webnovel

Can You Remember Me?

"siapa kau? Beraninya kau mengaku sebagai pacar ku!"Jungkook "Hiks, aku Min Jiyeon pacar mu bunny" "Aku tak percaya, aku sama sekali tak mengenal mu, padahal aku sangat mengenal para Hyung ku sampai sekarang, tidak mungkin"Jungkook "Aku mohon, bisakah kau mengingatku?" * * Cerita ini menceritakan kisah cinta Jeon Jungkook dan Min Ji Yeon. Setelah Jungkook mengalami kejadian itu, Jiyeon telah sadar bahwa ia tenggelam dalam kegelapan dalam hidupnya. Ia terus mencari kebahagiaan dari kegelapan di dalam hidupnya. Hingga ia menemukannya kembali walaupun tak mudah baginya. Apakah hubungan Jeon Jungkook dan Min Ji yeon kembali Seperti dulu kala, dan hidup harmonis?. Mau tau kelanjutannya?, Ayok kita simak!. * * * ohh iya ini aku buat cerita baru buat kalian semoga kalian suka, juga mengurangi kebosanan pada saat stay at home, jangan lupa vote yaa!,

WidiyaChimmy · Otras
Sin suficientes valoraciones
9 Chs

(bab 9) The Truth Untold

Halo guys author kembali. Nah untuk bab ini kayaknya bakal panjang banget, jadi butuh extra tenaga yang baca. Juga mengandung unsur kata kasar jadi ada beberapa yang author sensor, dan untuk yang balum mohon jangan di tiru. Ambil hal positif nya saja di bab ini. Oke moga suka

~Happy reading~

.

.

.

"Kenapa keadaan nya jadi hening gini? Siapa sih Jeon Soyeon? Adik Jungkook? Atau apa?" Tanya Jiyeon dalam batin nya. Ia begitu penasaran tetapi ia takut membuat orang lain terbebani.

"Annyeong Taehyung oppa, eoh? Ada Jungkook oppa?" Salam dan keterkejutannya menjadi satu

"O-oh Soyeon-ah, dari tadi kita di sini, kenapa sih?" Haha sudah pasti Taehyung berakting, kalian ingat bukan? Taehyung itu pandai berakting, mungkin suatu saat ia akan menjadi seorang aktor, kenapa? Karena wajahnya yang sudah jadi prioritas utamanya dan aktingnya itu. Lebih baik kita kembali ke cerita.

"Oppa tadi aku cariin loh, aku kangen sama Jungkook oppa, betul ternyata kalian berdua" ucap Soyeon kepada Jungkook bukannya Taehyung.

"Oh, kamu nyari Jungkook? Tuh di sebelah aku" Taehyung justru santai, bukannya menyuruh Soyeon pergi, Jungkook rasanya sudah sangat panas, mengingat Soyeon yang begitu murahan, hanya demi uang. Jujur saja Soyeon itu seperti trauma bagi Jungkook. Sungguh laki-laki seperti Jungkook itu seharusnya tidak di perlukan seperti itu, dengan cintanya yang begitu tulus.

"Sebentar, kamu siapa?" Tanya Soyeon Dengan ekspresi wajah yang malas atau datar kepada Jiyeon.

"Aku? Aku Min Ji-Yeon, si ganas, kalian belum tau kan? Kalian tau aku ini preman di sekolah sebelumnya! (SMA yha) " jawab Jiyeon dengan gaya nya, sembari membawa handphone di tangannya dan mengayunkan nya seperti mainan. Yap Memang gaya nya itu sangat SWAG. Di sini memang Jiyeon sengaja bersikap seperti itu tak peduli usia. Dia terlampau muak dengan wanita yang bersifat sama dengan Soyeon. Wanita kasar dan mata yang di penuhi nafsu cinta dan uang. Terlampau hapal sebenarnya.

(Bisa bayangin kan? Biar ngena gitu Maksudnya aku)

"Haha si ganas? Ah aku baru inget kalo kamu yang makan bareng di kantin sama Jungkook, bener kan? Kamu jangan deketin Jungkook lagi demi keselamatan kamu!" Jawab Soyeon dengan gaya sombong nya, jangan lupa bahwa Soyeon masih setia di tempat nya, yang berdiri sambil melipat tangan nya, sembari menatap Jiyeon sinis. Benar saja, demi apapun itu pasti orang yang di sukainya akan mendapatkan perhatian lebih, dan melarang perempuan dan laki-laki yang mendekati pasangan nya.

"Apa masalahnya kalo aku makan sama Jungkook? Memang kamu siapa? Cemburu? Haha dasar murahan" jawab nya, Jiyeon itu pandai menilai orang dengan sekali bertatap mata dan muka, jadi tak heran berkata murahan. Jika sudah berbicara dengan Jiyeon. Jiyeon akan langsung paham sifat orang tersebut.

Setelah berkata seperti itu, Taehyung, Jungkook, dan Soyeon kaget dan langsung menatap Jiyeon, yang tadinya Taehyung menunduk, Jungkook melihat ke arah jendela, dan Soyeon menatap Jungkook. Sungguh mereka semua terperangah mendengar Soyeon itu murahan.

"Haha pasti aku bener, dari reaksi kalian. bener apa gak Jungkook oppa?" Tanya Jiyeon dan menatap menang ke Soyeon.

"Heh jalang, asal lo tau gue bukan cewek murahan, dasar jalang pasti sembarangan kalo ngomong, cih jijik gue" Jawab Soyeon dengan mengalihkan pandangannya, sebelum Jungkook ingin menjawab.

"Jiyeon-ah gimana bisa kamu tau?" Tanya Jungkook, Memang benar Soyeon itu murahan, tapi mustahil sekali orang pertama bertemu langsung mengetahui jika dia murahan. Sungguh sangat mustahil jika bagi orang lainnya.

"Oh dari caranya ngomong sama kalian. Sebenarnya aku nebak doang tadi, tapi ternyata bener, haha" jawab Jiyeon dengan percaya diri. Hari ini sifat dingin, dan perkataan Jiyeon sudah keluar karena dia sedang marah. Kapanpun itu jika ia marah, tak segan-segan ia berkata kasar kepada orang lain, kecuali orang tua nya, nenek, dan saudara.

"Asal kamu tau Soyeon-ssi, omongan mu gak akan buat aku tersinggung atau tersakiti, udah biasa, haha justru aku yang bisa buat kamu marah" jawab Jiyeon dengan tawa jahat ciri khasnya dan menatap Soyeon dengan tatapan jahatnya, tidak lupa tangannya yang dilipat seperti Soyeon tadi dan bersandar pada kursi dengan santai. Dengan baju nya yang keren itu menambah kesan dinginnya.

Seketika Taehyung merinding di buatnya terlalu dingin menurut nya. Bukan dingin ruangan melainkan dinginnya Jiyeon yang berucap, Sangat savage hingga membuat siapapun di buat merinding jika sudah mendengar Jiyeon marah. Setelah mendengar itu, Jungkook merasa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya.

Oh jangan lupakan bagaimana reaksi Soyeon Sekarang, yang sangat terlihat bahwa dia kalah dari Jiyeon, tatapan nya begitu marah terhadap Jiyeon, ia ingin sekali memukul Jiyeon tapi ia tahan dengan mengepalkan tangannya kuat hingga kuku-kukunya memutih, wajahnya pun sudah merah, semerah udang yang di panaskan.

Tanpa basa-basi, Taehyung membawa Soyeon pergi dari Jungkook dan Jiyeon.

"Haha, aku gak ngira teman oppa suka banget sama Jungkook oppa, jadi..... Apa yang sebenarnya terjadi si?" Tanya Jiyeon, dengan nada seperti biasanya. Yang sudah berubah menjadi nada yang sebelumnya.

"Um a-aku, dulu sama temen yang lain temen sama Soyeon tapi sekarang enggak, karena dulu aku pernah pacaran sama Soyeon, dia cinta pertama aku,

Dulu kita semua bersahabat sama Soyeon, dan beberapa tahun yang lalu aku pacaran sama dia selama kurang 1 tahun. Tapi dia berkhianat di belakang aku, aku putus sama dia. bukannya minta maaf dia pergi ke luar negeri, trus ninggalin aku yang masih sakit, selama itu aku benci Soyeon, sampe sekarang pun aku masih gak suka liat mukanya. Haha dan bodoh nya dia minta pacaran lagi sama aku, juga dia yang sebenarnya jalang, bukan kamu Jiyeon-ah" ucap Jungkook dengan menundukkan kepalanya tanpa berani menatap Jiyeon.

Mata Jungkook pun memanas dan berkaca-kaca, dari kenangan nya yang indah itu menjadi pahit, hatinya itu hancur, sudah hancur berkeping-keping jika kita bisa merasakannya. Kalian tahu bagaimana rasanya di tunggal pergi oleh orang yang sangat kita cintai, tanpa ada salam perpisahan ataupun pertemuan dan izin untuk pergi, ia hanya memutus hubungan secara sepihak, bagaimana? Sakit bukan?. Jika iya sama halnya dengan hati Jungkook, ia sangat ingin tidak lemah di mata orang lain, ia merasa sangat hancur begitu hancur, hingga tidak mau makan selama beberapa hari. Ia mengurungkan diri si kamar tanpa memikirkan orang lain, padahal orang-orang terdekatnya sangat khawatir dan cemas. Jungkook itu adalah lelaki yang setia, dan mudah untuk merasa sedih marah ataupun itu, ia tak bisa menahan emosinya, ia sangat lemah jika sudah merasa sedih, apalagi jika sudah terkait dengan keluarganya, ia benar-benar melindungi keluarganya dan sahabatnya.

Tak terasa satu tetes air mata menghiasi wajah tampan nya. Saat sedang menangis Jungkook merasakan sebuah tangan mengelus lembut punggungnya yang bergelar seperti orang menangis kebanyakan. Tangan itu tak hanya diam di sana, satu lagi menuntun Jungkook untuk memeluk nya. Pelakunya tentu saja Jiyeon, siapapun itu jika ada yang menangis akan ia peluk dengan lembut, supaya orang itu merasa lebih tenang. Dan buktinya Jungkook menjadi lebih tenang berada di pelukan Jiyeon. Jungkook merasa dirinya di perlakukan seperti bayi yang sedang menangis, justru ia merasa senang.

Tanpa memperdulikan orang lain mereka berdua berpelukan, tanpa memperdulikan orang-orang yang menatap mereka jijik dan juga tak suka, ada juga yang memotret mereka diam-diam. Tak terkecuali Taehyung yang sekarang mengintip nereka di antara rak-rak buku. sungguh Taehyung merasa sedikit cemburu sebenarnya.

***

Hari sudah menjelang sore, sudah saat nya waktu pulang bagi para mahasiswa di kampus. Jiyeon berjalan dengan lemas dan malas menuju tempat bekerjanya. Ingat ia hanya mempunyai waktu libur hari Minggu, jadi ia setiap pulang akan bekerja. Kecuali ia pulang siang, ia akan pergi dengan temannya.

"Wah, Jiyeon kenapa kamu lemes?" Tanya seorang laki-laki dan dengan seenaknya merangkul bahu Jiyeon yang mungil itu.

"Eoh? Jungkook?" Tanya Jiyeon sembari menoleh ke samping kanan belakang, ia sangat tidak asing dengan suara itu, justru terlampau hapal. Hingga ia langsung tau jika itu adalah Jungkook

"I-iya?" Sekarang jawab Jungkook kebingungan, keadaan di halte bus ini justru menjadi canggung untuk keduanya.

Jiyeon pun menatap Jungkook aneh, ia sebenarnya jarang melihat Jungkook yang terlihat sangat santai. Hei jangan lupakan kejadian tadi di perpustakaan, Jiyeon baru kali ini merasakan malu yang teramat-amat   semua berita tersebar hingga planet Pluto. Eh salah 🤣. Hingga ke seluruh penjuru sekolah. Akhirnya pun Jiyeon mendapat tatapan tidak suka dari para penggemar Jungkook. Jiyeon rasanya ingin mati saja karena malu, tapi untungnya dia memiliki mental yang kuat, dia memilih tidak menggubris dan bersikap biasa.

"Umh aku cuma lemes doang kok gapapa" jawabnya tentang pertanyaan pertama tadi.

"Lemes? Apa gak semangat?" Sungguh Jungkook itu banyak tanya bagi Jiyeon.

"Ga semangat" Jawab singkat, ia sudah lelah untuk berbicara panjang.

"Makan yuk laper" ajak Jungkook antusias.

"Ga aku kerja"  jawab singkat😑👍

"Sumpah gue tuh lagi bete banget kenapa di ajak makan? Tambah ga nafsu hih " umpat Jiyeon di dalam hati.

"Ya udah ikut aku, ga boleh nolak no debat!" Ajaknya sedikit memaksa dan merangkul Jiyeon masuk ke dalam mobil.

***

"Wah bagusnya, seger hah..." gumam Jiyeon dan menikmati pandangan yang tak bisa membuat matanya lepas dari pemandangan alam buatan tuhan dan sedikit lampu yang di buat manusia. Jiyeon itu cenderung menyukai pemandangan alam dari pada ke mall dan wahana permainan, ya...walaupun dia juga suka taman bermain tapi tidak bisa menjadi favorit nya.

Melihat matahari terbenam itu indah, langit yang jingga juga angin semilir yang membuat tubuh sejuk dan rileks, segala macam hal berat yang membuat sulit hilang sekejap.

"Ini tempat paling bagus buat aku ngilangin sedih, juga bikin nambah semangat" ucap Jungkook dan lebih lama memandang wajah Jiyeon dari pada pemandangan matahari terbenam saat itu.

"Hm emang indah, jadi cocok buat ngubah mood" jawabnya dan sama sekali tidak memperhatikan Jungkook, tatapannya tak bisa lepas dari kerlap-kerlip lampu berbagai gedung, dan mobil walaupun sore di sana sudah agak gelap jadi lampu mobil masih bisa di lihat.

"Oh iya kamu pernah sayang (suka) sama orang?" Tanya Jungkook dan sekarang lebih menatap serius ke Jiyeon.

"Ya udah, omma, appa, sama JiKyon mereka penting" Jawab nya dan membalas tatapan Jungkook. Saat Jiyeon melihat mata coklat dan bersinar itu, Jiyeon seperti menusuk ke dalam hati yang berisikan cinta.

"B-bukan itu maksud ku" ucapnya dan memilih memandang ke pemandangan.

"Terus?" Tanya Jiyeon tak mau pusing dan menatap malas ke Jungkook.

"Sebenarnya apa sih yang mau di omongin?, Keburu malem ni" tanya Jiyeon dalam hati.

"Em kamu pernah suka sama laki-laki? Selain appa mu" ternyata maksudnya adalah pernahkah Jiyeon jatuh cinta? Atau sudah punya cinta pertama? Seperti itu lah, tapi dia ragu untuk bertanya.

"Oh k-kalo itu belum ada, terlalu sibuk buat pacaran" jawab nya dingin, ia rasanya malas atau muak mendengar kata cinta, itu semua menjadi trauma nya. Trauma di sekolah menengah pertama nya. Di mana masa mudanya yang seharusnya di buat untuk bersenang-senang sirna. Dan kebenaran di mana Jiyeon dan Jungkook satu SMP itu salah besar. Jiyeon adalah anak perempuan yang berasal dari Daejeon kota yang jauh dari Seoul.

FLASHBACK

"Haha jadi lu ga mau ngerjain PR gw?" Tanya laki-laki dari ketua kelompok paling menyeramkan menurut perempuan yang sedang di bully itu, laki-laki itu menatap perempuan yang sangat malang dan miris yang sudah terduduk berlutut di lantai gudang penyimpanan alat olahraga.

"I-itu a-aku b-bukan ga m-mau ta-tapi..." jawab nya sangat gugup, ia sangat sulit berbicara sekarang. Tapi sudah di potong terlebih dahulu ucapannya dari pacar ketua kelompok tukang bully itu.

"Tapi apa hah? Ga sudi? Ga mau gara-gara gw bully lu terus? Sebel gitu? Asal lu tau ya kalo lo nurut sama gw ga bakal lo jadi kek gini!" Mereka berenam adalah kelompok anak nakal yang berpasangan, 3 laki-laki dan 3 perempuan. Sungguh mereka adalah pasangan remaja yang salah bergaul. Mereka berenam sekelas dengan perempuan yang sedang di bully saat ini.

"Gara-gara lo gue jadi di hukum b*ngs*t lo tau kan guru matematik di kelas galak? gue di suruh bersihin seisi sekolah selama 3 hari, lo mau jadi jalang hah? Apa mau kena hukuman gue? Buat gantiin rasa hukumannya" Tanya laki-laki itu, karena ia tidak bisa membunuh orang di siang bolong seperti ini. Jika sudah malam hari tamatlah riwayat perempuan cupu tersebut.

"A-ampun jangan buat aku jadi jalang kak, h-hukuman aja, a-apapun itu selain jangan ambil keperawanan aku sama hidup ku" pinta nya dan memohon ampun dan memeluk kaki laki-laki itu. Ia sudah menangis deras menahan rasa sakit dan rasa sedih di hati, justru rasa sakit di hatinya lebih sakit dari pada luka-luka itu.

"ga mau mati ternyata, kalo gitu lo beruntung udah gue kasih waktu buat hidup, tapi lo gue kasih siksaan yang bakal bikin lo mau mati" jawab nya dan menatap remeh perempuan di bawahnya.

Mendengar jawaban itu langsung saja perempuan cupu itu menatap laki-laki di atasnya dengan raut wajah kaget dan jangan lupakan air matanya yang masih mengalir, wajahnya sungguh tidak karu-karuan jika kalian bisa membayangkan nya kalian pasti akan meringis ngeri dan kasihan.

"Oh ga mau ya?" Tanya perempuan yang selalu membantu pacarnya itu untuk membully. Menurut mereka membully itu sangat menyenangkan, mereka sudah hampir mendapatkan julukan psychopath, ah benar mereka pantas mendapat julukan psychopath karena mereka pernah membunuh orang.

"A-aku ga mau mati, belum! please biarin aku hidup kak" mohon nya lagi dan semakin erat memeluk kaki panjang laki-laki itu.

"Ish lepasin tangan kotor lo itu dari kaki gue!" Bentak nya dan menendang perempuan itu hingga tangan nya terlepas.

Duug! 

Saking kerasnya tendangan nya kepalanya terbentur meja di belakangnya itu, kepalanya tepat mengenai ujung meja itu. Sedikit demi sedikit darah mengalir dari kepalanya hingga menghiasi baju putih yang sudah kusam itu dengan warna merah pekat.

"Akh...s-sa-sakit" gumamnya dan rasanya penglihatannya sudah agak kabur. Tapi ia paksakan untuk membuka mata.

"Bagus mati aja lo, dari pada bikin sekolah ini kotor terus bikin hidup orang sengsara! Ga akan ada lagi yang bakal nyiksa lo" ucap perempuan itu.

(Jadi guys di situ cuma ada 3 orang yang lainnya entahlah mereka berempat kabur setelah liat darah)

Dan ternyata Jiyeon tetap bertahan untuk hidup ia menyeka darah yang mengalir di jidatnya dengan kasar, ia pun mencoba untuk berdiri. Dia sudah sangat marah ia tidak bisa menahan kemarahannya. Ia pun akhirnya berdiri dan tersenyum kecut melihat keadaan dirinya. Dan setelah itu tersenyum sinis sambil menunduk.

Dan ternyata korban bullying itu adalah Jiyeon perempuan cupu yang tidak memiliki teman dan masa muda yang buruk.

Pasangan nakal itu pun saling bertatapan dan seperti menanyakan sesuatu sambil mengangkat alisnya.

"Kok dia ga mati apa pingsan?" Mungkin seperti itu isi pikirannya.

"Haha cewek kayak gue pantes mati? Apa salahnya gue cupu? Memang gue kotor? Yang bikin sekolah kotor tuh kalian g*bl*k misal aja kalian ga lakuin itu sekolah ga bakal kek gini, dan yang bikin orang sengsara itu kalian bego, bukannya jadi juara kelas, cuma terkenal dengan kesan kenakalan dan kejelekan cih. Sadar diri dong. Dan lagi nyiksa orang itu cuma buat orang yang ngelakuin Ke-Sa-La-Han! Dan apa? liat aja salah gue apa? Ga ngerjain PR kaliam, ga ngelakuin yang di perintah. Heh lo kira gue pembantu lo? Mikir oi mikir ngomong-ngomong doang tapi bodoh, tuh otak buat apa hah? Tong kosong berbunyi nyaring gitu hah b*ngs*t? Itu namanya manja *nj*ng, gak mikir apa orang tua kalian yang udah didik kalian, eh hasilnya mengecewakan ck ck ck, yang di harapkan orang tua tuh anaknya bisa sukses, pinter, ga kayak kalian yang udah bodoh kerjaannya ga ada manfaat, ga ada hasilnya yang ada malah nguras uang orang tua. Mikir g*bl*k udah gede kayak anak SD gue muak b*ngs*t!" bentak, ucapan, sindiran, pertanyaan sudah menjadi satu di perkataan Jiyeon. Keadaan sudah berbalik sekarang. Mereka sudah menatap Jiyeon ketakutan dan sedangkan Jiyeon menatap mereka berdua dengan tatapan tajam dan kejamnya.

Entah apaaa yang merasuki muu,

Hingga kau tega berkata jorok dan juga mengejeknya 🤣_ bernada ya guys.

Ni author minta tabok_ Jiyeon belike

Au ah author bingung ngetik bagian kamu Jii🥴_ author

DAH LAH BALIK AJA GUYS!

"Heh awas ya lo jalang, tutup mulut lo! Jangan sok tau g-gitu lo hah, lo cewek cupu kayak lo pantes jadi pembantu sengsara, udah sepantesnya kek gitu!" Bentak ketuanya tak mau kalah dari Jiyeon.

"Hahaha jalang? Jalang yang sebenarnya tuh pacar lo yang suka manfaatin lo, lo pasti ga tau kalo dia udah main sama cowok lain selain lo, gue inget banget mereka masuk ke hotel kayak pengantin baru dan lebih parahnya mereka ciuman di lobby hotel!" Ucap Jiyeon dan membersihkan namanya dari tuduhan.

"A-apa kata lo b*ngs*t? Gue jalang selingkuh dari p-pacar gue? Minta mati lo" Tanya remeh tapi ada unsur kekhawatiran.

"Bener itu chagi hah?HAH JAWAB JALANG!" tanya nya dan membentak keras.

"E-enggak chagi itu gak bener jalang itu ngadi-ngadi aku ga mungkin main di belakang mu chagi" belanya tak mau kalah. (hilih drama)

"Hah pake acara drama lagi" ucap Jiyeon dalam hati

"Mau bukti tuan?" Tawar Jiyeon dia tersenyum licik

"Tapi habis itu lepasin gue dan jangan ganggu gue, jangan deketin gue, kalo itu bener kalian lakuin syarat gue kalo salah siksa gue aja gapapa!" syarat yang cukup pintar keputusan yang berat.

"Oke deal" jawab laki-laki itu.

Dengan cepat Jiyeon mengambil handphone nya di tas dan menunjukkan beberapa foto yang menampilkan perempuan itu mencium orang lain dengan gaun seperti wanita penghibur bayaran.

"C-chagi b-biar aku jelasin a-aku--" coba ucap nya tapi dia terlalu takut. Dan sebelum ia selesai berbicara sudah di potong ucapan nya dari pacar nya itu.

"CUKUP!! GUE GA PERLU PERNYATAAN LO! DI SINI UDAH JELAS LO NGELANGGAR JANJI, KATANYA LO GA BAKAL MAIN SAMA COWOK LAIN, DAN INI BUKTI JELAS LO UDAH MELANGGAR JANJI KITA, MULAI HARI INI KITA PUTUS, KECEWA GUE SAMA LO!!" Bentak nya frustasi dan penuh kemarahan juga ada sedikit tatapan kecewa dan sedih.

Satu saksi kejadian itu pun tersenyum sinis ia berhasil membuat mereka berpisah dan melupakan Jiyeon yang tersenyum menang. Mereka berdua yang sudah berpacaran di umur 17 tahun dan yang satunya sudah menjadi jalang. Mungkin kalian bertanya bagaimana bisa di umur 17 tahun masih mempunyai gelar siswa SMP? Kalian pasti tau seperti apa anak yang suka membuat olah, pastinya mereka bisa tidak naik kelas.

"CHAGI jangan chagi aku minta maaf nee? Aku minta 1 kesempatan buat jelasin semua" mohon nya dan berlutut.

"Ga ga ada yang namanya penjelasan. Kan gue udah bilang ga mau sesuatu punya gue di cicipin laki lain!" Ucapnya dan meninggalkan Jiyeon dan perempuan yang sedang patah hati itu.

"HEH JALANG DASAR LO, CARI MATI YA? HAH  NGAPAIN SIH LU IKUT CAMPUR URUSAN GUE?" Tanya nya dan menarik kasar rambut Jiyeon yang keriting. Bukannya meringis kesakitan ia hanya tersenyum sinis.

"Gue yang di bilang jalang ga terima, dengan gitu nama gw bersih, bye bye bitch" jawab nya dan dengan mudah melepaskan tangan haram jalang itu dengan pukulan taekwondo nya. Dan tak lupa lambaian tangannya dan senyum sinis nya membuat jalang itu terduduk di lantai kotor gudang dengan air mata yang mengalir.

Dan Jiyeon pun pergi dan membersihkan diri di kamar mandi terdekat, untung saja sekarang semua siswa sudah pulang. Hingga Jiyeon dengan leluasa pulang tanpa ada rasa khawatir dan malu, ia sudah muak mendengar kata yang menusuk.

Besoknya ia memeriksakan diri ke rumah sakit tentang luka di kepalanya.

FLASHBACK END

Kenyataan yang benar-benar tak terungkap semua orang tidak ada yang tau hanya Jiyeon seorang, Jiyeon itu sangat pintar menyembunyikan luka sakitnya. Hingga orang tua dan adiknya tak mencurigai Jiyeon. Di mana Jiyeon yang masih kelas 3 SMP itu adiknya masih duduk di sekolah dasar.

Seiring berjalannya waktu ia berubah, yang tadinya hangat kepada siapa pun, menjadi cuek dan sedikit dingin. Tapi dengan begitu bukan berarti sifat baik dan lemah lembutnya hilang begitu saja, dia tak lagi mempunyai gelar perempuan cupu.

Dengan menggunakan baju zaman anak muda dan melepas kaca mata tebal nya ia berubah, ah tak lupa dengan rambutnya yang sudah lurus dan sedikit berwarna itu,  panjang dan berkilau, dan jangan lupakan wajahnya yang berubah setelah di beri sedikit polesan make up. Berubah drastis penampilan Jiyeon sekarang, ia bisa hidup tenang dengan kehidupan barunya, ntah juga dia akan mengalami hidup barunya lagi di masa depan atau tidak.

Dari situlah Jiyeon membenci cinta, walaupun ia membutuhkan nya. Cinta itu bisa membuat senang, bahagia, terobsesi, over protective pada pasangan kita, saking bahagianya dan perhatian kita menjadi buta dengan kenyataan, pantas saja cinta itu buta, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi di belakang nya dan membuat pihak salah satunya atau dua-duanya yang mengalami rasa menyesal akan tersakiti tanpa darah. Apapun itu, cinta yang tak tulus bisa membuat luka tanpa berdarah. Kalian harus berhati-hati dengan cinta.

.

.

.

.

{To be continued}

Tunggu kelanjutannya yaa, Dan jangan lupa untuk vote, dan komen nya (◠‿◕)

                 

~Thanks to read every one~

(◍•ᴗ•◍)

Hehe gimana part ini?

Umh banyak kata-kata kasar kan, maka dari itu mohon jangan di contoh ya, yang di contoh hal positif nya saja. Maaf juga kalo banyak typo😊

Vote juseyo⭐⭐

See you next time 💜

BORAHAE 💜💜