Berjalan dengan langkah pelan, Nata berusaha merekahkan senyum di saat netranya mendapati kuburan sang ayah dan ibu yang terlihat sangat bersih dari kotoran sampah dan juga rumput. Sebab Nata atau pun Oma Nira sering datang secara bergantian seminggu sekali. "Assalamualaikum," ucap Nata sembari membenarkan letak jilbab pashmina yang ia pakai.
"Nata dateng..." katanya dengan suara bergetar. Lagi, dan seperti biasa. Nata akan selalu menangis jika ia bertandang ke kuburan ini. Sudah di katakan berkali-kali pula bahwa ia masih belum sepenuhnya terima atas kehilangan serta kepergian orang terkasih. Enggan menampakkan wajah sedih, Nata kini menampakkan senyum lebar.
"Ayah dan Ibu apa kabar?" tanyanya berusaha mengeluarkan nada suara ceria. Walau tetap saja tidak akan ada sautan jawaban. "Seperti yang sudah di kasih tahu minggu kemarin, Nata dua hari lagi bakalan menikah. Dan besok Nata juga bakal wisuda setelah tiga setengah tahun lamanya mengabdi di tempat kuliah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com