"Ka--kala mau ke luar bentar ya, ma--mau beli pensil warna, ah iya, per--misi"
Wajah takut bercampur kecewa dan air mata itu menemaninya, Dia mengayuh sepeda bututnya keluar dari pekarangan rumahnya, tak mengindahkan panggilan semua orang, Dia mempercepat kayuhannya, sampai di sebuah taman, dia menyembunyikan sepedanya dan duduk di dalam rumah perosotan sembari menghilangkan rasa sesaknya.
"Seharusnya emang gini kan ya?, diem aja Kala, gak usah minta ini itu, gak tau diri, emang Lo siapa sih?"
Kala mengeluarkan gawai pemberian Senja, mencari hal yang bisa membuatnya lupa akan semuanya, ya itu foto Senja.
Namun seolah memiliki ikatan batin, gawai itu berdering ada nama Senja di sana, ya Senja. Karena cuma nama itu yang ada di dalamnya.
"Hallo cantik?, mau makan eskrim?, rencananya Tante sama Kakak Bibin sama Awan mau beli gelato, ikut gak?"
Ucap suara itu dengan manis, Kala seketika teduh, merasakan tenang yang sangat.
"Loh Sunny gak ikut?"
"Sama Mamanya lagi ke salon"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com