webnovel

Alden - The Third Eye

*Kalimantan Selatan*

Saat Alden lagi malas-malasan di kamar nya karena sedang cuti, smartphone nya berbunyi dengan notifikasi alarm.

"~*2 Tahun Ayah dan Ibu meninggal*~."

Alden pun sontak kaget dan bergegas duduk, karena melihat alarm tersebut.

"Heh, dah 2 tahun aja." Kata Alden dengan lirih dan pelan.

"Mandi dulu dah, kalo lagi cuti gini mager banget eh."

Selesai Alden mandi dan melihat jam masih pukul 11 siang, dia pun bersiap-siap untuk segera pergi berkunjung ke makam orang tuanya.

Tepat 2 tahun silam, saat Alden tiba dirumah setelah hari pertama dia bekerja. orang tua alden tiba-tiba meninggal misterius di rumahnya dengan kondisi seluruh badan mereka membiru dan mengering seperti mumi, hasil dari penyelidikan kepolisian dan autopsi tidak ditemukan bekas pembunuhan, kekerasan, ataupun bunuh diri dengan konsumsi zat berbahaya.

Kebahagian dan senyum mereka saat Alden pergi berangkat bekerja di hari pertama, kini tinggal memori di hati dan pikiran saja.

Tepat Pukul 12:30 WITA.

Alden tiba di pemakaman umum, dan berjalan pelan ke makam kedua orang tuanya.. perlahan dia membersihkan rumput, menaruh bunga, dan menyirami nya dengan air.

"Ayah.. Ibu.. Alden sekarang sudah berusia 22 tahun, masih bekerja di perusahaan IT yang dulu, dan gajihnya cukup untuk hidup Alden dan nabung buat masa depan Alden sama cowo Alden nanti."

Melihat sudah pukul 13:30 WITA, Alden pun berdiri untuk pulang kemudian tiba-tiba dia seperti melihat sesuatu di batu nisan ayahnya. Saat dia pegang, seketika Alden merasa pusing dan hampir terjatuh diiringi rasa mual.

beberapa menit kemudian, saat kondisi sudah mulai normal Alden bergegas untuk balik kerumah karena takut terjadi seperti tadi lagi. "Ugh apa gara-gara mager mulu ya selama cuti ?." Gumam Alden.

Sesampainya dirumah dia pun langsung rebahan dan terlelap tidur.

Pukul 23:00 WITA.

Alden terbangun dari tidur bersamaan dengan suara perutnya karena sudah kelaparan.

"Gretak!!". Terdengar suara aneh di arah bekas kamar orang tua alden.

"Eh, suara apaan.. semoga bukan maling" Alden langsung berjalan dengan pelan ke arah kamar ayah dan ibu nya. Dengan pelan Alden mencoba untuk mengecek pintu kamar "Mampus dah.." Gumam Alden dalam hati.

"Hmm ? Terkunci kok, kuncinya juga masih menggantung". Melihat pintu yang masih terkunci Alden mencoba untuk menggedor pintu dengan kuat berharap ada reaksi dari dalam, dan bersiap-siap juga untuk kabur. "Aman gak nih ya, gak ada reaksi sih.. Fix harus di cek kedalam ini.. ntar tidur kena grepe lagi".

Saat Alden berusaha membuka pintu dia tiba-tiba mendengar suara dari belakang nya.

"Tuan Muen! Apakah anda tuan Muen!! ??" Alden sangat kaget dan merinding bukan main saat mendengar suara di belakangnya, sontak dia berbalik dengan cepat dan berusaha mencari jalan kabur.. Namun setelah berbalik yang dia lihat sangat mengerikan.

Sosok seorang pria setengah baya dengan satu mata menggelembung keluar dan satunya tidak ada mata hanya lubang hitam, kulir berwarna biru hitam, beberapa bagian di baju dan celananya berwarna seperti darah, dan tercium bau busuk yang menyengat.

Wajah Alden langsung berubah dari normal ke biru dan putih pucat, dia hampir pingsan. Namun entah kenapa dia merasa ada energi yang membuat dia dapat berdiri walaupun gemetaran.

"Sepertinya anda salah orang, nama saya bukan muen..". Ucap alden dengan pelan dan gemetar, sosok pria tersebut tetap memandang Alden tanpa bergerak sedikit pun dengan muka dan mata nya yang mengerikan, kemudian di bagian lubang mata sebelah kirinya yang kosong dan hitam muncul aura merah menyala..

"Mataku!! mataku tidak ada!! hilang!! kata orang-orang tuan muen bisa membantuku!!" Sosok pria paruh baya tersebut semakin berteriak keras, Alden pun merasa sudah benar-benar merasa sekujur tubuhnya melayang seperti kehilangan rasa, dan dengan sigap menjawab "Baiklah apakah aku harus mencari mata mu ? apakah ada petunjuk ?" ucap Alden pelan, tidak jelas, dan semakin gemetar.

Sosok tersebut kembali memandangi Alden selama beberapa menit, dan menghilang menjadi bayangan hitam.. Spontan alden terduduk di lantai dan tidak bisa bergerak selama beberapa menit.

"Eh ? Apa yang terjadi ? (T_T)" Alden hampir menangis...

"Ngungsi kemana dah kalo gini ?". Dengan tangan yang masih gemetar Alden membuka smartphone nya dan memanggil teman kerja nya di perusahaan, lebih tepatnya orang yang selama ini ingin sekali dia jadikan pasangan hidupnya.

*Ring~ Ring~* Calling *My Crush*

"Halo ? Alden ada apa nelpon jam sekarang ? gak bisa tidur kah ?"

"Bima, apa aku bisa ngungsi ke tempat mu ?"

Ucapan Alden membuat Bima kaget dan penasaran, ada apa dengan Alden yang tiba-tiba nelpon tengah malam, karena khawatir Bima pun menjawab.

"Bisa kok, kapan mau kesini atau perlu ku jemput ?" Tanya balik oleh Bima.

"Eh gak perlu, ini aku bakal langsung kesana semoga masih ada ojol yang mau nganterin" Ucap Alden dengan nada gugup.

Merasa ada hal aneh yang terjadi dengan Alden, Bima menyuruhnya untuk tidak mematikan telpon di sepanjang perjalan dan meinta untuk cepat memberitahunya apabila terjadi sesuatu. Hampir setengah jam kemudian Alden pun sampai di kontrakan Bima.

Bima menyapa Alden dengan senyuman hangat, sambil bertanya kepada alden.

"Mau minum air putih dulu ? atau yang manis-manis ?."

Karena sudah mulai merasa tenang Alden pun menjawab.

"Air putih aja bim, maaf ganggu tengah malam begini.. padahal kamu besok masuk kerja."

Tertawa halus bima pun menyuruh Alden buat duduk di meja makan dan mengambil kan secangkir air putih serta cemilan.

"Ingin cerita sekarang atau besok nih ?." Bima bertanya sambil duduk di samping alden dan memegang tangannya.

"Besok aja bim, gak enak nanti malah makin ganggu jam tidur kamu."

"Okelah, ayok ke kamarku tidur bareng aja." Ucap bima sambil senyum ngejek.

Setelah mendengar ucapan bima, alden pun tiba-tiba jadi gugup dan baru sadar, kenapa dia ngambil resiko tinggi dengan ngungsi di tempat orang yang dia sukai. Terus kalo dipikir pikir gimana nanti kalo tuh sosok ngikutin kesini ya.

"Okelah bim, maaf ya."

Melihat wajah polos dan takut alden, bima benar-benar menahan hasratnya untuk menjahili alden. Bima sangat berharap besok alden bisa ceritain semuanya, entah kenapa ini hal yang sangat menarik. Bima pun sebenarnya sangat senang dengan kedatangan alden, karena kali ini dia tidak akan tidur sendirian. haha (>_>)

- Esok hari Pukul 08:00 WITA -

"Pak Rendy, hari ini bima mohon ijin untuk gak bisa masuk selama 1 hari. Urgent keluarga pak."

Pak Rendy pun khawatir karena sangat jarang sekali bima minta ijin secara mendadak seperti ini, dengan cepat pak rendy mengijinkan bima untuk tidak masuk bekerja.

Terbangun dan mendengar percakapan bima, Alden langsung kaget dan berbicara.

"Ehhh.. kok kamu jadi ijin bim ? jadi tambah ngerepotin dong aku disini."

Masih dengan senyuman hangat nya bima menjawab.

"Gpp lah den, jarang-jarang sekali loh kita bisa santai ginian.. lagian kita gak pernah cuti bareng juga. Padahal aku pengen ngajak kamu jalan-jalan biasanya cuman sendirian."

"Dah sana mandi dulu, itu bunga di mata dah gede amat hahaha." Lanjut Bima

Reflek alden langsung mengusap matanya dengan malu. Hmm ?

"Pagi-pagi gini aku dah kamu godain aja bim.." Ucap alden tanpa semangat

"Haha, maaf-maaf dah sana cepat mandi sebelum ku mandiin." Ejek bima sambal tertawa santai

Alden kemudian berjalan ke kamar mandi, melihat alden yang sudah ke kamar mandi bima langsung menyiapkan pakaian pengganti untuk Alden karena dia lihat Alden ketempatnya tanpa bawa apapun, entah hal apa yang dapat membuat dia sepanik itu.

20 menit kemudian semuanya sudah siap, dari pakaian untuk Alden dan sarapan buat pagi ini. Entah kenapa bima merasa semangat dan cukup ceria kali ini padahal temennya satu ini sedang dalam masalah besar.

"Bima~! Aku baru ingat gak bawa pakaian kemari." Teriak Alden dengan lumayan keras dari dalam kamar mandi.

"Udah kusiapain kok den, ukuran kita cuman beda dikit kok." Ungkap Bima

"Baiklah, haduh.. gawat nih.. berasa di peluk bima dong.." Gumam Alden dengan pelan sambil keluar dari kamar mandi dengan handuk. Melihat Alden yang keluar dari kamar mandi dan hanya mengggunakan handuk untuk menutupi setengah bagian bawah badannya tiba-tiba Bima merasa haus.

Dengan cepat Bima memandang ke arah jendela apartemen sambil berkata.

"Itu pakaian di atas kursi, cepetan di pake, biar kita bisa sarapan."

Selesai Alden mengenakan pakaian, mereka berdua pun duduk di meja makan untuk sarapan. Dengan senang alden menyantap makanan yang di pesan Bima yaitu bubur ayam bandung.

Senyuman hangat bima kayak pegawai cs Bank

Rien_VSGcreators' thoughts