webnovel

Candy & Chains

Kisah cinta tak terduga yang dipertemukan oleh takdir. Tentang dua luka yang saling melengkapi. Nisaka Yuki adalah seorang gadis yang mengalami kebisuan selektif. Dulu, Nisaka Yuki selalu dibully temannya dan kakaknya di rumah. Tetapi semua hal tersebut berubah setelah ia bertemu Hasegawa Izumi. Hasegawa Izumi, pria tampan bagaikan mawar yang indah. namun, terdapat duri di balik keindahannya yang dapat memberi luka kepada orang yang menyentuhnya. Izumi merupakan seorang psikopat yang selalu memberi siksaan dan mengika[t kebebasan Yuki bagaikan rantai. Namun, terkadang berubah bersikap manis layaknya permen. Sehingga berjalannya waktu, Izumi merasakan perasaan yang tidak pernah ia rasakan selama ini . Apakah ini perasaan cinta? Atau hanya rasa simpatinya saja.

Yukisa10 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
5 Chs

Chapter 1 : Berita Pembunuhan

Nisaka Yuki, wanita berambut seputih salju dengan wajah cantik dan memiliki sifat yang sangat pendiam. Dulunya ia memiliki keluarga yang sangat menyayangi dirinya. Namun semua itu berubah setelah ayahnya meninggal. Ibunya yang dulu sangat menyayangi dirinya, ternyata hanya bersendiwara agar dapat mendapatkan semua harta yang diwariskan kepada Yuki. Dan demi mencapai tujuannya itu. Ibunya menjual Yuki kepada keluarga Nisaka yang memiliki satu putra yang sekarang menjadi orang tua dan kakak angkat untuk Yuki.

Hari demi hari ia habiskan dengan penuh kepedihan. Di mana dirinya sering dibully oleh teman di sekolahnya karena tidak bisa berbicara, dan bila ia terlambat sedikit saat pulang, ia akan di pukuli oleh ibu dan kakak angkatnya.

Terkadang ia berpikir apa kesalahan yang telah ia perbuat sehingga orang-orang sangat membenci dirinya. Apa karena ia mengalami kebisuan selektif sehingga orang-orang terus membenci dirinya. Tapi ia bukannya tidak bisa berbicara, hanya saja ia sangat sulit untuk mengucap sesuatu kepada orang lain selain kepada orang tua angkat dan kakak angkatnya.

******

"Kupikir setelah kau lulus, kau akan menjadi adik yang sangat berguna.Ternyata tidak sama sekali," ucap seorang pria seraya menendang perut wanita yang ada di depannya, yang sampai  membuat tubuh wanita tersebut terjatuh di atas kasur yang berada tepat di belakangnya.

Setelah mendapatkan tendangan dari seorang pria yang merupakan kakak angkatnya. Yuki hanya bisa meringis kesakitan seraya memegang perutnya yang sejak tadi terasa nyeri.

"Hey, apakah selama ini aku terlalu bersikap baik padamu? Sehingga kau menjadi sangat berani untuk tidak memegang janjimu," ucap pria tersebut seraya mengambil tali di dalam lacinya.

"A—aku mohon, jangan menendang perutku lagi. Bila kau terus melakukannya, maka aku tidak akan bisa datang bulan lagi." Yuki menatap pria tersebut, sambil berharap ia akan melepaskan dirinya hari ini dan membiarkannya untuk beristirahat dengan tenang.

Saat melihat Yuki yang sedang memohon ampun. Bukannya berbelas kasihan, pria tersebut malah semakin bersemangat untuk melakukan aksi selanjutnya kepada Yuki. Namun saat pria tersebut hendak mengibaskan tali yang ia pegang tersebut ke arah Yuki. Tiba-tiba saja terdengar suara dari luar kamar, yang dari tadi terus-menerus memanggil namanya dengan sangat keras.

"Haru, apa kau di dalam? Keluarlah!" pekik ayah seraya mengetok pintu dari luar. Sedangkan Haru yang sudah merasa kesal hanya dapat berjalan menuju pintu seraya mengancam Yuki untuk tidak mengatakan sesuatu kepada ayah, dan bila ia sampai memberitahukannya maka Haru berjanji akan memberikan hukuman yang pantas untuk Yuki. Yuki yang dari tadi terbaring di atas kasur hanya dapan mengangguk dan mencoba bangkit  untuk berdiri.

Setelah melihat Yuki yang sudah berdiri, Haru langsung membuka pintu kamarnya dan langsung menyapa ayahnya dengan senyum palsunya.

"Apa yang sedang kalian berdua lakukan?" tanya ayah sambil  melihat Yuki yang sedang berada di belakang Haru. "Yuki sedang membantuku mengerjakan tugas kampus, ayah." Haru langsung merangkul Yuki, lalu dijawab oleh Yuki dengan sebuah anggukan.

Ayah menatap putra dan putrinya dengan bangga. Ia sangat bersyukur karena dapat melihat kedua anaknya ini sangat akrab dan bisa saling membantu satu sama lain disaat susah. Namun ia tidak tau bahwa apa yang ia lihat selama ini hanyalah kebohongan di balik penderitaan Yuki. Haru memang bersikap baik kepada Yuki saat ayahnya ada di rumah, tapi semua kebaikan yang ia tujukan kepada ayahnya akan berubah setelah ayahnya pergi bekerja. Haru tidak akan segan-segan memukul Yuki bila uang yang ia inginkan dari Yuki tidak ia dapatkan pada saat itu juga. Bahkan ia sudah terlalu sering memukul tubuh Yuki untuk bersenang-senang dan menghilangkan rasa stres yang ia alami setiap pulang dari kampus.

Ayah menatap kedua anaknya itu dan tersenyum. "Tadi ayah ada membelikan beberapa makanan cepat saji, jadi turunlah ke bawah agar kita dapat memakannya bersama-sama," ucap ayah seraya menepuk pundak Haru, lalu meninggalkan mereka berdua untuk turun ke bawah.

 

Setelah dirasa ayah sudah turun ke bawah. Haru langsung mengancam Yuki untuk kedua kalinya, agar ia tidak berbicara yang aneh-aneh saat berada di meja makan nanti. Karena Haru tau betul sikap ayahnya itu. Ayahnya pasti akan bertanya banyak hal kepada Yuki saat makan malam nanti. Dan yang pastinya itu menyangkut dirinya dan ibunya.

******

Di meja makan berbentuk persegi. Mereka berempat makan dengan tenang tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, hanya terdengar suara sendok yang bersentuhan dengan piring saja. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya ayah memutuskan untuk membuka pembicaraan dengan bertanya beberapa hal kepada Yuki. Haru yang telah mengetahui hal tersebut sudah siap-siap memberi kode dengan cara menyenggol kaki Yuki.

"Yuki, apa kau benar-benar tidak ingin kuliah?"

"Tidak ayah," ucap Yuki singkat.

"Apa karena ibu melarangmu?" tanya ayah seraya menatap wajah istrinya.

"Tidak ada yang melarangku, ayah. Hanya saja sekarang aku lebih ingin fokus pada pekerjaanku di toko bunga," ujar Yuki berbohong.

Saat mendengarkan jawaban dari putri angkatannya yang sudah ia anggap sebagai putri kandung sendiri. Ia tau betul bahwa putrinya ini tidak ingin menambah beban keluarga dan memilih untuk bekerja setelah lulus. Padahal di usia Yuki yang baru memasuki 18 tahun ini, harusnya ia masih belajar dan bersenang-senang seperti anak-anak seusianya. Karena Yuki tidak ingin merepotkan keluarga, terutama ayah angkatnya yang sangat menyayanginya selama ini dibandingkan ibu dan kakak angkatnya.

"Baiklah, bila itu sudah menjadi keputusanmu maka ayah akan selalu mendukungmu." ayah menatap Yuki dengan wajah penuh bangga. Tapi tidak dengan ibu dan kakak angkatnya itu. 

"Kalian berdua berhati-hatilah saat pulang. Dan bila perlu jangan pulang sampai matahari terbenam," ucap ayah kepada Haru dan Yuki dengan wajah sedikit khawatir.

"Memangnya ada apa, ayah? " tanya Haru.

"Ayah sangat khawatir karena akhir-akhir ini banyak tersebar berita tentang pembunuhan di sekitar sini. Dan terlebih lagi korbannya adalah anak-anak remaja seusia kalian." ucap ayah seraya melihat Haru dan Yuki.

"Apa pembunuhnya sudah ditangkap? " tanya Haru.

"Pihak polisi belum mengetahui siapa pelaku dari pembunuhan tersebut. Oleh sebab itu ayah berharap kalian berdua bisa sampai di rumah sebelum malam tiba. Apa kalian berdua mengerti? " tanya ayah dan dijawab keduanya dengan sebuah anggukan.

"Besok ayah ada perjalanan dinas, jadi setelah makan malam ini selesai, cepatlah kalian berdua tidur. Karena sebelum pergi ayah ingin melihat kalian berdua besok pagi," tutur ayah seraya mengambil ayah goreng lalu menaruhnya di atas nasi kedua anaknya. "Kalian berdua makanlah yang banyak!" perintah seraya tersenyum.

******

Setelah makan malam selesai, Yuki memutuskan untuk langsung beristirahat di kamarnya dengan tenang. Ia merasa sangat bersyukur karena malam ini ia bisa beristirahat tanpa harus menerima pukulan dari Haru, dan itu semua tidak dilakukan oleh Haru karena ayah berada di rumah malam ini.

"Besok aku harus sampai di rumah sebelum malam," gumam Yuki seraya menutup matanya berlahan dan akhirnya tertidur.

Setelah Yuki tertidur lelap. Ia tidak tau bahwa dari tadi ada seorang pria berpakaian serba hitam yang terus-menerus menatap jendela kamarnya seraya memegang mawar hitam di tangannya. "Ini akan menjadi malam terakhirmu, mawar hitamku yang cantik," tutur pria tersebut seraya mencium mawar yang ada di tangannya. Dan kemudian memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut.

BERSAMBUNG ....