"Nggak lah, Sat! Bohong dia, Ta. Lagian lo aneh sih, memang kalau dandanan kita nyentrik terus make up tebal gini jadi kek wanita yang suka bercocok tanam sesuka hati gitu?"
Menohok sampai ke relung jiwa. Benar-benar sialan deh anak ini, bagaimana mungkin dia menawarkannya dengan detail?
Duh, aku nggak sanggup saja sekali menghadapi tatapan aneh mereka. Okey begini, tadi yang kak Riki bisikkan adalah kami baru akan pulang dan makan malam setelah semuanya masuk kamar. Katanya jika kami pergi sekarang maka tak sopan.
Hey, mana mungkin hanya otakku saja yang berpikiran kotor?
Haha, kalian juga pastinya memikirkan ribuan firasat aneh, 'kan? Sungguh, demi apapun aku yakin kalau kalian juga akan tegang setelah mendengar ucapan kak Riki. Lebih lagi dia membisikkannya padaku, seakan-akan dia menegaskan kalau jika tadi aku tak meminta makan ya kami akan berakhir dengan mereka.
Ekhem!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com