webnovel

Bersama Malik adalah, suata kebanggaan tersendiri.

Tiada yg bisa mengubah takdir.

"Malik yg melihat Anna kesusahan dalam menaiki motor akhirnya iya berpikir untuk menolongnya.

"Apakah kamu kesusahan dalam menaiki nya?" tanya Malik padanya.

Anna yg mendengar ucapan nya itu langsung terdiam tak menyangka sambil mengalihkan wajah nya ke arah bawah.

Sementara Malik yg berbicara sambil menatap Anna hanya meratap sambil menahan ketawa karena melihat tingkah laku Anna yg sangat polos itu.

"Jadi, mau ngk? kaka tolongin" ujar Malik.

Malik sudah dua kali mengajukan bantuanya untuk Anna. Namun, Anna masih malu-malu untuk menjawab tawaran dari Malik.

"Ngk perlu kak, aku bisa kok sendiri" ujar Anna.

Hati Anna sangat deg deg an ketika bersampingan dengan Malik. Ternyata ikhtiarnya selama ini dan doanya selama ini di jabbah oleh Allah SWT.

Namun ada satu hal yg membuat Anna bersedih yaitu ia tak menyangka Malik yg dulu dan Malik yg sekarang. Apalagi kalau sekarang ia sedang dekat dengan Nisa.

"Biar bagaimana pun aku tak boleh merebut kak Malik dari kak Nisa" gumambya dalam hati.

Terkadang ia bersedih apabila Malik si ketos dekat dengan Nisa bendahara ketos.

Namun pemikiranya ini kembali ke awal lagi. Jika memang ia tak di takdirkan bersama Malik apa boleh buat. Dan walaupun ia sekarang bersama Nisa atau orang lain, tapi jika takdir menyatukan aku dan dia pasti gimana pun caranya aku dan dia akan bersama.

Hati kecilnya berbicara seperti itu.

"Dek! dek! kok ngelamun si, ngelamunin apa? ini udah malam lho, apa kamu ngk mau pulang atau kamu mau bermalam di atas motor dengan gaya kamu yg sekarang!!" ujar Malik dengan penuh candaan.

Sementara Anna yg tengah melamun tadi langsung terkejut dan salah tingkah. Pipinya makin memerah.

"I ... i iya maaf kak, aku mau pulang lha masa mau tinggal dsini" ujar Anna.

"Yaudah kalau gitu, sini kk bantuin biar cepat" ujar Malik.

Malik pun langsung menstandarkan motornya tadi dan berdiri di samping Anna sambil memasang pahanya yg agak di tekuk agar Anna menginjaknya dan naik ke motor.

"Kaka tau dek, gimana susahnya memakai rok span ketika menaiki motor ninja kaya ini, makanya kaka bantuin. Dari pada kamu jatuh yah kan!" Malik yg berusah memberi pemahaman ke Anna.

"Kk serius"

Anna yg berbicara sambil menatap dengan tatapan yg serius ke Malik.

"Iya kk serius" ujar Malik.

Anna yg mendengar pernyataan itu langsung tertawa bahkan ia tak sanggup menahan ketawanya.

"Lho! lho, kok kamu malah ketawa sih. Emangnya ada yg salah dari ucapan aku?"

Wajah Malik nampak serius sekali. Dengan dibaluti rasa penasaran entah apa yg membuat Anna tertawa seperti itu.

"Kk seriusan pernah ngerasahin kesusahan pake rok span yh, hihhiihii"

Anna terus tertawa, hingga pada akhirnya ia berhenti karena kecapean tertawa.

"Sekarang kk minta kamu jelasih kenapa sampai kamu ketawa begitu"

"Yh karena kk pernah pake rok span kan?"

Malik pun langsung ikutan ketawa. sekarang giliran Anna yg kebingungan. Ia pun menanyakan hal ini ke Malik.

"Kk kok malah ketawa, kenapa emangnya?"

"Hahaha haha"

Malik terus tertawa, ketika lelah akhirnya ia pun menjelasakan ke Anna bahwa pemikiranya dari tadi keliru.

"Kamu gagal paham dek, hahahahah" ujar Malik dengan wajah yg ngeledek Anna.

"Ih kaka kok gtu, kenapa malah sekarang kk yg ketawa?" tanya anna dengan penuh kebingungan.

"Jadi gini, kamu berpikiran pasti kaka pernah memakai rok span kan? nah itu dia yg keliru di situ dek"

"Keliru gimana maksudnya?" ujar Anna yg makin bingung.

Malik pun melanjutkan pembicaraanya.

"Jadi maksud kk itu, bukan karena kk pernah pake rok span makanya kk bilang wajar saja jika memakai rok itu akan kesusahan naik di atas motor. Tapi kk pernah membantu Nisa juga ketika kk gonceng dia, jadi begitu dek. Sekarang paham kan!" ujar Malik.

Anna yg mendengar ucapan dari Malik langsung seketika wajahnya berubah menjadi bete. lantaran mendengar ia mengucapkan nama Nisa.

"Ya Allah sakit tau" ujar Anna dalan hati.

"Jadi sekarang kamu paham kan dek?" sahut Malik yg hanya ingin memastikan bahwa Anna telah paham atas penjelasanya.

Anna pun menjawab dengan nada suara yg bete dan malas.

"Iya kak, aku paham kok!"

Dia pun memalingkan wajahnya ke arah samping.

Malik yg menatapnya langsung bertanya.

"Kamu kenapa dek, kok mukanya jadi asam gitu, ahhahaha. Pasti kamu malu yh lantaran udah salah sangka ke aku, hayoo ngaku aj deh" ujar Malik.

"Ngk kok, yaudah kak jadi antarin pulang ngk?"

Anna langsung memutarkan topik pembicaraan.

"Hehehe maaf ngk nyangka udah mau sejam kita dsini, udah yuk kk bantuin naik trus aku antarin kamu pulang" ajak Malik.

"Iya kak".

Anna langsung menuruti apa kata Malik.

Akhirnya mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Anna. Jam menunjukan tepat pukul 18:00. Anna tak akan menyangka bahwa kesempatan ini ia dapatkan. Di sepanjang perjalanan pulang tak ada satu topik pun antara Malik dan Anna.

mereka hanya terdiam membisu, Malik yg asik terfokus ke arah jalan sedangkan Anna yg hanya duduk di belakang sambil menahan rasa senangnya itu. Entah dengan cara apa ia mengekspresikan suasana yg telah ia rasakan.

Di tengah tengah keasikan tiba-tiba suara getaran hp milik Anna berbunyi.

'Treeengg .... trennggggg'

Ia pun langsung mengangkatnya.

"Kak bisa pelankan motornya ngk, soalnya papah ku telfon"

Namun pembicaraan Anna tak di dengar oleh Malik, sampai pada akhirnya Anna mengetok helm milik Malik.

'Tekk tekk'

Suara ketokan yg terdengar dari atas kepala Malik.

Malik pun langsung menanyakan kepada Anna.

"Ada apa dek?"

"Kk tolong berhenti dulu, soalnya papa ku telfon!"

Dengan suara yg agak pelan membuat Malik menanyakan lagi.

"Kenapa?" suara kamu kurang kencengan" ujar Malik.

Lantaran desakan dari hp panggilan papahnya ia pun tanpa memikir panjang berteriak di dekat telingah Malik.

"Berhentiin dulu motornya kak" dengan nada yg sangat kencang akhinrya Malik pun terkaget.

"Ya Allah, itu suara apa tadi. Kaya suara singah saja" ujar Malik.

Malik pun memberhentikan motornya.

"Kenapa dek?"

"Ini loh kak, papa aku telfon. Makanya aku suruh kk untuk berhenti dulu" ujar Anna.

Malik pun menyampingakan motornya, dan membarikan kesempatan ke Anna untuk menelfon papanya.

"Yaudah, maaf yah kakak ngk dengar tadi" ujar Malik.

"Iya ngkpapa kok kak!"

Anna pun menelfon papanya.

'Demmm ... demmmm'

Suara panggilan yg bergetar.

Tak lama kemudian papanya pun mengangkat telfonya

"Assalamualaikum pa" ujar Anna.

"Waalaikumussalam nak"

"Sayang kok belum pulang, udah jam berapa ini?" tanya papa yg nampaknya agak cemas.