webnovel

Bukan Pengantin Pengganti

Naya berpikir, bahwa dia hanya seorang pengantin pengganti. Namum, siapa yang menduga kalau pria yang menjadi suaminya memang sudah merencanakan pernikahan kilat mereka. Lantas, apa alasan di balik semua itu? Benarkah cinta? Atau ada cerita lain di dalamnya.

AnnisaSitepu · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
13 Chs

Obat Tidur Terbaik

"Lalu, bisakah kondisi kak Lucas di obati?"

"Tentu bisa, bahkan Dokter keluarga Dominic sudah menyarankan tuan untuk melakukan terapi. Tapi seperti berbicara dengan batu, saran itu hanya di dengar namun tidak pernah di lakukan."

Keluarga Dominic sudah sering kali membujuk Lucas untuk melakukan terapi. Tapi seperti yang di katakann Albert, ucapan semua orang seperti batu yang masuk ke dalam air. Tidak pernah di lakukan atau bahkan di pikirkan oleh Lucas.

"Apa ada cara lain?"

"Ada, hanya saja tuan harus bisa tidur tepat saat jam 9 malam. Jika tuan bisa melakukannya, maka kondisi tubuh tuan akan membaik."

Nayya tiba-tiba mendapatkan sebuah ide yang bagus, ia ingin membantu Lucas agar tidak lagi insomnia. Sebagai balas jasa karena sudah memberikannya hidup nyaman.

"Bisakah aku membantu kak Lucas sembuh?"

Albert terdiam sejenak. Tawaran Nayya mungkin sangat membantu, hanya saja. Albert masih tidak yakin apakah tuan mudanya tertidur karena kehadiran Nayya atau hanya kebetulan semata karena sudah sangat kelelahan.

"Biarkan saya melihat dalam beberapa hari kedepan. Jika memang tuan bisa tertidur setelah masuk kamar tanpa di bantu obat tidur, maka. Saya akan meminta anda membantu penyembuhan tuan."

Nayya tahu itu, bukan Albert meragukan ketulusannya. Hanya saja, pergantian peristiwa membuat siapa pun pasti tidak mudah percaya, di tambah hanya satu kali, sehingga sulit untuk di percaya.

"Baiklah, semoga saja keberadaan ku di rumah ini bisa membantu kak Lucas sembuh dari insomnia yang dia derita."

Ajaran dari sang Bunda agar bisa berguna untuk orang lain, meskipun hanya satu orang. Membuat Nayya suka membantu sesama, ia tidak pernah meminta balasan atas kerja bantuannya. Karena ia selalu mengingat kata-kata sang Bunda tentang menjadi orang baik tanpa mengharapkan balasan.

"Semoga saja begitu, Nyonya." Albert senang melihat wajah antusias Nayya ketika mengucapkan hal terakhir. Juga tidak menduga jika tuan mudanya akan menikah dengan wanita baik seperti Nayya.

"Kalau begitu saatnya aku pergi. Hari ini guru dansa ku akan datang, jadi aku harus bersiap-siap."

Selain belajar etika dan tata krama. Lucas juga membayar beberapa guru untuk Nayya, termasuk guru dansa. Hal itu di lakukan agar di masa depan, ketika mereka menghadiri sebuah pesta bersama. Nayya bisa berdansa dengan Lucas dan tidak membuat dirinya malu.

"Baiklah, semangat dengan pelajaran anda, Nyonya."

"Terima kasih, Paman Albert." Karena melihat kebaikan dan rasa hormat Albert padanya sejak pertama kali mereka bertemu. Maka Nayya memutuskan memanggil Albert paman, sebutan akrab yang ia berikan pada suaminya juga.

"Sama-sama, Nyonya."

Albet tahu bahwa Nayya berbeda. Meskipun kadang pemalu, tapi ia merasa Nayya punya rasa hormat yang tinggi pada mereka yang lebih tua. Tanpa melihat latar belakang atau pekerjaan mereka.

Senyum Nayya secerah mentari, seperti itulah yang di pikirkan oleh semua pelayan di rumah mewah itu. Semenjak ia tinggal, semua orang merasa sangat bahagia. Selalu ada tawa serta senyum, berbeda ketika Nayya belum datang ke rumah itu.

Setelah selesai berbicara, Nayya mandi lalu memakai pakaian biasa dan melakukan sarapan pagi tanpa di temani temani Lucas. Pria itu masih tertidur pulas, dan Albert tidak berniat membangunkannya.

Tepat saat jam menunjukan pukul 9 pagi. Saat Nayya tengah mendengarkan pengarahan dari sang guru dansa. Lucas akhirnya bangun dari tidurnya, melihat sekeliling. Tidak ada tanda-tanda kehadiran istrinya, tirai jendela yang biasanya sudah terbuka juga masih terpasang rapi. Membuat cahaya matahari pagi mengintip di sela-sela tirai.

"Anda sudah bangun, Tuan."

Suara Albert menyadarkan Lucas yang masih setengah sadar. Ia juga langsung melihat jam di ponselnya, dan betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa ia sudah tidur selama 7 jam. Angka yang luar biasa untuk penderita insomnia sepertinya.

"Kenapa tidak ada satu orang pun yang membangunkan ku." Lucas kesal, hari ini ia harus melakukan rapat. Tapi karena tidak satu orang pun yang membangunkannya, membuat rapat itu terbengkalai.

"Anda membutuhkan tidur yang lama, dan sekarang anda mendapatkan kesempatan itu. Jadi mengapa saya harus membangunkan anda, Tuan."

Lucas menghembuskan nafasanya dengan kasar. Albert sudah seperti ibu yang sangat cerewet pada putranya jika sudah menyangkut kesehatan dan pola tidurnya.

"Pagi ini aku harus melakukan rapat, dan sekarang rapat itu hancur karena kau yang terlalu mengkhawatirkan pola tidur ku."

"Rapat itu di tunda, Tuan. Beberapa pemegang saham ternyata hanya berpura-pura ingin bekerja sama. Sebenarnya, mereka sudah menjadi sekutu pria yang bernama Leonal, Tuan."

Mendengar nama Leonal, membuat Lucas teringat pada Nayya. Wanita malang dengan cinta tulus yang di sia-siakan oleh seorang pria yang di berikan julukan baj*ngan oleh Lucas.

"Sangat bagus, sepertinya dia tidak tahu bahwa sifat percaya dirinya akan membuat hidupnya menderita sebentar lagi."

Leonal terlalu percaya diri. Berfikir bahwa keluarga Dominic bisa di kalahkan oleh pria lemah sepertinya. Menghadapi Lucas dengan tangan kosong saja ia tidak mampu, lalu sekarang ia mencoba mengganggu perusahaan Dominic. Benar-benar sangat bodoh seperti Javior yang menyakiti putri setulus Nayya demi putri menjijikan seperti Pavina.

"Apa yang ingin anda lakukan pada pria itu, Tuan?"

"Tidak perlu membuang waktu dengannya. Saat ini, aku masih menikah dengan Nayya. Jika sampai wanita itu tahu aku mengganggu pria yang dicintainya, maka dia pasti akan menangis. Kau pasti tahu bahwa aku tidak suka dengan air mata."

Albert paham, ia tahu kisah cinta Nayya dengan Leonal. Meskipun sudah tahu bahwa pria yang dicintai telah mendua, tapi Albert sangat yakin jika Nayya masih menyimpan sedikit rasa pada pria itu.

"Baiklah. Apa anda ingin pergi ke kantor atau bekerja dari rumah, Tuan?"

"Di rumah saja, aku sedang tidak dalam kondisi baik. Jika aku pergi ke kantor dan melihat orang-orang membuat kesalahan, maka aku takut tangan ku akan berdarah lagi."

"Maka saya akan menyiapkan pakaian serta sarapan anda."

"Baik, tapi sebelum itu. Dimana Nayya? Aku tidak melihatnya di kamar saat terbangun."

"Nyonya sedang belajar dansa, Tuan. Hari ini guru yang anda bayar akan datang, jadi nyonya bersiap-siap lebih awal untuk belajar."

"Sepertinya aku tidak salah menikahinya, tidak hanya dia cepat dalam hal pelajaran. Dia juga memberikan efek obat tidur yang lebih baik dari obat tidur ku."

Lucas menyadari bahwa kehadiran Nayya memberikan efek obat yang bahkan tidak bisa ia beli dengan uang sekali pun. Sangat membantu, dan memberikan tidur yang nyenyak padanya.

"Saya juga mulai berfikir seperti itu, Tuan. Ketika saya melihat obat tidur yang saya siapkan tidak tersentuh dan mengetahui bahwa anda bisa tidur hingga 7 jam tanpa obat itu membuat saya terkejut sekaligus sulit percaya."

"Bukan sulit di percaya, tapi itu kenyataannya. Ketika aku melihatnya tertidur dengan nyanyak serta ekspresi menggemaskan seperti bayi. Tiba-tiba saja mata ku menjadi berat dan aku tidak bisa melawannya lagi."

Albert menjadi bahagia, akhirnya kesehatan tuan mudanya akan segera pulih dengan bantuan Nayya.

"Maka mulai sekarang anda harus membatas jam kerja anda dan mencoba tidur di kamar bersama, Nyonya pukul 9 malam."

"Mengapa kau terlalu perduli dengan kesehatan ku? Bukankah bagus jika tubuh ku semakin rusak. Dan kau bisa terbebas dari majikan tidak berperasaan seperti ku."

"Saya sudah mengabdikan hidup saya pada anda. Jadi kesehatan anda adalah hal paling penting, dan saya tidak pernah merasa keberatan menjadi pelayan anda."

Lucas tersenyum, bukan senyum bahagia atau senyum dingin. Senyum aneh itu sudah sering di lihat oleh Albert sehingga tidak membuatnya takut.