Setelah itu, Samael mencium Chelsea sekali lagi, dan selagi keduanya berciuman, dia memainkan dada Chelsea yang bergetar seperti jeli disana.
"Nnnhhh...Puahh, tidak! Hentikan....Huah, Cnnhh....Nmmm..."
Samael benar-benar melampiaskan dirinya kedalam Chelsea, dan bahkan dia tidak peduli dengan Agnes pada saat ini.
Keduanya berciuman seolah-olah tidak ada hari esok, sampai akhirnya Samael menyudahi ciuman karena Chelsea menggigit bibirnya hingga berdarah disana.
Dia mengelap darah bercampur air liur keduanya disana, lalu dia menyipitkan matanya pada Chelsea yang ternyata sudah menyimpan air mata di sudut matanya disana.
"Apakah kau menangis?"
"Tidak!"
Kemudian dia menghembuskan nafasnya dan berkata: "Anggap saja ini hukumanku untukmu. Aku tidak akan meminta maaf pada apa yang kulakukan padamu sekarang."
"Apa?" Chelsea membelakkan matanya mendengar ini.
Dia menggigit bibir bagian bawahnya dengan wajah menyakitkan, tapi pada akhirnya dia hanya mengatakan dua kata kepadanya, dan itu adalah kata-kata yang pantas Samael dapatkan.
"Aku membencimu."
"Kebetulan, aku juga sama membencimu." Samael duduk dibelakang Agnes disana dan berkata, "Tentu saja aku tahu kau adalah wanita yang kuat, tapi jika kau ingin menangis, menangislah disini. Atau mungkin kau ingin meminjam pundakku?"
"Kau sialan! Pria yang menjijikkan, tidak seharusnya ada seorang pria sepertimu !!!" Chelsea meraung marah disana.
Dan Samael sendiri sekali lagi membantu Agnes yang masih belum sadar untuk mandi dengan kedua tangannya yang penuh dengan sabun.
Dia menoleh ke arah Chelsea yang marah padanya, dan kemudian dia menghela nafas: "Chelsea, dengarkan."
"Aku tidak mau mendengarnya!"
"Kalau begitu keluar. Jika tidak bantu aku mandi bersama, apa pilihanmu bukan urusanku, paham?"
Samael dengan wajah kosong berkata, "Jangan berharap kau ingin aku memperlakukanmu seperti wanita yang lain. Karena kita pada dasarnya memiliki hak dan hal yang sama .... Kau adalah wanita tipe yang ingin berdiri di atas, sedangkan aku adalah orang yang ada di atas."
"Lalu apa yang ingin kau katakan?" Chelsea mencibir disana dengan mata dingin, "Kau ingin mengatakan bahwa aku tidak pantas untukmu?"
"...." Samael tidak menatap Chelsea, tapi bibirnya masih bergerak mengeluarkan kalimat: "Kau yang sekarang, memang tidak cocok untukku."
"....Sial!"
Kata-kata umpatan sekali lagi keluar dari mulut Chelsea.
Samael sendiri tetap tidak mengatakan apapun, sampai akhirnya Chelsea yang menggertakkan giginya saat mengeluarkan kalimat:
"Aku pasti akan menjadi wanita yang setara...tidak, melebihi dirimu! Ini adalah kebanggaanku, dengarkan ini!"
Samael yang setahun bekerja dengan Chelsea sebenarnya tahu bahwa Chelsea di Dunia ini memang memiliki kemampuan yang mungkin sama dengan Chelsea di Dunia sana.
Dan apa yang sedang dia lakukan tadi, selain untuk melampiaskan diri, itu juga untuk mendorong potensi Chelsea.
Apa yang paling dia benci adalah menghamburkan potensi seseorang, dan dia tidak puas dengan Chelsea yang hanya menjadi sekretaris Lucy!
Dia bisa mendaki lebih tinggi!
Untuk melakukan itu dia perlu dorongan dari objek. Dan objek untuk mendorongnya tentu saja adalah dirinya sendiri, dengan cara membuatnya membenci dirinya sendiri!
Jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu, dan jangan terlalu cepat memikirkan kekurangan sesuatu dari apa yang sebenarnya Samael lakukan.
Bukannya dia memperlakukan Chelsea seperti seorang pelacur, tapi sebenarnya, karena dia tahu Chelsea lebih dari yang lain, dia bersedia membuatnya membenci dirinya sendiri agar dia berkembang.
Bukankah ini sangat gentle? Tentu saja, lagipula ini adalah Samael~
Ditambah, benci dan cinta adalah satu perbedaan tipis...
Dan misalkan Chelsea ternyata pada akhirnya menyimpan perasaan padanya...
Well, mungkin Samael akan mengatakan bahwa dia mungkin akan mempertimbangkan Chelsea sendiri!~
"Dan sekarang!" Chelsea langsung duduk berlutut dibelakang Samael dan menyentuh punggungnya: "Aku akan membasuh punggungmu, paling tidak aku tidak ingin dianggap kalah darimu yang menghinaku!"
"...."
Samael merasa bahwa Chelsea agak terlalu mudah terpancing emosi, tapi karena masalahnya seperti ini....
"Lakukan saja."
"Humph!"
Tiga orang, dengan dua wanita cantik dan satu pria sedang berada dalam satu kamar mandi yang lumayan sempit, dan dua diantaranya sedang membasuh tubuh satu sama lain disana.
Dengan menyeluruh Samael membersihkan badan Agnes, terutama di dua tempat terpentingnya dengan sangat teliti.
Di sisi lain, Chelsea dengan raut wajah jijik membersihkan Samael dari atas kepala sampai ujung kaki, termasuk joni kecilnya disana yang sekali menyemburkan beban muatannya pada Chelsea pada waktu itu.
Setelah sepuluh menit mandi, Agnes dengan tenang tidur di ranjang, sementara Samael pergi entah kemana.
Hanya Chelsea yang kembali ke kelompok mengenakan pakaian, bukannya bikini.
"Kenapa kau sangat lama?" tanya Laelia pada Chelsea, "Dan kenapa kau memakai pakaian lengkap?"
Dengan raut wajah kesal Chelsea berkata, "Aku terpaksa mandi karena harus membantu muntahan Agnes. Kalian juga pasti akan melakukan hal yang sama bukan?"
"Begitukah? Lalu...Samael?"
Dengan acuh tak acuh dia menjawab, "Dia awalnya ingin masuk dengan Agnes yang mabuk ke kamar mandi, tapi aku datang tepat waktu!"
"Aku mengusirnya, dan sebagai balasannya akulah yang harus memandikan Agnes disana. Agak berat, dan dua bom itu....sial, aku ingin sekali meremasnya hingga hancur."
"Ehhhh..." x6
Pada saat ini, Alisha tiba-tiba melihat sekeliling: "Sepertinya tidak ada yang hilang disini, jadi Samael seharusnya tidak main dibelakang Laelia dan Atira sekarang..."
Kalika langsung menundukkan kepalanya untuk minum pada saaf kata-kata ini keluar.
Dia tidak bisa mengatakan bahwa dia berencana melakukan itu dengan Samael oke?
Dan Atira sendiri, dengan menopang pipinya dia tersenyum pahit: "Samael benar-benar seorang womanizer, meskipun itu ada kaitannya dengan dia yang bajingan sih."
"Justru aku bingung denganmu Atira." Lucy bertanya, "Seharusnya kau adalah wanita yang paling membenci bajingan karena masalah itu, tapi anehnya kau malah menikah dengan Samael?"
"Ahhahaha..." Atira tersenyum kaku, lalu dia menggelengkan kepalanya: "Aku sudah terlanjur mencintainya sekarang. Ditambah, Samael masih cakap dan perhatian pada keluarganya."
"Atira benar." Laelia setuju: "Ditambah, meski bajingan, tingkat bajingan Samael atau bahkan Har sebenarnya adalah sesuai yang jarang atau bahkan langka. Karena mereka berani bertanggung jawab."
"Hoho, dua kalimat dari sang Istri kepada suaminya? Yahhh, aku agak iri jika seperti itu. Apakah aku harus mencari calon suami segera?" kata Nirenga dengan lelucon.
Yang lain tertawa pada saat ini, dan Chelsea sendiri, meski tertawa di luar, dalam hatinya dia mengingat kata-kata Samael tadi sebelum sampai kesini:
"""Jika kau ingin berjalan bersamaku, maka dalam lima tahun, panjat tahta yang sama denganku. Saat itu, aku akan merubah mindsetku padamu."""
Tangan yang memegang kaleng minuman itu dipererat, dan diam-diam dia bersumpah:
– Tidak perlu lima tahun, tiga tahun....aku pasti akan sejajar denganmu !!!