Azzam kemudian beranjak untuk melaksanakan salat ashar karena saat ini sudah masuk waktu Ashar. Likha yang hanya dipandang oleh Azzam sudah tahu apa yang harus dia lakukan dan dia juga segera beranjak untuk mengambil air wudhu. Keduanya terbiasa melakukan salat berjamaah, mereka memang sangat tekun beribadah.
Namun hubungan Likha dan Azzam dengan teman-temannya juga tetap terjalin dengan baik meski mereka berbeda keyakinan. Leo yang melihat Azzam beranjak dari duduknya langsung mengikuti Azzam dari belakang. Sementara Likha dan Kina juga segera masuk ke dalam kamar mereka untuk bersiap melakukan salat ashar.
Alan, Alvin dan Ryan masih tetap berada di ruang tamu dengan Felicia dan Andrea karena memang mereka bergantian untuk ke kamar mandi. Jadi mereka memberikan waktu untuk Likha dan Kina juga Azzam dan Leo terlebih dahulu. Kalau Leo tidak untuk salat karena Leo bukan muslim, tetapi Leo memiliki sesuatu yang ingin ditanyakan kepada Azzam.
Setelah Azzam dan Leo sampai di kamar, Leo kemudian bertanya kepada Azzam.
"Zam! Sebenarnya ada apaan sih, gue lihat tadi lo menyembunyikan sesuatu pas di ruang musik. Ya meskipun lo berusaha menyembunyikannya rapat-rapat tetapi gue tahu dengan pasti kalau lo itu melihat sesuatu, kan di sana? Bilang aja! Lagian gue juga nggak bakalan ngomong kok sama anak-anak yang lain." ucap Leo memaksa Azzam untuk mengatakan apa yang sebenarnya dia lihat tadi.
Azzam menghela napas berat dan menatap Leo dengan lekat, dia masih ingin meyakinkan apakah Leo benar-benar siap mendengar apa yang akan dikatakannya atau tidak.
"Udahlah Leo! Nggak usah dibahas lagi. Lagian juga kita kan nggak apa-apa jadinya ya udahlah nggak usah dibahas, nanti bikin liburan kita jadi nggak nyaman lagi! Ya udah gue mau sholat dulu ya bentar." ucap Azzam sambil masuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu setelah dia berganti celananya dengan sarung yang memang sengaja di bawahnya.
Azzam kemudian segera keluar dari kamar mandi dengan wajah basah dan kini dia terlihat lebih segar. Leo masih tetap menunggu Azzam di dalam kamar tanpa berniat meninggalkan Azzam sebelum dia mendapatkan jawaban.
"Ayolah Zam, gue penasaran banget nih! Lagian kan cuman gue doang yang tahu, ya kasih tau gue ya, please!" pinta Leo memohon.
Azzam kemudian kembali menghela napas panjang dan dia kemudian menganggukkan kepalanya.
"Ya udah ntar gue ceritain tapi gue sholat dulu ya, takut ditungguin sama Likha sama Kina tuh, bentar!" ucap Azzam sambil mengambil sajadah dan dia segera keluar dari kamarnya untuk memanggil Likha dan juga Kina. Mereka kemudian melaksanakan shalat ashar di ruang keluarga.
Alan yang melihat Azzam, Likha dan Kina sudah siap melaksanakan sholat segera beranjak dari duduknya dan segera mengambil air wudhu.
"Zam tungguin gue bentar, gue ikut jamaah." ucap Alan segera berlari memasuki kamar.
Beberapa saat kemudian dia sudah kembali ke ruang tengah dengan wajah yang basah karena terkena air wudhu. Mereka berempat kemudian shalat berjamaah dan setelah selesai, Kina, Likha dan Felicia juga Andrea segera mempersiapkan makan malam mereka sementara Ryan, Alvin dan Alan melanjutkan acara menonton tv mereka.
Sedangkan Azzam dan Leo saat ini berada di dalam kamar. Leo tetap tidak keluar dari kamar sejak Azzam sholat ashar tadi sampai selesai dan kini sudah kembali ke dalam kamar untuk berganti pakaian.
"Leo, lo masih di sini?" tanya Azzam pada Leo yang langsung menganggukkan kepalanya.
"Iyalah, gue nungguin elo! Lama banget sih shalatnya." ucap Leo sambil menghela napas kasar.
Dia sudah sangat lama menunggu dan dia sebenarnya agak merinding berada di dalam kamar sendirian, tapi dia juga tidak ingin membuat teman-temannya curiga apabila dia nanti terlihat mengejar-ngejar Azzam untuk menanyakan sesuatu.
"Jadi apa yang pengen lo tanyain? Orang gue bilang nggak ada apa-apa kok ngeyel lo tuh!" ucap Azzam sambil melipat sarungnya dan juga sajadahnya. Dia kemudian meletakkannya di meja di samping tempat tidurnya.
"Udahlah Zam nggak usah basa-basi lagi! Lagian gue tahu kok tadi lo itu kayak ngelihat sesuatu gitu loh! Lo itu enggak bisa bohong dari gue, ya mungkin lo bisa bohongin temen-temen yang lain tapi enggak sama gue!" ucap Leo memaksa Azzam untuk menceritakan apa yang dia lihat tadi.
"Baiklah Leo, tapi ini keinginan lo sendiri ya! Lo jangan nyesel." ancam Azzam pada Leo sebelum dia menceritakan apa yang tadi dilihatnya. Leo langsung mengangguk dan meminta Azzam segera bercerita kepadanya.
"Iya iya Zam, buruan ngapa sih! Udah dari tadi gue nungguin lo. Lagian ini udah mau malam tahu." ucap Leo sambil menunggu Azzam bercerita.
Azzam kemudian mulai duduk di samping Leo dan menceritakan apa yang tadi dia lihat.
"Jadi tadi itu gue lihat sekilas itu ada sekelebat bayangan gitu dan meskipun itu hanya sekilas gue bisa ngelihat dengan jelas wajah sosok itu dari pantulan gitar yang ada di depan gue itu. Jadi gue itu tadi ngeliat sesosok wanita cantik tapi pucat banget, kayaknya dia deh yang main piano. Tapi ya gue takut kalian semua jadi ketakutan gitu loh, jadi makanya gue bilang kalau suara itu bukan dari ruang musik itu padahal jelas-jelas suara itu benar-benar dari piano di depan kita tadi cuman kan lu lihat sendiri kan piano itu sama sekali enggak bergerak dan enggak tersentuh jadi kan apa yang gue lihat itu benar-benar di luar nalar kita. Makanya gue itu nggak mau bikin kalian takut." ucap Azzam terus terang.
Dia kemudian menatap Leo dengan lekat, dia ingin mengetahui bagaimana reaksi Leo setelah mendengar apa yang dia ceritakan.
"Zam apa menurut lo Villa ini ada penunggunya gitu, ada hantunya gitu?" tanya Leo tiba-tiba membuat Azzam tersentak.
Azzam juga merasakan hal itu sejak awal mereka datang, tetapi dia berusaha untuk bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun untuk menjaga perasaan teman-temannya dan juga mereka sudah terlanjur menyewa Villa ini meski akhirnya mereka mendapatkan Villa ini secara gratis tetapi barang-barang dan modal yang mereka keluarkan sudah banyak. Lagi pula kan ini juga liburan hampir selesai. Jadi mereka akan tetap melanjutkan liburan mereka sampai saatnya mereka masuk kuliah lagi.
"Kalau menurut lo sendiri gimana, gue yakin lo juga ngerasain kan apa yang gue rasain?" Azam balik bertanya kepada Leo yang langsung menganggukkan kepalanya.
"Bener Zam, tapi kira-kira apa kita aman ya kalau tetap di sini, apa sebaiknya kita balik aja Zam! Gimana? Sebelum terjadi apa-apa gitu?" tanya Leo kepada Azzam yang langsung menggelengkan kepalanya.
"Janganlah Leo, kita lanjutkan aja yang penting kita tuh nggak macem-macem. Kayaknya aman deh. Lagian Mang Asep kan juga udah pesen yang penting kita jangan berbuat yang aneh-aneh dan mentaati apa yang dia bilang gitu aja sih kalau gue mah, lagian kita kan di sini juga tinggal beberapa hari lagi. Kan sayang tauk." ucap Azzam menepuk bahu Leo.
Dia kemudian mengajak Leo keluar untuk bergabung bersama teman-teman mereka karena dia dan Leo sudah berada di kamar cukup lama. Azzam takut kalau teman-teman yang lain mencurigai dia dan Leo. Apalagi belakangan ini sering terjadi kejadian-kejadian aneh yang menurut mereka tidak bisa diterima dengan logika mereka.
Azzam dan Leo kemudian segera bergabung dengan Ryan, Alvin dan juga Alan yang sedang menonton televisi. Sementara para cewek-cewek itu sedang menyiapkan makan malam. Entah apa yang akan mereka hidangkan malam ini karena sejak tadi sore mereka sudah mulai mengganti menu makan mereka yang tadinya hanya sop dan tempe goreng juga sambel, tadi ada spaghetti dan ikan salmon. Mereka akan menunggu apa yang akan diberikan oleh para cewek-cewek itu sambil menonton televisi.