webnovel

Rubi cemburu dengan Anna

Setelah menelfon dengan Rey. Hanphone pun di matikan

Anna bukanya memperhatikan dirinya sendiri tetapi ia malah sibuk dengan orang lain ia menanyakan kondisi Nisa.

"Kak, kak Nisa di mana? tadi kan dia pergi bersamaku!" ujar Anna ke Adit.

Adit pun keheranan dengan sikap nya Anna yang begitu peduli.

"Anna ... Anna coba kamu sadar kamu itu lebih parah sakitnya di bandingkan dengan dia. Ayolah coba kamu urus dulu diri kamu baru orang lain" ujar Adit di dalam hatinya.

"Ada kok, cuman dia sudah mendingan dia juga sudah di urusi sama Bayu" ujar Adit.

Anna yang mendengarnya langsung terdiam dan merenung.

"Andai jika itu aku pasti aku udah lebih mendingan" ujar Anna dalam hati.

Adit yang menatap Anna berkata di dalam hatinya.

"Andai jika Anna menyukaiku pasti dia juga udah betah sama aku"

Setelah beberapa menit kemudian Adit menawarkan makanan buat Anna.

"Dek, kamu kan sudah janji tu ngk akan bikin orang tua kamu kepikiran jadi mau ngk sekarang kalau gimana kamu makan dulu" ajak Adit.

Namun ajakan Adit itu tak di gublisnya malahan Anna tak ingin makan setelah mendengar bahwa Malik lebih sibuk mengurusi Nisa. Apalagi kan yg lebih parah lukanya adalah dirinya.

"Ngk kak aku ngk mau makan" sahut Anna.

"Lho, kok gitu jangan gitu donk ingat besok sudah di mulainya kegiatan jadi jika kamu ngk makan sekarang gimana kamu mau pulih nanti" Adit terus menerus membujuk Anna untuk makan.

"Benar juga kata kak Adit, lagian ngk ada untungnya jika aku bersedih hanya karena mendengar kak Malik dekat dengan Nisa" ujarnya di dalam hati.

"Yaudah kak aku mau makan kok" sahut Anna.

Dan dalam sekejap aldi pun langsung terseyum bahagia usai mendengar kalimat dari diri Anna sendiri untuk mau makan. Hitung-hitung ini adalah menebus kesalahan aldi karena sudah tak memengang amanah yg di berikan kepada dirinya.

"Yaudah kalau begitu, ayo kita ke tempat makan" ajak Adit

"Ayo kak"

Anna pun pergi menuju tenda yang khusus tempat taruh makanan.

Di saat Anna ingin berdiri ia tak sadari bahwa kakinya masih terluka dan alhasil ia pun terjatuh namun berkat ada Adit di sampingnya akhirnya ia pun terjatuh dalam dekapannya.

"Awas"

Tatap tatapan pun terjadi di situ saat itu hujan pun turun dan suasana yang begitu dingin tak terasa hawanya dekapan yang hangat mampu membuang segala kecemasan.

"Maa .... maaf kak, aku ngk sengaja" ujar Anna yang langsung tersipu malu.

"Bukan salah kamu kok, kakak yang minta maaf seharusnya tadi kakak ngk suruh kamu untuk berdiri, kaka juga ngk tau kaki kamu masih sakit" ujar Adit yang merasa bersalah namun, di sisi lain ia senang karena bisa menolong Anna.

Selepas itu ia pun keluar dari tenda itu bersama Anna, hujan pun mulai meredah.

Di tengah jalan, Anna tak sengaja melihat Malik yang sedang menyuapi Nisa.

Dengan cepat ia pun langsung membalikan pandanganya.

"Andai jika itu aku pasti aku senang sekali"

Adit yang menatap Anna langsung berkata. "Dek, kamu kenapa kok ngelihatin Malik dan Nisa kaya sedih gitu ada apa dek?" tanya Adit yang merasa ada yang aneh di setiap pandangan Anna ke nisa dan juga Malik. Anna terkaget dengan ucapan Adit itu.

"Eh, ngk kok kak aku ngk apa-apa. Cuman kaki ku masih sakit" ia berusaha setegar mungkin.

Tiba-tiba pipinya mulai memerah itu pertanda bahwa ia sedang cemburu dan kesal atau bahagia.

"Pasti Anna cemburu melihat mereka berdua" Adit seperti Sudah tahu gerak gerik Anna yang ketika cemburu.

"Yaudah dek, kita lanjutin jalanya"

"iya kak"

Sesampaidi tempat tenda Adit menyuruh Anna untuk duduk dan dia yang akan mengambilkan makanan buatnya. Sementara Anna yang menatapnya langsung tersenyum sahut pada diri Adit.

"Kak Adit baik juga, tapi entah mengapa aku sekalu memikirkan kak Malik. Tanpa aku sadari di sisiku selalu ada kak Adit yang perhatian" perasaan yang begitu kacau, ia bingung.

"Dek, kamu mau minum apa? nanti kaka buatin?" tanya Adit.

"Eh, ngk usah kak. Aku minun air putih aja aku ngk mau merepotkan kaka lagi" ujar Anna yang sembari meniup-niup pop mie nya itu.

"Ih, kamu nie kakak ngk merasa di repotkan kok, tenang aja anggpalah ini adalah tanggung jawab kakak ke kamu, kamu kan nanti bakalan jadi adik kelas ku, yh ngk?" Adit berusaha untuk meyakinkan Anna bahwa dirinya bukan suatu beban jika di repotkan sama sekali oleh Anna.

Namun lagi-lagi Anna masih saja tidak ingin merepotkan kak Adit. ia terus saja menolak tawaran nya itu.

"Yaudah kalau begitu, tapi jika ade ingin sesuatu jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuan dari kk yah!" ujar Adit.

Anna yang langsung menatapnya sembari tersenyum.

"Makasih yah kak, kk udah banyak sekali bantuin aku, aku merasa senang" ujar Anna.

Sekarang malah sebaliknya, Adit yang merasa baper oleh perkataan Anna.

Beberapa menit kemudian setelah usai menyantap pop mie nya. Ia pun meminta bantuan untuk mengantarkanya ke tenda.

"Kak bisa tolong panggilkan teman-teman untuk membantu aku pergi ke tenda kak" ujar Anna hang sudah merasa lebih baik.

"Kan tadi kaka udah bilang selagi kaka bisa menolong kamu, kamu bilang aja sama kaka, kaka siap kok membantu "

Anna pun menyetujui tawaran langsung dari Adit, tanpa berpikir panjang.

"Baiklah kak, kk bisa bantuin aku ngk ke tenda aku mau istirahat" sahut Anna.

Adit yg mendengar ucapan Anna langsung tertawa. "Hahahah, bisa kok, apa sih yg ngk bisa" sahut Adit.

Ia pun mulai membantu memegangkan tangan Anna dan menuntunya ke tenda.

Di perjalanan Rubi yg melihat annay sedang di bantu oleh Adit langsung tanpa basa basi menyamperin mereka berdua.

"Eh itu sini aku aja yg bawa Anna ke tenda" ujar Rubi dengan nada cemberutnya itu.

Melihat tingkah Rubi yg begitu nampak dan kecemburuan, membuat adity makin tak suka dengan sikapnya itu.

Selama ini Rubi tak secentil ini padanya tapi semenjak ada penerimaan siswa dan siswi baru, barulah dia seperti ini apalagi di tambah munculnya Anna.

"Kamu apa apaan si! kalau mau bantu yg lembut donk, ini dateng-dateng langsung kaya kerbo aja" ujar Adit.

"Ih, kamu tuh yg apa-apaan. Kamu tuh kerjaanya masih banyak di sana ngapain juga kamu urusin urusan kaya begini" ujar Rubi.

Anna yg mendengar ucapan Rubi langsung menjauhi Adit dan berjalan sendiri menuju tendanya, walau langkahnya sedikit demi sedikit.

"Udah kak aku bisa sendiri kk pergi aja urusin yg belum kelar" sahut Anna.

"Nah, loh dengar sendiri kan Anna ngomong apa! mending kamu pergi aja" sahut Rubi.