Cahya dan Desi pamit pulang. Rencana date bang Dimas tetap dilaksanakan Sabtu nanti. Dan karena sekarang masih hari Kamis, dia hanya sekadar basa-basi tak jelas dengan Cahya.
"Yakin mau nganterin? Er, maksud aku gimana nanti kalau kak Riki ngomel-ngomel? Akhir-akhir ini dia agak sensitif kayaknya," kekehku sambil berdiam diri membiarkan bang Dimas memakaikan helmet padaku.
Aku belum bisa memakainya (cara sebenarnya aku malas mencoba melakukannya, karena entah kenapa aku merasa memiliki tempat bersandar. Jika dulu aku melakukan segalanya sendirian, maka kini saat ada orang yang memberikanku pertolongan rasanya ingin bersikap manja saja), helmet itu rumit.
"Aku nggak mau nganterin kamu pulang," kata bang Dimas usai memakaikan pengaman di kepalaku ini.
"Sat woy! Helm cewek gue itu, rusak kepala Anda tidak selamat ya!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com