan pekerjaan ini.

'Jumlah mereka … 51 orang. Aku bertanya-tanya, mengapa mereka bisa mengumpulkan personel sebanyak ini. Ini bahkan berkali-kali lebih banyak dari teman sekelasku di dunia sebelumnya.'

Elena mengamati lebih dekat menggunakan Penerawangan yang seperti Byakugan. Dari pengamatannya, tidak jumlah ini sama sekali tidak memberikan ancaman padanya, sehingga dia bisa menyikat mereka dengan sangat gampang.

(Btw, di novel "Menjelajah Dimensi Setelah Reinkarnasi: Akademia" yang rilis di aplikasi "Novelme" sudah dijelaskan berapa jumlah murid sekelas Elena. Kalau belum ada, berarti chapternya sudah rilis. Coba tengok ada berapa orang, kemudian komen di kolom komentar.)

"Apa kamu bisa mengatasi mereka semua?" tanya Anko sambil melirik pada Elena.

"Fumu!" Elena mengangguk tanpa menunggu lama.

'Aku rasa tidak buruk untuk memberikannya pelajaran tentang buruknya mengabaikan musuh. Kalau hanya bandit, seharusnya aku bisa menyelamatkannya dengan cepat saat situasinya menjadi buruk, selain itu dia juga memiliki kemampuan Teleportasi.'

"Baik, silahkan saja. Kamu boleh mengurus semuanya sendirian. Tapi jangan memaksakan diri dan segeralah kembali saat situasinya sudah mulai berbahaya."

"Baik, Anko-sensei." Elena berbalik pada kamp para bandit, namun sebelum pergi dia bertanya, "Apakah kita bisa mendapatkan uang lebih dengan menangkap mereka, Sensei?"

"Uang lebih?" Anko memiringkan kepalanya, kurang paham dengan maksud Elena.

"Walaupun mereka kriminal, bandit itu tetap memiliki tenaga yang bisa dimanfaatkan. Apakah kita tidak bisa mengubahnya menjadi budak dan menyuruhnya kerja rodi sampai mati? Aku rasa itu akan bagus untuk mendapatkan tenaga kerja gratis."

"Tidak, itu tidak diperlukan." Anko menggelengkan kepalanya dan mengatakan, "Pembangunan desa memerlukan tenaga profesional untuk melakukannya. Para bandit biasanya adalah orang-orang gagal dan hanya memiliki pendidikan yang rendah. Kalau mereka melakukan pembangunan, mungkin akan malah membuat proyek menjadi amburadul."

'Benar juga, desa Konoha tidak memiliki tambang. Biasanya di duniaku sebelumnya, bandit akan dikirim ke tambang, karena mereka kurang dipercaya untuk melakukan pembangunan. Selain itu, kalau tambang sampai longsor, kerajaan tidak perlu terlalu memikirkannya karena yang mati adalah kriminal dan tidak mempunyai tenaga. Sekarang setelah aku memikirkannya kembali, aku ingin tahu dari mana desa Konoha mendapatkan semua logam untuk membuat senjata.'

"Baiklah, Sensei. Akan aku selesaikan dengan cepat. Sementara itu, …." Elena mengeluarkan gulungan penyimpanan.

*Poof!*

Dari sana, Elena mengeluarkan meja, gelas, dan cawan berisikan coklat panas, lalu Elena meletakkan semuanya di atas dahan pohon menggunakan rumus perhitungan matematika rumit untuk menjaga keseimbangan.

"Sementara aku mengerjakan misi, kamu bisa bersantai di sini, Sensei." Elena mengedipkan mata kanannya selesai menyiapkan peralatannya.

"Kamu memang murid yang sangat baik, ya. Aku tidak akan sungkan-sungkan menyantap ini. Sayang sekali tidak ada dango, tapi sudahlah!" Anko dengan santai duduk di kursi di atas pohon.

Bukannya dia menurunkan kewaspadaannya, hanya saja dia menjadi lebih santai dari sebelumnya. Ia masih sangat ingat jika dia perlu hati-hati, bila-bila saja Elena menghadapi situasi yang berbahaya. Ia akan dicap sebagai guru yang buruk jika sampai membuat anak didiknya —Elena— mati di misi pertamanya.