webnovel

BUTTERFLY'S ETERNAL LOVE (Bukan Liang Zhu)

Seorang gadis yang bernama Zhiwei mengalami time slip ke zaman dinasti Jin Timur. Dia bersama Shanbo, Yinfeng, dan Yingtai melakukan petualangan untuk mengumpulkan empat perhiasan batu Liang Zhu. Apakah Zhiwei bisa pulang kembali ke masa depan?

Maria_Ispri · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
33 Chs

BAB 13

Seorang laki-laki menggunakan hanfu biru tua berjalan melintasi hutan di pinggir sungai. Dipunggungnya ada seikat ranting-ranting kayu. Matahari sudah mulai naik di atas ubun-ubun saat dia mendengar derap kuda tak jauh dari jalan setapak. Secepatnya dia bersembunyi, mengawasi dua orang lelaki yang membawa bungkusan kain yang terikat tali.

Lelaki itu curiga dengan gerak gerik kedua orang itu. Dia menduga yang ada di dalam bungkusan kain itu adalah seorang manusia, melihat dari besar benda yang dibungkus. Terbersit dalam hatinya, apakah kedua orang itu mencoba melakukan pembunuhan? Dugaannya benar saat kedua orang yang memakai penutup wajah itu menjatuhkan bungkusan kain ke dalam sungai.

Si hanfu biru tak langsung menolong si korban, dia tak ingin berkonfrontasi dengan kedua orang jahat. Setelah kedua lelaki itu menjauh, secapatnya dia keluar dari persembunyiannya dan tanpa ragu menceburkan diri ke dalam sungai. Dia melihat bungkusan kain itu mulai turun ke dasar. Sekuat tenaga dia mengangkatnya lalu membawa ke permukaan.

Alangkah terkejutnya dia saat membuka tali pengikat kain. Ada seorang perempuan memakai hanfu putih di dalamnya. Lelaki itu memeriksa nadi si perempuan. Masih hidup, tapi naapsnya lemah.

"Nona! Nona!" panggil si hanfu biru berkali-kali, "Nona ... hei Nona. Bangun ... bangun ...kau tak apa-apa?"

Perempuan itu masih belum bereaksi. Si hanfu biru mengangkat kepala si perempuan dan memukul-mukul punggungnya. Perempuan itu akhirnya terbatuk-batuk. Air keluar dari mulut dan hidungnya. Si hanfu biru tersenyum.

"Syukurlah," ucap si hanfu biru.

Zhiwei mulai sadarkan diri lalu berusaha duduk. Dia melihat diri dan sekelilingnya. Tubuhnya basah kuyup.

"Aku masih hidup. Dimana ini?" batin Zhiwei yang merasa aneh dengan dirinya.

"Nona, kau tak apa-apa?" tanya seseorang lelaki tiba-tiba di depan wajahnya.

Zhiwei membelalakan matanya karena terkejut. Sosok lelaki itu memakai baju kuno, itu yang ditangkap akalnya terlebih dahulu. Gadis itu melihat sekeliling, Ada yang aneh. Dia jatuh ke laut pada malam hari, mengapa saat ini di berada di pinggir sungai, dan harinya begitu terang.

"Apakah ini di surga?" tanya Zhiwei pada lelaki yang ada di hadapannya.

Si hanfu biru hanya tersenyum aneh dengan raut tak paham.

"Ya Tuhan, Kak Shan Bo, mengapa kau memakai baju seperti ini?" tanya Zhiwei menyadari lelaki yang ada di hadapannya mirip kakak lelakinya, Liang Shan Bo.

Lelaki berbaju tebal memakai topi aneh itu mengerutkan alisnya tak paham.

"Apa maksud, Nona?" tanya si hanfu biru tak mengerti.

"Apa kau sedang kerja paruh waktu dengan main film?" tanya Zhiwei lalu memeriksa baju dan wajah lelaki yang ada di depannya dengan seksama.

Lelaki yang mirip Shan Bo itu menepis tangan Zhiwei, lalu menjauh.

"Aku menolongmu yang tenggelam di sungai. Namaku memang Shan Bo, tapi aku tak mengenalmu," terang Shan Bo.

Zhiwei masih kebingungan. Dia memeriksa dengan seksama baju yang dipakainya. Dia juga memakai baju yang aneh. Gaun kuno berwarna putih.

"Ada apa ini? Apa yang terjadi? Dimana aku?" batinnya masih dengan ekspresi bingung.

"Kau tahu saat ini era apa?" tanya Zhiwei.

"Era? Aku tak paham maksudmu. Saat ini tahun ketiga Raja Sima Rui berkuasa," terang Shan Bo.

"Apaaaa?" seru Zhiwei dengan suara tinggi karena terkejut dan tak percaya atas apa yang terjadi.

Gadis itu memeriksa pipinya dan lengannya.

"Ini nyata. Bagaimana bisa aku di masa Dinasti Jin Timur? Masanya ribuan tahun dari saat aku jatuh ke dalam laut?" batinnya, "kau tahu siapa aku?" tanya Zhiwei bingung.

Lelaki itu spontan menggeleng.

"Ya Tuhan. Aku mengalami time slip," ucapnya dalam hati lalu gadis itu berdiri menuju pinggir sungai yang jernih.

Zhiwei memandang ke arah air yang tergenang. Dia menatap wajah gadis yang tak asing lagi memang dirinya dalam balutan baju dan gaya rambut kuno. Siapa aku? Wajah ini mirip denganku, batinnya.