webnovel

Adit membuat hati Anna bergetar

Setelah meyamperin bibi, mama pun langsung menuju mobil untuk mengantarkan Anna pergi ke sekolah.

Di dalam mobil telah duduk papa, Anna dan Rey. Hanya tinggal menunggu mama yg masih berada di dalam rumah.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya mama pun datang. Dan perjalanan menuju sekolah di mulai.

~Di tengah jalan~

Papa terus menasehati Anna. Jika ia selama di sana, Jangan pernah meninggalkan kewajiban sebagai seorang muslimah. Sementara Anna hnya terdiam manis mendengar ucapan papanya itu.

"Sayang, jika kamu ada apa apa, Jangan lupa kabari papa dan mama yh. Ingat papa tidak ingin mendengar kabar yg buruk apa pun itu mengenai kamu, nak!"

"Ingat pesan papa ini" ujar papa.

Sementara mama yg masih sibuk dengan perlengkapan Anna yg berada di dalam mobil. Mama takut jika ada barang barang yg akan ketinggalan.

"Ohw iya ma, jaket kamu mama udah taruh kan?" tanya Anna ke mamanya.

"Ohw jaket! udah kok syg, mama udah masukin ke dalam ransel kamu". Jwb mama sembari tersenyum dan menciup pipi anaknya itu.

"Kak hati-hati loh, di hutan itu biasanya banyak binatang buas. Awas loh jika kk terlalu lelap dama tidur bisa bisa kk di gangguin sama mereka" ujar Faldi yg menakuti Anna.

Anna yg mendengar ucapan adiknya itu langsung memarahi nya.

"Apa sih dek, kok kamu tega ngomong gitu sama kk. Kan kk jadi takut!" desak Anna.

Namun hal ini belum membuat Rey untuk diam menggangu Anna. Malahan dengn hal ini Rey sangat senang sekali jika melihat kakanya itu marah marah.

Rey malah menakuti Anna dengan setan penjaga hutan. Karena ini sudah keterlaluan akhirnya Anna mengadukanya ke papa.

"Papa, lihat adik nie, dia nakutin kk terus"

Anna pun menangis.

Papa yg melihatnya langsung memarahi Rey.

"Reykamu ngk boleh gitu sama kk kamu, bukanya kasih dukungan yg terbaik buat kk ini malah menakuti kakanya sendiri" Ujar papa yg kelihatanya sangat marah.

Sementara mama, mencoba untuk menenangkan hati Anna yg sudah di bayang-banyangi oleh rasa takutnya itu karena ulah Rey.

"Maafkan aku kak, aku cuman sengaja aja kok. Lagian kk ngk usah takut kan ada kak Adit dan kak Malik yg selalu menjaga kk, yh kan!" ujar Reyi.

Kali ini Rey meledek kakanya bukan dengan cerita cerita yg mistis dan horor. Tapi dengan gangguan yg menbuat Anna langsung terdiam dan pipinya mulai memerah seperti lagi memakai make up.

"Dih, dih ... ahhahaha tadi nangis sekarang aku ngomong gini langsung hatinya berbunga-bunga pasti wkwkkw" Ujar Rey yg selalu menggangu Anna.

"Ma, lihat adek tu" ujar Anna dengan kesal.

"Rey udalah ngk usah gangguin kaka kamu lagi" Ujar papa.

"Iya iya. Ngk lagi kok" sahut Rey sembari meminta maaf ke Anna.

Perjalanan pun tetap berlanjut. Setelah beberapa menit akhirnya mereka pun sampai ke sekolah Anna tepat pukul 06:30 wib.

Sesampai di sana, ternyata telah ada beberapa calon siswa dan siswi yg sudah berada di lingkungan sekolah.

Di depan gerbang sekolah. Sudah ada 5 bis yg siap di naiki untuk kegiatan ini. Tidak heran kan, jika bisnya ada 5 unit karena mengetahui jumlah para calon siswa dan siswi di sman siwalima ini sangat banyak karena sekolah ini termaksud sekolah yg terfavorit di kota itu.

Mama papa Anna dan Rey pun turun dari mobil. Dan dari arah kejauhan Rey yg menyapa Adit.

"Bro" ujar Rey

"Oi, bro" jawab Adit.

Adit pun berjalan menuju Rey dan di samping Faldi ada Anna yg masih sibuk dengan tasnya itu.

Sedangkan papa dan mama membantu menurunkan barang-barang Anna dari atas mobil.

"Lu datang juga yh Dit? " sahut Adit ke Rey.

"Yoi, donk bro. Gimana gw ngk kesini orang kk ku tercinta ini mau berangkat" ujar Rey sambil memeluk Anna.

Sementara itu Anna yg masih kesel dengan gangguan Rey, selama perjalan ia tak menggubris ucapannya itu, melainkan ia sibuk sendiri.

"Kak Malik di mana yh?" kok dia belum muncul sih!" gumam Anna dalam hatinya.

"Hay nak" sapa mama nya Anna.

"Eh, iya tante" jawab Adit dengan senyuman dan sedikit menunduk.

"Ohw ya, ini barang-barang Anna yang ingin ia bawa" ujar mama.

"Ohw iya tante, nanti sebentar akan di umumkan Anna kloter berapa dan di bis mana yg akan ia naiki"

"Ok nak!"

Sementara itu papa yg pergi menghampiri salah satu gurunya untuk menitipkan uang jika ada apa- apa mengenai anaknya itu.

Wajar saja jika Anna di perlakukan seperti bidadari dari ayahnya. Karena, Anna adalah satu satunya anak perempuan dari kelaurganya.

"Ma, papa di mana?" tanya Anna ke mamanya.

"Mama juga ngk tau nak, mungkin papa ada urusan sebentar dengan pihak sekolah.

"Tante," Suara Adit yg memotong pembicaraan antara Bu Zifah dan Anna. Serentak mereka berdua menatap Adit yg ingin mengatakan sesuatu.

"Kita mau sholat berjamaah bersama para siswa dan siswi. Jadi ayo kita bergabung di ruang moshollah" ajak Adit, terlihat jelas bahwa bu Zifah, sangat menyukai Adit.

"Ohw iya nak, ayo kita pergi"

Sepertinya bu Zifah menyukai kehadiran Adit di antara mereka. Namun tak dengan Anna, Yang masih saja mengagumi Malik sang ketua osis.

"Terus bagaiaman dengan barang-barang ini?" tanya bu Zifah.

"Tante ngk usah khawatir, tenang saja selama kita sholat nanti ada satpam yg akan mengawasi barang barang dsini. Jangankn dsini barang-barang di sana juga akan terjamin kok tante, in syah allah," sahut Adit yg menyakinkan bu Zifah.

Akhirnya mama menyetujuinya. Dan dengan tidak membuang buang waktu lagi akhrinya mereka langsung pergi menuju ruang mushollah.

Saat Anna mengambil air wudhu tiba-tiba ia ditakjubkan dengan suara azdan yang sampai membuat ia tersentuh dan bahkan bulu kuduknya ikut berdiri saking bagusnya suara itu.

Setelah berwudhu ia pun menuju ke saf Putri dan tak sengaja mengintip ke arah saf Putra dan yg adzan itu adalah Adit sang wakil ketua osis.

"Masya allah, suara kak Adit bagus sekali," Anna tak henti-hentinya menatap dengan penuh ketakjuban.

Tiba-tiba mama mengangetkan Anna yang tengah mengintip ke arah saf putra.

"Nak, cie lagi ngintip Adit yah" Ujar mama yg meledek Anna, lagi-lagi pipinya memerah.

"Ngk kok ma, suara kak Adit enak aja gitu. Ngk sama kaya suara Rey" ujar Anna yg membalas meledek Rey.

"Udah-udah yuk sholat" ajak mama.

Ketika ia sedang merapikan mukenanya dan sholat pun di mulai. Matanya tak sengaja memandang ke arah saf putra ia terkagum kagum lagi kepada seseorang yg selama ini ia kagumi. Yaitu Malik, ia yg menjadi imam di sholat shubuh itu.

"Allahuakbar"

"Masya allah, suara kak Malik begitu merdu dan menggentarkan jiwaku" ujar Anna dalam hati.