webnovel

Bukan Salah Ta'aruf

Pernikahan adalah impian bagi setiap insan, karena pernikahan juga sebagai penyempurna agamamu. Tapi apa jadinya jika pernikahan yang telah di impikan malah menjadi petaka di kehidupan rumah tangga yang telah dibina bersama. Inilah yang dirasakan oleh Fatma Pasha perempuan yang dinikahkan oleh keluarganya melalui jalan Ta'aruf dengan laki-laki bernama Hendra Firmansyah. Awalnya Fatma sempat ragu, karena ia belum mengenal sosok Hendra lebih jauh. Namun kedua orangtua Fatma bersikukuh meyakinkannya bahwa Hendra adalah pemuda yang baik dan bertanggung jawab. Sampai pada ketika usia pernikahan mereka genap satu tahun, Fatma dinyatakan positif hamil oleh dokter. Hal tersebut menjadi kabar baik sekaligus kabar buruk untuk Fatma, pasalnya ketika Fatma baru saja tiba dirumah selepas pergi dari rumah sakit. Tiba-tiba datang seorang wanita bernama Annisa dan mengaku sebagai istri sah Hendra, Fatma tidak percaya namun Annisa membawa semua bukti-bukti pernikahannya dengan Hendra.

julietasyakur · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
237 Chs

Pengakuan Fatma

#Tiga Minggu Kemudian#

Fatma sedang sibuk menata masakannya di atas meja makan, walau kondisinya masih lemah Fatma tidak ingin terus menerus menghabiskan waktunya di atas tempat tidur. Hendra yang baru saja keluar dari dalam kamar, langsung mengambil alih pekerjaan Fatma.

"Sayang, kamu kok malah masak sih. Kan aku bilang, kamu itu gak boleh cape dulu. Kamu harus istirahat biar kondisi kamu cepet pulih sayang". Ujar Hendra.

"Aku udah gak apa-apa kok mas, aku bosan kalau harus terus menerus di tempat tidur. Aku udah kangen banget sama dapur mas, pengen masak ini itu". Sahut Fatma.

"Yaudah, sekarang kamu mendingan duduk yang manis. Biar semuanya aku yang siapkan". Gumam Hendra.

Fatma pun mengiyakan ucapan Hendra, lalu bergegas untuk duduk dan menanti Hendra menyiapkan makanannya.

"Makan yang banyak ya sayang, biar kamu cepat pulih". Ujar Hendra.

"Iya mas". Sahut Fatma tersenyum.

"Sayang, kamu kan udah mendingan nih. Nah sekarang aku minta kamu untuk cerita semuanya sama aku, siapa yang udah tega ngelakuin itu sama kamu". Gumam Hendra.

Fatma menarik nafas panjang. "Apa kamu yakin mas? Untuk mendengar semua ceritaku?". Tanya Fatma.

"Tentu, karena aku akan menggiring orang tersebut ke penjara". Seru Hendra.

"Orang yang mencoba membunuhku, emm.. Orang itu adalah Mbak Kinar, mas". Sahut Fatma lirih.

"Apa?!!". Hendra benar-benar shock mendengar ucapan Fatma, ia tidak menyangka jika semua apa yang ia tuduhkan pada Kinar adalah benar.

"Kurang ajar Kinar, aku harus melaporkan dia ke polisi". Tegas Hendra.

"Mas, jangan". Seru Fatma.

"Kenapa sayang? Kinar itu sudah mencelakai kamu, tapi kenapa kamu malah melarang aku untuk melaporkannya?". Tanya Hendra bingung.

Fatma menghela nafas. "Kalau kamu melaporkan Mbak Kinar kepolisi, otomatis Mbak Kinar pasti akan menceritakan kalau motif dari percobaan pembunuhan adalah karena ia sakit hati telah kamu putusi mas. Dan aku gak mau orang-orang tau kalau kamu pernah berselingkuh dengan Mbak Kinar, aku sebagai seorang istri tidak ingin keburukan suami ku di ketahui oleh orang lain. Aku hanya ingin menjaga nama baik kamu, agar tetap bersih di mata orang-orang mas, jadi aku mohon jangan lakukan itu". Ujar Fatma lirih.

Hendra yang mendengar ucapan sang istri langsung tertunduk malu, ia benar-benar merasa bersalah pada Fatma. Harusnya ia sadar sejak dulu, karena tidak sepantasnya ia menyakiti hati istri yang benar-benar menjaga nama baiknya.

Ya Allah, ampuni hamba yang pernah menyakiti hati Fatma. Karna dulu mata hamba benar-benar tertutup dan tidak bisa melihat ketulusan hati Fatma. Gumam Hendra dalam hati.

Tak lama kemudian air mata Hendra menetes membasahi kedua pipinya, Fatma yang melihat tersebut langsung dengan cepat menyeka air mata Hendra dengan tangan kanannya.

"Mas Hendra, kamu kenapa nangis mas?". Tanya Fatma lirih.

"Aku malu Fatma, aku malu sama diri aku sendiri. Dulu aku benar-benar keterlaluan menyakitimu, padahal kamu benar-benar tulus mencintai aku. Aku minta maaf Fatma, aku benar-benar menyesal". Gumam Hendra.

"Sudahlah mas, aku sudah memaafkan dan melupakan semuanya. Jadi kamu gak usah ungkit-ungkit lagi soal itu mas". Ujar Fatma.

Fatma pun mencoba menenangkan hati suaminya agar tidak bersedih lagi. Mereka berdua langsung melanjutkan makan malamnya dan pada saat itu Hendra telah berjanji pada dirinya sendiri, untuk tidak menyakiti hati Fatma lagi untuk kedua kalinya.

Fatma senang melihat suaminya mau berubah lebih baik lagi, memang ini yang sangat Fatma harapkan. Tidak ada lagi orang ketiga dalam hubungan rumah tangganya.

"Terima kasih ya Allah, karena engkau telah membuka mata hati suami hamba. Lindungilah pernikahan kami dari perbuatan orang-orang yang ingin menghancurkan rumah tangga kami, ya Allah" ujar Fatma dalam hati.

***

Hendra mencoba untuk mengirimkan pesan pada Kinar, karena ia tidak terima jika istrinya di sakiti oleh Kinar. Namun sejak kemarin Kinar tidak pernah membalas pesannya, karena sejak kejadian tersebut Kinar langsung menghilang dari rumahnya.

"Ayo balas Kinar, aku akan menyeretmu ke penjara" gerutu Hendra lirih.

Beep.. Beep..

Ponsel Hendra berdering, Hendra segera membuka pesan tersebut. Hendra terkejut membaca pesan balasan dari Kinar.

Kinar

Itu akibatnya kalau kamu berani macam-macam sama aku, mas. Istri mu kali ini bisa selamat, tapi lain kali tidak. Kamu harus membayar semua rasa sakit hati aku, coba aja kamu gak putusin aku. Gak akan kejadiannya seperti ini Mas Hendra sayang.

Hendra menghela nafas, ia sangat kesal membaca balasan pesan dari Kinar.

"Sinting" gumam Hendra.

"Apa?! Kamu bilang aku apa mas?" ujar Fatma yang kebetulan datang membawakannya secangkir kopi.

"Hah? nggak bukan, bukan kamu. Aku lagi sms temen aku" seru Hendra salah tingkah.

Fatma terkikik. "Kirain aku, kamu ngatain aku sinting. Ini di minum dulu kopinya mas"

"Iya terima kasih, sayang" Hendra segera meraih cangkir kopinya lalu menyeruputnya pelan.

Sementara Fatma segera duduk di samping Hendra, sambil bermanja-manja. Fatma bersyukur suaminya telah menyadari semua kesalahannya,

"Mas" ujar Fatma.

"Kenapa sayang?" sahut Hendra sambil membelai rambut Fatma.

"Aku bersyukur banget, Allah masih selamatkan aku dan juga rumah tangga kita. Aku gak tau gimana jadinya kalau aku harus kehilangan kamu, mas"

Hendra menghela nafas. "Maafkan aku ya sayang, semua ini salahku. Harusnya aku tidak melakukan hal ini, aku ini laki-laki bodoh yang sudah mempermainkan perasaan kamu. Aku di kasih istri sholeha dan baik hati, tapi aku sendiri tidak tau bersyukur dan malah bermain api di belakang kamu"

Fatma tersenyum sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir Hendra. "Sudah mas, jangan di bahas lagi. Aku sudah memaafkan kamu, karena bagaimanapun kamu itu cuma manusia biasa. Tempatnya salah dan khilaf, yang terpenting sekarang gimana caranya kamu memperbaiki diri dan tidak mengulanginya lagi"

"Makasih ya sayang, aku bangga punya istri kaya kamu" seru Hendra yang langsung mencium kening Fatma.

Fatma sangat bahagia, karena rumah tangganya telah bebas dari orang ketiga, semoga setelah ini tidak ada lagi penganggu di antara ia dan juga Hendra.

"Terima kasih, ya Allah. Karena engkau telah memberikan istri sholehah seperti Fatma, aku berjanji tidak akan menyakiti hati Fatma lagi. Bimbinglah aku untuk terus berada di jalanmu ya Allah" ujar Hendra dalam hati dan sambil mengelus kepala istrinya, tak lama kemudian Fatma tertidur di pangkuan Hendra.

Hendra mengamati dalam-dalam wajah sang istri dan hal itu membuat Hendra sedih, padahal istrinya sangat cantik namun ia tidak pernah menyadari hal itu. Kecantikan yang di miliki oleh Fatma, adalah kecantikan hati. Beda sekali dengan Kinar yang banyak memoles wajahnya dengan beraneka macam make up.