webnovel

BUTTERFLY'S ETERNAL LOVE (Bukan Liang Zhu)

Seorang gadis yang bernama Zhiwei mengalami time slip ke zaman dinasti Jin Timur. Dia bersama Shanbo, Yinfeng, dan Yingtai melakukan petualangan untuk mengumpulkan empat perhiasan batu Liang Zhu. Apakah Zhiwei bisa pulang kembali ke masa depan?

Maria_Ispri · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
33 Chs

BAB 11

Zhiwei berjalan masuk ke gedung tempat perusahaan Liang Zhu berada. Gadis itu berjalan menuju resepsionis. Dua orang resepsionis memberi salam pada Zhiwei.

"Nona, apakah Tuan Yin Feng ada?" tanya Zhiwei sopan.

"Apakah Anda sudah membuat janji dengannya?" tanya seorang resepsionis.

"Kami tak ada janji. Bisa kah kau sampaikan gadis drone mencarinya. Dia pasti mengenalku," ucap Zhiwei memohon.

"Maafkan kami. Silakan Anda buat janji terlebih dulu, baru kami bisa mengizinkan Anda menemui Tuan Yin Feng," tolak sang resepsionis membuat Zhiwei kecewa.

"Bilang saja aku anak Tuan Shen ingin bertemu dengannya," ucap Zhiwei dengan nada kesal.

Kedua resepsionis melihat dandanan Zhiwei dari ujung rambut sampai ujung kaki. Zhiwei yang hanya memakai celana jeans dan memakai kemeja setengah lengan langsung membuat mereka menahan tawa. Zhiwei kesal karena mereka tak percaya jika dia anak keluarga Shen.

Mike berjalan masuk ke dalam gedung. Zhiwei merasa pernah melihat lelaki itu di depan perpustakaan saat Yin Feng mengintimidasinya.

"Hei, tunggu Tuan," seru Zhiwei memanggil sambil berlari menuju Mike.

Lelaki itu menoleh lalu berhenti.

"Nona drone," sapa Mike.

"Aku tahu kau teman Yin Feng. Tolong aku untuk menemuinya," pinta Zhiwei.

Mike mengangguk.

"Ayo ikut aku," Mike lalu menelepon Yin Feng memberitahu Zhiwei datang untuk menemuinya.

***

Zhiwei duduk di selasar ruang rapat. Yin Feng sedang rapat, jadi dia harus bersabar menunggu. Zhiwei mengeluarkan buku sketsanya lalu mulai menggambar untuk membunuh waktu. Sejam dua jam waktu berlalu, gadis itu menunggu sampai terkantuk-kantuk. Akhirnya dia tertidur di kursi tunggu.

Para anggota rapat keluar dari ruangan melihat Zhiwei sambil berbisik-bisik bahkan ada yang tersenyum geli. Zhiwei tidur sampai mulutnya ternganga. Yin Feng keluar paling akhir melihat Zhiwei dengan tatapan dingin. Dia mengambil buku sketsa Zhiwei yang berisi sketsa baju, sketsa perhiasan, dan gambar kupu-kupu. Yin Feng tersenyum.

"Hei ... hei ... bangun," ucap Yin Feng membangunkan Zhiwei sambil menendang-nendangkan kakinya ke kaki Zhiwei.

Gadis itu tergeragap lalu terbangun. Dia baru sadar telah tertidur di ruang tunggu. Zhiwei mengelap pipinya dengan lengan.

"Kau sudah selesai rapat. Aku menunggumu lama," keluh Zhiwei.

"Ikut aku," ajak Yin Feng.

Zhiwei bangkit dari duduknya lalu berjalan membuntuti Yin Feng yang masuk ke dalam ruang kerjanya.

***

Yin Feng duduk di kursi kerjanya, sedangkan Zhiwei berdiri tanpa dipersilakan duduk.

"Apakah kau sudah berubah pikiran untuk memberikan cincin itu pada kami?" tanya Yin Feng.

"Tidak! Aku datang untuk membicarakan kalung batu Liang Zhu. Aku ingin membelinya," ucap Zhiwei serius.

Yin Feng diam sesaat mencerna ucapan Zhiwei lalu tertawa terbahak.

"Lelucon apa ini? Nona Zhiwei, kau hanya seorang pekerja paruh waktu, ingin membeli kalung berharga itu?" ejek Yin Feng masih sambil tertawa.

"Aku kemari bukan untuk melawak. Tuan Shen, ayahku, yang memintaku datang ke sini untuk bernegosiasi denganmu," terang Zhiwei mendekat ke arah meja Yin Feng.

Lelaki itu makin terbahak. Dia tak percaya jika Zhiwei anak Tuan Shen. Zhiwei kesal.

"Baik jika kau tak percaya. Kita lihat saja nanti saat acara pameran perusahaanmu," ucap Zhiwei serius.

Yin Feng sudah berhenti tertawa. Lalu mencondongkan tubuhnya ke arah Zhiwei.

"Memangnya berapa yang kau tawarkan untuk kalung batu Liang Zhu?" tanya Yin Feng dengan maksud meremehkan Zhiwei.

Zhiwei mengeluarkan sebuah file dari dalam tas cangklongnya lalu ditaruhnya di depan Yin Feng. Lelaki itu akhirnya merespon serius saat membaca file itu. Zhiwei tidak bohong. Gadis itu datang sebagai utusan Tuan Shen untuk membeli kalung batu Liang Zhu.

Yin Feng menaruh file itu di meja lalu menghela napas.

"Kau tahu kalung itu warisan keluarga kami. Ada buktinya. Kami tak menjualnya," tegas Yin Feng.

"Kami juga memiliki bukti bahwa kalung itu milik keluarga Shen," timpal Zhiwei, "gulungan kain surat itu kami juga memilikinya. Jika memang keluarga Zhu memilikinya juga, maka bisa jadi salah satu dari surat itu palsu. Apa kalian mau melakukan pemeriksaan?" tantang Zhiwei.

Yin Feng diam tak langsung mengambil keputusan.

"Baik, jika itu yang kalian mau, kita tentukan waktunya setelah pameran besok," ujar Yin Feng menyanggupi.

Zhiwei pun tersenyum. Dia sudah berhasil selangkah.