Sindi menatap Bintang cukup lama. Baru setelah itu dia menatap kekasihnya. Mereka berdua ini ... kapan akurnya?
Meski saudara sepupu namun jika terus-menerus ikut memusuhi sosok yang selalu ada di samping adiknya mana bisa Sindi diam saja? Bahkan kak Sofia saja akan merelakan seluruh harga dirinya demi kebahagiaan Bella.
Karena jika keluarga itu utuh semua masalah tak akan berani menyentuh. Tak ada yang bisa dikatakan baik-baik saja jika suasana hati mami buruk. Seumur hidupnya Sindi tahu bahwa ibunya tak satu tapi dua, mami dan mama. Yah meski di mata hukum hanya satu.
"Sampan kapan ayang mau kayak gini? Kenapa kalian saling duduk berhadapan tapi malah main game tanpa percakapan sialan?!"
"I'm busy, by. Can you sut up? I hope you pout your mouth."
Sindi menggeplak kepala kekasihnya dengan buku setebal tiga ratus halaman. Meski demikian dia tak kunjung mendapatkan respon lebih. Padahal adik kelas sedang sibuk evaluasi harian, namun kakak kelasnya malah main game melulu!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com