"Lukman...!"
Teriakan seorang remaja cewek, membuat Lukman dan Pandu menoleh ke arah sumber suara tersebut. Wajah keduanya terlihat datar menatap Lexa, dan beberapa personil CASM sedang berjalan cepat ke arah mereka.
"Kalian lama amat sih." Ucap Lexa begitu ia sudah berdiri di dekat kedua sahabatnya. "Tristant mau di pindah ke ruang operasi, tapi nunggu konfirmasi dari bagian administrasi." Jelas Lexa. Jangan lupakan wajahnya yang masih dibasahi air mata.
Lukman terdiam, kata-kata Lexa membuat ia semakin bingung dan gelisah.
"Gimana Luk, kasihan Tristant. Kata dokter jangan sampai lewat nanti malam. Risikonya bisa bahaya buat Tristant dan kandungannya."
Kali ini, Lukman tidak hanya gelisah, tapi juga merasa stres. Ia tidak mampu memberikan jawaban apapun. Diam, hanya itu yang bisa ia lakukan.
"Gimana Ndu?" Tanya Aldo selembut mungkin. Ia bisa melihat bagaimana bingungnya Lukman hingga sahabatnya itu, tidak mampu berkata apapun.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com