webnovel

BUTTERFLY'S ETERNAL LOVE (Bukan Liang Zhu)

Seorang gadis yang bernama Zhiwei mengalami time slip ke zaman dinasti Jin Timur. Dia bersama Shanbo, Yinfeng, dan Yingtai melakukan petualangan untuk mengumpulkan empat perhiasan batu Liang Zhu. Apakah Zhiwei bisa pulang kembali ke masa depan?

Maria_Ispri · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
33 Chs

BAB 7

Yin Feng masih memegang kerah baju Zhiwei dengan tatapan mata mengintimidasi.

"Lepaskan!" seru Zhiwei sambil menarik kerah bajunya, "jangan menuduh seenaknya," lanjut Zhiwei tak mau mengaku.

Yin Feng melepas pegangannya pada kerah baju Zhiwei lalu mengambil gawai dari dalam saku jasnya. Dia membuka dan menunjukkan video rekaman CCTV. Zhiwei membulatkan matanya ketakutan. Dia memeluk buku yang ada dalam dekapannya.

"Ini kamu kan?" tanya Yin Feng.

Zhiwei menunduk.

"Kalau iya kenapa? Aku tak sengaja juga melihat kalian dalam ruangan itu," elak Zhiwei.

"Kau mata-mata dari perusahaan mana? Katakan!" tanya Yin Feng masih dengan nada mengintimidasi.

Zhiwei menggelengkan kepala.

"Apa maksudmu mata-mata? Kami hanya bermain drone di kampus. Apakah itu salah?" tanya Zhiwei lagi.

"Baiklah Nona, kami akan melepaskanmu dari tuntutan hukum, asal kau mau memberikan cincinmu itu pada kami. Bagaimana?"

"Tidak! Ini warisan ibuku. Tak akan kuberikan pada siapa pun juga," terang Zhiwei sambil menyembunyikan tangan kanannya.

"Kalau begitu, ikut aku ke kantor polisi," ancam Yin Feng sambil menarik pergelangan tangan Zhiwei.

"Eh, lepaskan!" teriak Zhiwei.

Tiba-tiba seseorang datang dari arah belakang Zhiwei memegang tangan Yin Feng yang menarik pergelangan tangan Zhiwei.

"Lepaskan tangan adikku," ucap Shan Bo tegas.

Yin Feng menoleh. Demi melihat Shan Bo di hadapannya, raut wajahnya menjadi tidak suka. Yin Feng melepas pegangan tangannya dari tangan Zhiwei. Gadis itu langsung berlindung di belakang kakaknya.

"Ternyata kau adik si oportunis ini. Pantas!" ucap Yin Feng pada Zhiwei dengan nada tak suka.

Shan Bo menatap tajam pada Yin Feng.

"Kita pergi," ajak Shan Bo pada Zhiwei sambil menggandeng tangan gadis itu.

Zhiwei berjalan mengikuti Shan Bo. Dia menatap Yin Feng yang masih menatap benci pada mereka berdua.

***

Di halaman perpustakaan Zhiwei berhenti melangkah lalu menarik tangannya yang masih dalam genggaman Shan Bo. Lelaki itu juga berhenti lalu menoleh.

"Kau lihat bagaimana wajah Zhu Yin Feng. Dia begitu membencimu. Aku memikirkan hubunganmu dengan adiknya. Kak, sudah, menyerahlah menjalin hubungan dengan Ying Tai,"

"Itu bukan urusanmu," ucap Shan Bo.

"Mereka orang kaya memiliki pemikiran kita orang miskin hanya ingin panjat sosial ketika mendekati mereka," terang Zhiwei.

Shan Bo duduk di kursi taman yang ada di halaman perpustakaan. Zhiwei ikut duduk di samping Shan Bo. Lelaki itu diam cukup lama, sedangkan Zhiwei hanya menatapnya.

"Aku mendapat kabar kalau Ying Tai dijodohkan dengan orang lain. Dalam waktu dekat mereka akan menikah. Kupikir kau benar. Aku harus menyerah," ucap Shan Bo lalu menghela napas.

"Seandainya sejak awal kau mendengarkan nasihatku," gumam Zhiwei sambil memandang buku yang jadi bahan rebutan.

"Eh kenapa Yin Feng marah kepadamu?" tanya Shan Bo.

Zhiwei tak bisa membohongi kakaknya.

"Sebenarnya saat aku memata-mataimu di kampus menggunakan drone, tak sengaja aku melihat Yin Feng dengan beberapa orang sedang melakukan sesuatu di lantai atas sebuah gedung. Aku melihat sebuah kalung bermata batu merah seperti cincinku ini di dalam kotak kaca. Saat kami ketahuan, dia berusaha menembak jatuh drone kami. Tak tahunya dia tadi mendatangiku karena kami terekam CCTV kampus dan ingin membawaku ke polisi. Dia memberikan penawaran tidak akan menuntut aku dan Qixuan asal memberikan cincin ini padanya. Aku menolaknya, makanya dia marah," terang Zhiwei sambil memutar-mutar cincinnya.

Shan Bo menghela napas. Dia dan adiknya sekarang sama-sama bermasalah dengan keluarga Zhu.

"Apa kita tak lebih baik meminta maaf pada Yin Feng?" tanya Zhiwei.

Shan Bo menoleh menatap adiknya.

"Sepertinya demikian. Kau dan Qixuan harus mendatanginya dan meminta maaf," ucap Shan Bo.

"Bagaimana jika dia meminta ganti dengan mengambil cincinku?" tanya Zhiwei.

"Eh, tanya ayahmu, apakah masih ada surat wasiat tentang pewarisan kalung bermata merah itu pada keluarga Shen. Jika masih ada, maka mereka takkan bisa berbuat apa-apa. Kita bisa menuduh mereka balik dengan mengatakan telah mencuri kalung warisan keluarga Shen. Kupikir mereka takkan bisa berkutik," terang Shan Bo mencoba memberikan solusi.

Mata Zhiwei langsung berbinar. Dia tersenyum lalu mengangguk.

***

Zhiwei duduk di atas ranjang di kamarnya sambil membuka-buka halaman buku tentang perhiasan kuno. Matanya menangkap gambar satu set perhiasan dalam sebuah lukisan kuno yang tertera di dalam buku. Lukisan kuno itu berasal dari zaman dinasti Jin Timur. Di buat oleh Master Wu dari Gunung Langya.

Hanya sedikit informasi yang didapat oleh Zhiwei bahwa batu yang dipakai untuk membuat perhiasan itu bernama batu Liang Zhu berwarna merah. Batu itu didapat dari sebuah batu meteorit yang jatuh pada tahun pertama Sima Ruyi, raja pertama dinasti Jin Timur, berkuasa.

Zhiwei menatap cincin yang ada di jarinya. Lalu menatap lukisan kuno yang ada di dalam buku.

"Jika satu set berarti ada batu yang dipakai menjadi gelang dan anting," gumam Zhiwei sambil memperhatikan lagi lukisan yang tercetak agak kabur.

Zhiwei menghela napas lalu menutup buku itu. Dia merebahkan diri. Esok dia berencana menemui ayahnya untuk menanyakan tentang kalung itu lagi.

***

Di saat yang sama, Yin Feng juga sedang merebahkan diri di tempat tidurnya yang empuk sambil menatap kalung batu Liang Zhu. Dia menghela napas mengingat kejadian tadi siang di perpustaakan. Dia membuka video lalu menonton asyiknya kedua gadis mengendalikan drone di atas rooftop sebuah gedung. Yin Feng tersenyum sinis, lalu mematikan gawainya.

Dia memiringkan tubuhnya ke samping.

"Dia adik Shan Bo," gumam Yin Feng.

Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Tuan! Tuan! Tolong!" teriak seseorang dari balik pintu.

Yin Feng langsung bangun dan membuka pintu.

"Ada apa?" seru Yin Feng

Di depannya seorang pelayan keluarga Zhu terlihat sangat panik.

"Nona Ying Tai, cepat! Ayo!" ucap pelayan itu panik lalu berjalan duluan diikuti oleh Yin Feng.

Yin Feng berjalan menuju kamar Ying Tai di kamar bawah. Dilihatnya adiknya sudah tergeletak tak sadarkan diri dengan pergelangan tangan tersayat. Darahnya tercecer di permadani kamar. Seorang pelayan lain membantu menghentikan pendarahan di tangan gadis itu.

"Ya Tuhan, Ying Tai! Cepat bawa ke rumah sakit!" seru Yin Feng.

Yin Feng dengan wajah panik menggendong Ying Tai menuju mobilnya ditemani seorang pelayan perempuan. Mereka bergegas membawa Ying Tai ke rumah sakit. Ada banyak kemungkinan alasan Ying Tai melakukan usaha bunuh diri. Bisa jadi masalah percintaannya dengan Shan Bo. Lelaki yang dianggap pembawa sial bagi keluarga Zhu. Yin Feng menghela napas sambil melirik adiknya yang duduk di belakang. Wajahnya semakin pucat.