webnovel

Bukan Pengantin Pengganti

Naya berpikir, bahwa dia hanya seorang pengantin pengganti. Namum, siapa yang menduga kalau pria yang menjadi suaminya memang sudah merencanakan pernikahan kilat mereka. Lantas, apa alasan di balik semua itu? Benarkah cinta? Atau ada cerita lain di dalamnya.

AnnisaSitepu · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
13 Chs

Gadis Menyedihkan

Setelah selesai membersihkan diri dan menggunakan pakaian mewah sederhana yang baru pertama kali digunakannya, Nayya langsung keluar dari kamar. Beruntung karena seorang pelayan telah menunggunya di depan pintu sehingga Nayya tidak perlu bingung ketika akan turun.

Tiba di lantai satu, sang pelayan yang bernama Sara membawa nyonya mudanya ke ruang makan. Di sana, Lucas sudah menunggu. Meja makan juga telah penuh dengan makanan-makanan enak, yang Nayya sendiri tidak pernah rasakan.

Berdiri di sisi meja, membuat semua pelayan termasuk Lucas bingung dengan tindakan Nayya yang berdiri di barisan para pelayan.

"Kemala kau berdiri di sana?" tanya Lucas penuh penekanan.

Nayya yang bingung menjadi gugup, selama tinggal di rumah sang Ayah. Ia akan selalu berdiri di sisi mereka makan sambil menunggu keluarga tersebut selesai makan, lalu ia akan makan dengan hasil sisa mereka.

"Saya harus menunggu anda selesai makan, seperti yang Ayah perintahkan pada saya setiap kali mereka makan."

Ainayya. Gadis menyedihkan, membuat siapa pun yang mendengar ceritanya akan sedih dan merasakan seperti apa kehidupannya di masa lalu.

"Kenapa Ayah mu melakukan hal itu pada mu?" Lucas mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di meja makan. Membuat Nayya semakin gugup.

"Ayah mengatakan bahwa nafsu makan Vina dan Ibu akan hancur jika saya ikut makan bersama mereka. Ayah juga mengatakan bahwa anak tidak berguna seperti saya harus makan dari sisa mereka."

Di dunia ini, seharusnya Ayah adalah sosok yang paling mencintai putrinya. Menjadi cinta pertama sekaligus pahlawan sang putri. Seperti itulah yang seharusnya di lakukan oleh sosok Ayah. Tapi untuk Ainayya, hal tersebut tidak berlaku, ia di perlakukan bak seorang pelayan tanpa gaji. Sungguh gadis paling menyedihkan yang pernah Lucas dan para pelayan temui.

"Apa kau lupa dengan kata-kata ku tadi?"

Nayya menggelengkan kepalanya, "Saya adalah nyonya Lucas dan saya berhak atas rumah ini."

"Lalu, kenap kau masih berdiri di sana!"

Ainayya yang akhirnya tersadar langsung duduk di kursi yang telah di siapkan oleh Sara. Mengambilkan piring serta meletakan berbagai macam makanan lezat, membuat Nayya yang hanya bisa makan 1 kali hingga 2 kali dalam satu hari menelan air liurnya.

Lucas yang melihat wajah kelaparan Nayya menjadi simpatik. Ia mungkin sangat jarang dan mungkin tidak pernah bersimpatik pada orang lain.

"Apa kau sudah makan sebelum datang ke rumah ini?"

Lucas yang tidak pernah berbicara di meja makan, tiba-tiba melakukannya setelah kehadiran Ainayya. Membuat para pelayan merasa kagum dengan Nayya.

"Belum, Ayah menghukum saya sejak semalam sehingga saya tidak boleh makan sampai hari ini."

Para pelayan tercengang. Mereka yang seorang pelayan saja selalu makan dengan enak, tidak pernah puasa apalagi tidak makan beberapa hari.

"Apa kau sering seperti itu?"

"Ya." Bukan Nayya sengaja mengungkapkan perlakukan keluarganya padanya. Ia melakukan hal itu karena setelah sang Bunda meninggal, tidak ada lagi yang perduli atau bahkam bertanya tentang hidupnya. Membuat ia dengan mudah bercerita pada Lucas.

"Baiklah, sekarang kau boleh makan. Jika ada sesuatu yang kau inginkan maka kau bisa meminganya pada Sara, karena mulai sekarang dia yang akan melayani mu. Dan satu hal lagi, panggil nama saja nama ku tanpa ada sebutan tuan di dalamnya."

Ainayya terpana ketika mendengar perkataan Lucas, ia tidak menduga jika hidupnya akan benar-benar seperti di istana. Ada pelayan yang selalu berdiri di sampingnya. Pavina saja tidak bisa merasakan hidup sepertinya meskipun menjadi putri kesayangan sang Ayah.

"Baik. Tapi untuk pelayan, sepertinya itu tidak perlu. aku tidak ingin merepotkan Sara karena harus melayani ku." Meskipun tahu hidup dengan pelayan yang selalu ada di sampingnya akan membuat semuanya mudah, tapi Nayya merasa tidak enak jika harus merepotkan orang lain.

"Tidak apa-apa, Nyonya. Tuan muda mempekerjakan saya khusus untuk anda sehingga saya harus melakukannya."

Ainayya paham, mungkin jika Pavina yang menikah. Maka Pavina juga akan di perlakukan hal yang sama oleh Lucas, dan akan sangat keterlaluan bila dirinya menolak kebaikan itu.

"Baik, semoga saku tidak merepotkan mu." Karena Lucas memintanya untuk tidak memanggil tuan, Nayya akhirnya berbicara seperti biasa. Layaknya seorang kenalan.

Setelah Lucas memintanya memanggil nama, maka semua jenis percakapan Nayya telah berubah. Wanita itu juga menganggap semua orang yang ada di rumah Lucas sebagai keluarga.

"Kalau begitu, mari kita mulai makan siangnya."

Ainayya langsung memulai makan siangnya setelah mendapatkan perintah dari Lucas. Makanan yang sangat enak dan belum pernah ia rasakan membuatnya lupa jika saat ini sedang makan satu meja dengan seorang pria asing.

Para pelayan yang melihat pola makan Nayya, merasa prihatin. Tidak ada rasa jijik atau menghina karena cara makannya yang tampak kampungan serta tidak memiliki etika. Bahkan, seorang pelayan paruh baya hampir meneteskan air mata karena melihat kondisi Nayya yang terlihat sangat kurus, mungkin karena jarang makan membuat tubuhnya tidak tumbuh dengan benar.

Ketika Lucas melihat cara makan Nayya, tidak ada rasa jijik. Tapi ia merasa harus memberikan pelajaran etika saat makan agar di masa depan, wanita itu tidak menjadi bahan ejekan oleh orang-orang kaya.

Setelah selesai makan, Nayya akhirnya sadar bahwa ia sedang makan dengan Lucas. Hal itu membuatnya menjadi malu dan meminta maaf atas ketidaksopanan saat makan.

"Maaf jika cara makan ku telah membuat kalian jijik. Aku benar-benar baru pertama kali merasakan makan siang seperti ini sehingga lupa kehadiran kalian," ucap Nayya malu.

"Tidak masalah. Tapi setelah ini kau harus belajar etika dan tata krama agar di masa depan, ketika kau menemani ku menghadiri acara besar, kau tidak menjadi bahan hinaan."

"Terima kasih." Nayya tahu. Untuk menjadi seorang nyonya dari keluarga kaya, ia harus memiliki etika serta terlihat elegan. Seperti yang selalu Ibu tirinya ajarkan pada Pavina.

"Sara, berikan padanya makanan penutup."

"Baik, Tuan."

Sara mulai menempatkan berbagai macam makanan penutup di hadapan Nayya. Mulai dari Dessert, custard, pie manis, potongan kue dan biskuit. Membuat Nayya kembali lapar, air matanya bahkan tidak bisa di tahan karena melihat makanan lezat yang sering Pavina makan.

"Kenapa kau menangis?"

"Aku hanya sedang bahagia karena akhirnya bisa menikmati makanan-makanan enak ini. Di masa lalu aku sering melihat Pavina, Nyonya dan Ayah makan makanan seperti ini. Tapi tidak sebanyak ini."

"Maka mulai sekarang kau akan menikmati makanan seperti ini sepuasnya. Jika kau ingin, maka kau bisa memintanya pada Sara dan para pelayan. Apakah kau bahagia?"

"Ya, aku sangat bahagia. Terima kasih, kau adalah orang asing pertama yang sangat baik pada ku, semoga Tuhan selalu melindungi mu."

Lucas tersenyum ketika mendengar doa Nayya, tentang Tuhan. Ia sudah lama melupakannya, jadi sedikit aneh ketika ia mendengar sebuah doa penuh kebaikan dari Nayya.