"Gino!!" reflek Gian membentak. Kedua matanya melebar dengan mulut yang sedikit terbuka, Gian menatap adik kembarnya itu menggunakan sorot penuh akan ketidakpercayaan.
"Ma-maaf." Suara Gino terdengar bergetar, merasa amat bersalah atas kalimat yang baru saja dirinya lontarkan. Gino sendiri sadar, seharusnya ia tidak berbicara hal seperti itu mengenai Gina.
Akan tetapi, dirinya berbeda dengan Gian yang gemar menyembunyikan masalah maupun perasaan. Gino lebih memilih mengungkapkan semua yang ia rasakan agar setidaknya merasa lega setelah mencurahkan hatinya kepada orang yang tepat.
"Oke kakak maafin. Kakak tau perasaan kamu sekarang lagi kacau sampe bisa mikir kayak gitu." Gian meletakkan gadget yang masih ia gunakan untuk menghubungi Gina di atas jok mobil yang berada di samping kirinya.
Dengan helaan nafas berat seraya menyugar rambutnya, Gian menyenderkan punggung di sandaran jok mobil.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com