webnovel

Biduan Dan Tetangga

Bab 1 #Pov Falen Falen seorang penyanyi, Yang terkenal. Dan selalu menjadi biduan no.1, Di Se Jawa Timur. Namun falen anak yang polos dan menjadi anak kuliah di kota J. Falen menyanyi dari panggung ke panggung untuk mencari uang buat membantu ekonomi. Sang kakek dan nenek, Falen sangat sayang sama kakek dan neneknya, Sehingga apapun yang Falen lakukan, Demi membahagiakan Kakek Neneknya. " Falen, Ada job nih! Tanggal 5, Acara nikahan di desa G, Pagi - pagi ya! " kata Om Untung. " Oke, Om ," Ucap Falen Singkat. Setelah itu, Falen langsung membuka hape, Untuk melingkari Kalendernya. Kemudia tiba di acara jobnya falen yang akan dilaksanakan pada pagi hari. Falen pun datang dengan berdandan cantik, Dan berpakai - pakaian agak ke buka seperti artis - artis korea, kemudian di tempat hajatan nikah itu, Adalah mantan falen yang menikah. Falen hanya tersenyum dan berusaha profesional. Seketika mas Bima datang untuk menyawer falen, Mulai lah timbul mulut orang - orang menggejek dan Mencibirnya. Tak terduga di hajatan ada tetangga depan rumah. Yaitu bu imah, Tetangga yang paling julid suka melihat tetangganya kesusahan, Dan tidak mau kelihatan orang miskin. Kalau di hadapan warga lainnya, Ia wanita yang sombong dan sangat julid. Sengaja ku tak sapa karna udah tau sifat nya kayak apa, Dan tak sengaja ku denggar bu imah bicara sama temannya, Dia menunjuk ke arah ku. " Tau gak kamu itu si falen", Kata Bu Imah Sambil Menunjuk Ke Arah Ku. " Anaknya yu yanti kah? ", Jawab Bu Melin. " Iya betul kamu Mel, Dia jadi biduan sekarang. Kamu tau kan biduan sekarang ", Kata Bu Imah Sambil menyunggingkan mulutnya Ke Atas. " Maksudnya gimana ya yu imah? Aku tak paham ", Jawab Bu Melin dengan Singkat. " Masak gitu aja kamu gak tau Mel, Kalau mau jadi Biduan terkenal harus ehemehem dulu sama yang punya grup ", Kata Bu Imah dengan bangganya Menjellekkan Ku. Aku yang mendenggar aku langsung menghadap ke bu imah dan menuju ke tempat bu imah Duduk. " Bu Imah sebenarnya maunya apa sihh! Kenapa kalau saya jadi penyanyi, Toh saya tidak merugikan banyak orang ", Jawab ku Dengan Kesal. " Hehh kamu kok sewot, Aku menggatakan yang sebenarnya, Kalau kamu itu wanita malam juga ", Kata Bu Imah dengan santainya dia berucap. Dan Tersenyum Sinis. " Emang bu imah tau kalau aku wanita malam, Coba kalau ada bukti aku mau lihat ", Jawabkuu sambil Memiringkan Bibirku. Dan bu imah gak mau kalah terus nyerocos dari tadi dan gak senggaja, ada om untung yang menenggahi kami. Aku beruntung ikut grup om untung sebab dia orang yang baik, Dan talten. Menggajari para penyanyi yang baru Terjun. Om Untung udah mempunyai istri dan anak, Dia sangat berbakat dalam bidang musik. Suaranya pun sangat bagus dan Merdu. Tatkala waktu giliran aku lagi yang menyanyi, aku pun maju dengan profesional di hadapan mantan pacar aku, Berusaha tersenyum walau pun sebenarnya Sakit Hati. Aku pun mulai bernyanyi sesuai request para penonton, Banyak yang request nyanyi yang lagi viral di kalangan madura. Falen bernyanyi Kalah benyak " Mungkin dunyah se deddih bendinggah, seporannah. .uleh kalah benyak,  sadar bule oreng biasa dek asandinh ben dikah,  jujur bule kalah sakabi'nah... Reff... Nyiksah ateh nyiksah mon engak dek dikah. Nyiksah ateh nyiksah mon engak dek dikah. Neser de’ dhika padena apajung bekto ojen Paggun becca karna nyapcap aeng se atampessen Padena ben taresnana dhika se Tak ongghuen bule rep arepben. Nyiksa ate nyiksa Mun engak de’ dhika Nyiksa ate nyiksa Mun engak de’ dhika Para penonton semua terhibur dan bertepuk tangan dan banyak juga yang mau minta foto,,, Disaat dikrumunan para penonton. Mas Bima datang dan meminta foto. " Boleh foto bersama gak mbak ", ucapnya dengan Nada yang Sungkan. " Boleh Mas, ", Jawabku Singkat. Dan kami pun berfoto bersama dengan keluarga mas bima, Dan keluarga besar mempelai wanita. Istri mas bima terpana melihat ku. Karna Mas Bima kayak deket sama aku, Dan Istrinya pun kelihatan heran dan, Agak Cemburu. Dia menyamperi ku

isfi_falentina · Historia
Sin suficientes valoraciones
6 Chs

Bab 6

Selang waktu kami pun sampai di kost an, aku pun menbangunkan temanku yang enak tidur. 

" San, din bangun udah sampak kita " ucap ku sambil menggoyangkan badanya.

" huhhh ini masih lama lennn " ucapnya sambil mengaup.

" kata siapa ayo bangun kasian kak adit" ucapku sambil membangunkan tubuhnya. 

" iya iya ini aku bangun " ucap andin yang masih tidur .

" aku pulang  duluan san din " ucapku kesal karna gak mau bangun.

" ehhh lennn tunggu donggg" ucap andin dan santi bebarengan. 

" kak  adit  makasih ya udah temenin aku, " ucapku  sambil menundukkan kepala.

Kak adit pun mulai memimpin doa untuk makanan yang siap di santap, setelah  berdoa kami pun menyantap makanan yang enak dan lezat,

" ayo mari makan, " ucapku sambil menyendok nasi

Selang beberapa lama  kami pun sudah selesai makan. Kami langsung membayar kepada bapak penjual ayam bakar,

" Pak  berapa semuanya?" tanyaku  kepada bapak penjual ayam bakar

" Bentar, neng bpak hitung dulu " ucapnya dengan menghitung pakai kalkulator,

" semua totalnya rp. 345.000 rb neng ", imbuhnya lagi memberi totalnya

" och, iya pak sebentar saya ambil dompet " ucap ku  sambil menuju meja makan

"jangan biar aku yang  bayar, " kata kak adit sambil menahan tangan ku

" berapa semua pak " ucapnya sambil mengambil uang lembaran yang warna merah

" kak  ga usah, kan aku  yang  ngajak " ucapku  tak  enak kalau kak adit yang  membayar

" aku juga mau traktir kamu, " ucapnya sambil senyum senyum

" Tapi  kak, aku" ucapku di hentikan dengan menutup mulut ku

" gak usah bawel sayang " ucapnya sambil menggelus kepalaku

"  kak aku ganti ya nih uangnya " ucapku  sambil menyodorkan uang kertas berwarna merah

" jangan,  kamu simpan saja uang mu, atau gini aja deh  uang ini kamu tabung  buat meng umrohkan kedua yang kamu sayangi " ucapnya sambil menggembalikan uang yang ku beri

Deg

Aku  bingung harus jawab apa, kenapa kak adit tau  yang ku pikirkan padahal aku gak pernah cerita kesiapapun, meskipun kesahabatku, aku pun gak cerita kalau mau  meng umrohkan kakek, dan  nenek

" Heyyy len mau pulang gak  bengong  aja dari tadi " ucap santi  menyadarkanku,

" hahh  iya, mau lah  gays " ucap ku sambil berlalu meninggalkan warung makan

" ayo len cepetan " ucap santi yang udah jauh

" iya san tunggu  " ucapku sambil berlari

Aku segera melangkah lebih cepat  biar sampai ke mobil kak adit, aku berlari walaupun aku  sebenarnya capek banget,

Sampainya di mobil kak adit  santi dan andin melanjutkan tidurnya. Sedangkan aku  masih setia menemani kak adit dalam menyetir mobilnya, gak ada percakapan sedikitpun

Kami pun melanjutkan perjalanan yang lumayan jauh  dari  desa Umbulsari ke Kota Jember tak ini perjalanan memakan waktu yang cukup lumayan lama, tapi gak tau kenapa hati ku senang ketika bareng kak adit. 

Apakah  aku jatuh cinta ya sama kak adit, tapi apa kak adit merasakan sama ya yanh aku rasakan, ahhh ngapain mikirin kayak gini sihh aku, sudah lah aku harus fokus sama karir dan kuliah ku dulu soal jodoh  pas datang  sendirinya. 

Selang waktu kami pun sampai di kost an, aku pun menbangunkan temanku yang enak tidur, 

" San, din bangun udah sampak kita " ucap ku sambil menggoyangkan badanya 

" huhhh ini masih lama lennn " ucapnya sambil mengaup

" kata siapa ayo bangun kasian kak adit" ucapku sambil membangunkan tubuhnya 

" iya iya ini aku bangun " ucap andin yang masih tidur .

" aku pulang  duluan san din " ucapku kesal karna gak mau bangun 

" ehhh lennn tunggu donggg" ucap andin dan santi bebarengan 

" kak  adit  makasih ya udah temenin aku, " ucapku  sambil menundukkan kepala 

" iya sayang gpp" ucap kak adit keceplosan 

" hahhh sayang, " ucapkku kaget  dengam perkataan sayang dari mulut kak adit 

" ehhh bukan iya ken, sama sama " ucapnya lagi 

" ohhh  ya  makasih  ya kak,  " ucapku lagi sambil menoleh ke arahhnya 

" oke len, " ucapnya sambil melambaikan tangannya 

" hati hati kak " ucap ku sambil melambaikan tangan

Ku lihat jam sudah jam 03:00 malam aku pun langsung mandi dan sholat hajat sambil menunggu adzan subuh aku sempat kan ngaji,,  aku ngaji surah yasin sampai 3x 

Surat Yasin

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

يٰسۤ ۚ

Yā sīn.

Yā Sīn.

وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ

Wal-qur'ānil-ḥakīm(i).

Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah,

اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ

Innaka laminal-mursalīn(a).

sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar salah seorang dari rasul-rasul

عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ

'Alā ṣirāṭim mustaqīm(in).

(yang berada) di atas jalan yang lurus,

تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ

Tanzīlal-'azīzir-raḥīm(i).

(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang,

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ

Litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fahum gāfilūn(a).

agar engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyang mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai.

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fahum lā yu'minūn(a).

Sungguh, benar-benar berlaku perkataan (ketetapan takdir) terhadap kebanyakan mereka, maka mereka tidak akan beriman.

اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ

Innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūn(a).

Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu (tangan mereka yang terbelenggu diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.

وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

Wa ja'alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubṣirūn(a).

Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi (pandangan) mereka. Mereka pun tidak dapat melihat.

وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Wa sawā'un 'alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūn(a).

Sama saja bagi mereka, apakah engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada mereka atau tidak. Mereka (tetap) tidak akan beriman.

اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ

Innamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaib(i), fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīm(in).

Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanya (bisa) memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikutinya dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih tanpa melihat-Nya. Berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ

Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamū wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn(in).

Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz).

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ

Waḍrib lahum maṡalan aṣḥābal-qaryah(ti), iż jā'ahal-mursalūn(a).

Buatlah suatu perumpamaan bagi mereka (kaum kafir Makkah), yaitu penduduk suatu negeri, ketika para utusan datang kepada mereka,

اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ

Iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabūhumā fa 'azzaznā biṡāliṡin faqālū innā ilaikum mursalūn(a).

(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan (utusan) yang ketiga. Maka, ketiga (utusan itu) berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu."

قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ

Qālū mā antum illā basyarum miṡlunā, wa mā anzalar-raḥmānu min syai'(in), in antum illā takżibūn(a).

Mereka (penduduk negeri) menjawab, "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami. (Allah) Yang Maha Pengasih tidak (pernah) menurunkan sesuatu apa pun. Kamu hanyalah berdusta."

قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ

Qālū rabbunā ya'lamu innā ilaikum lamursalūn(a).

Mereka (para rasul) berkata, "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami benar-benar para utusan(-Nya) kepadamu.

وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ

Wa mā 'alainā illal-balāgul-mubīn(u).

Adapun kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) yang jelas."

قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Qālū innā taṭayyarnā bikum, la'il lam tantahū lanarjumannakum wa layamassannakum minnā 'ażābun alīm(un).

Mereka (penduduk negeri) menjawab, "Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami."

قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

Qālū ṭā'irukum ma'akum, a'in żukkirtum, bal antum qaumum musrifūn(a).

Mereka (para rasul) berkata, "Kemalangan kamu itu (akibat perbuatan) kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan, (lalu kamu menjadi malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas."

وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ

Wa jā'a min aqṣal-madīnati rajuluy yas'ā qāla yā qaumittabi'ul-mursalīn(a).

Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, "Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu!

اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔

Ittabi'ū mal lā yas'alukum ajraw wa hum muhtadūn(a).

Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan (dalam berdakwah) kepadamu. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Wa mā liya lā a'budul-lażī faṭaranī wa ilaihi turja'ūn(a).

Apa (alasanku) untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.

ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ

A'attakhiżu min dūnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni 'annī syafā'atuhum syai'aw wa lā yunqiżūn(i).

Mengapa aku (harus) mengambil sembahan-sembahan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.

اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Innī iżal lafī ḍalālim mubīn(in).

Sesungguhnya aku (jika berbuat) begitu, pasti berada dalam kesesatan yang nyata.

اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ

Innī āmantu birabbikum fasma'ūn(i).

Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu. Maka, dengarkanlah (pengakuan)-ku."

قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ

Qīladkhulil-jannah(ta), qāla yā laita qaumī ya'lamūn(a).

Dikatakan (kepadanya), "Masuklah ke surga." Dia (laki-laki itu) berkata, "Aduhai, sekiranya kaumku mengetahui

بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ

Bimā gafaralī rabbī wa ja'alanī minal-mukramīn(a).

(bagaimana) Tuhanku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan."

۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ

Wa mā anzalnā 'alā qaumihī mim ba'dihī min jundim minas-samā'i wa mā kunnā munzilīn(a).

Setelah dia (dibunuh), Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya.

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ

In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum khāmidūn(a).

(Azab mereka) itu cukup dengan satu teriakan saja. Maka, seketika itu mereka mati.

يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

Yā ḥasratan 'alal-'ibād(i), mā ya'tīhim mir rasūlin illā kānū bihī yastahzi'ūn(a).

Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

Alam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurūni annahum ilaihim lā yarji'ūn(a).

Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Mereka (setelah binasa) tidak ada yang kembali kepada mereka (di dunia).

وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ

Wa in kullul lammā jamī'ul ladainā muḥḍarūn(a).

Tidak ada satu (umat) pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada Kami (untuk dihisab).

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ

Wa āyatul lahumul-arḍul-maitah(tu), aḥyaināhā wa akhrajnā minhā ḥabban faminhu ya'kulūn(a).

Suatu tanda (kekuasaan-Nya) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus lalu) Kami menghidupkannya dan mengeluarkan darinya biji-bijian kemudian dari (biji-bijian) itu mereka makan.

وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ

Wa ja'alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a'nābiw wa fajjarnā fīhā minal-'uyūn(i).

Kami (juga) menjadikan padanya (bumi) kebun-kebun kurma dan anggur serta Kami memancarkan padanya beberapa mata air

لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Liya'kulū min ṡamarihī wa mā 'amilathu aidīhim, afalā yasykurūn(a).

agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa mereka tidak bersyukur?

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ

Subḥānal-lażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya'lamūn(a).

Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ

Wa āyatul lahumul-lailu naslakhu minhun-nahāra fa'iżā hum muẓlimūn(a).

Suatu tanda juga (atas kekuasaan Allah) bagi mereka adalah malam. Kami pisahkan siang dari (malam) itu. Maka, seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan.

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ

Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīm(i).

(Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah) matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

Wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā 'āda kal-'urjūnil-qadīm(i).

(Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār(i), wa kullun fī falakiy yasbaḥūn(a).

Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ

Wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masyḥūn(i).

Suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami mengangkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan.

وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ

Wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabūn(a).

(Begitu juga) Kami menciptakan untuk mereka dari jenis itu angkutan (lain) yang mereka kendarai.

وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ

Wa in nasya' nugriqhum falā ṣarīkha lahum wa lā hum yunqażūn(a).

Jika Kami menghendaki, Kami akan menenggelamkan mereka. Kemudian, tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan.

اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ

Illā raḥmatam minnā wa matā'an ilā ḥīn(in).

Akan tetapi, (Kami menyelamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberi mereka kesenangan hidup sampai waktu tertentu.

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Wa iżā qīla lahumuttaqū mā baina aidīkum wa mā khalfakum la'allakum turḥamūn(a).

Ketika dikatakan kepada mereka, "Takutlah kamu akan (siksa) yang ada di hadapanmu (di dunia) dan azab yang ada di belakangmu (akhirat) agar kamu mendapat rahmat," (maka mereka berpaling).

وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ

Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū 'anhā mu'riḍīn(a).

Tidak satu pun dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, kecuali mereka berpaling darinya.

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Wa iżā qīla lahum anfiqū mimmā razaqakumullāh(u), qālal-lażīna kafarū lil-lażīna āmanū anuṭ'imu mal lau yasyā'ullāhu aṭ'amah(ū), in antum illā fī ḍalālim mubīn(in).

Apabila dikatakan kepada mereka, "Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu," orang-orang yang kufur itu berkata kepada orang-orang yang beriman, "Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata."

وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Wa yaqūlūna matā hāżal-wa'du in kuntum ṣādiqīn(a).

Mereka berkata, "Kapankah janji (hari Kebangkitan) ini (terjadi) jika kamu orang-orang benar?"

مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ

Mā yanẓurūna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta'khużuhum wa hum yakhiṣṣimūn(a).

Mereka hanya menunggu satu teriakan yang akan membinasakan mereka saat mereka (sibuk) bertengkar (tentang urusan dunia).

فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ ࣖ

Falā yastaṭī'ūna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji'ūn(a).

Oleh sebab itu, mereka tidak dapat berwasiat dan tidak dapat kembali kepada keluarganya.

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ

Wa nufikha fiṣ-ṣūri fa'iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilūn(a).

Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya.

قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ

Qālū yā wailanā mam ba'aṡanā mim marqadinā…hāżā mā wa'adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalūn(a).

Mereka berkata, "Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" (Lalu, dikatakan kepada mereka,) "Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul(-Nya)."

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum jamī'ul ladainā muḥḍarūn(a).

Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami (untuk dihisab).

فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai'aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta'malūn(a).

Pada hari itu tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikit pun. Kamu tidak akan diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan.

اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ

Inna aṣḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihūn(a).

Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu berada dalam kesibukan (sehingga tidak sempat berpikir tentang penghuni neraka) lagi bersenang-senang.

هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ

Hum wa azwājuhum fī ẓilālin 'alal-arā'iki muttaki'ūn(a).

Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh sambil berbaring di atas ranjang berkelambu.

لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ

Lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yadda'ūn(a).

Di (surga) itu mereka memperoleh buah-buahan dan apa saja yang mereka inginkan.

سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ

Salāmun qaulam mir rabbir raḥīm(in).

(Kepada mereka dikatakan,) "Salam sejahtera" sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ

Wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimūn(a).

(Dikatakan kepada orang-orang kafir,) "Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai para pendurhaka!

۞ اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Alam a'had ilaikum yā banī ādama allā ta'budusy-syaiṭān(a), innahū lakum 'aduwwum mubīn(un).

Bukankah Aku telah berpesan kepadamu dengan sungguh-sungguh, wahai anak cucu Adam, bahwa janganlah kamu menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu.

وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ

Wa ani'budūnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīm(un).

(Begitu juga bahwa) sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus."

وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ

Wa laqad aḍalla minkum jibillan kaṡīrā(n), afalam takūnū ta'qilūn(a).

Sungguh, ia (setan itu) benar-benar telah menyesatkan sangat banyak orang dari kamu. Maka, apakah kamu tidak mengerti?

هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Hāżihī jahannamul-latī kuntum tū'adūn(a).

Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.

اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ

Iṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurūn(a).

Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Al-yauma nakhtimu 'alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasyhadu arjuluhum bimā kānū yaksibūn(a).

Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ

Wa lau nasyā'u laṭamasnā 'alā a'yunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirūn(a).

Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan menghapus penglihatan (membutakan) mereka sehingga mereka berlomba-lomba (mencari) jalan (selamat). Maka, bagaimana mungkin mereka dapat melihat?

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ ࣖ

Wa lau nasyā'u lamasakhnāhum 'alā makānatihim famastaṭā'ū muḍiyyaw wa lā yarji'ūn(a).

Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan mengubah bentuk mereka di tempat mereka berada, sehingga mereka tidak sanggup meneruskan perjalanan dan juga tidak sanggup pulang kembali.

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ

Wa man nu'ammirhu nunakkishu fil-khalq(i), afalā ya'qilūn(a).

Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya (dari kuat menuju lemah). Maka, apakah mereka tidak mengerti?

وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ

Wa mā 'allamnāhusy-syi'ra wa mā yambagī lah(ū), in huwa illā żikruw wa qur'ānum mubīn(un).

Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Nabi Muhammad) dan (bersyair) itu tidaklah pantas baginya. (Wahyu yang Kami turunkan kepadanya) itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Al-Qur'an yang jelas,

لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ

Liyunżira man kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu 'alal-kāfirīn(a).

agar dia (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir itu menjadi pasti.

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مٰلِكُوْنَ

Awalam yarau annā khalaqnā lahum mimmā 'amilat aidīnā an'āman fahum lahā mālikūn(a).

Tidakkah mereka mengetahui bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka hewan-hewan ternak dari ciptaan tangan Kami (sendiri), lalu mereka menjadi pemiliknya?

وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ

Wa żallalnāhā lahum fa minhā rakūbuhum wa minhā ya'kulūn(a).

Kami menjadikannya (hewan-hewan itu) tunduk kepada mereka. Sebagian di antaranya menjadi tunggangan mereka dan sebagian (lagi) mereka makan.

وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Wa lahum fīhā manāfi'u wa masyārib(u), afalā yasykurūn(a).

Pada dirinya (hewan-hewan ternak itu) terdapat berbagai manfaat dan minuman untuk mereka. Apakah mereka tidak bersyukur?

وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ

Wattakhażū min dūnillāhi ālihatal la'allahum yunṣarūn(a).

Mereka menjadikan sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.

لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ

Lā yastaṭī'ūna naṣrahum, wa hum lahum jundum muḥḍarūn(a).

(Sesembahan) itu tidak mampu menolong mereka, padahal (sesembahan) itu adalah tentara yang dihadirkan untuk menjaganya.

فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ

Falā yaḥzunka qauluhum, innā na'lamu mā yusirrūna wa mā yu'linūn(a).

Maka, jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Nabi Muhammad) bersedih hati. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

Awalam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa'iżā huwa khaṣīmum mubīn(un).

Tidakkah manusia mengetahui bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani? Kemudian tiba-tiba saja dia menjadi musuh yang nyata.

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ

Wa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah(ū), qāla may yuḥyil-'iẓāma wa hiya ramīm(un).

Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal penciptaannya. Dia berkata, "Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?"

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

Qul yuḥyīhal-lażī ansya'ahā awwala marrah(tin), wa huwa bikulli khalqin 'alīm(un).

Katakanlah (Nabi Muhammad), "Yang akan menghidupkannya adalah Zat yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui setiap makhluk.

ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ

Allażī ja'ala lakum minasy-syajaril-akhḍari nārā(n), fa'iżā antum minhu tūqidūn(a).

(Dialah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian, seketika itu kamu menyalakan (api) darinya."

اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ

Awa laisal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin 'alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-'alīm(u).

Bukankah Zat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan manusia yang serupa mereka itu (di akhirat kelak)? Benar. Dialah yang Maha Banyak Mencipta lagi Maha Mengetahui.

اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqūla lahū kun fa yakūn(u).

Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka, jadilah (sesuatu) itu.

فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ

Fa subḥānal-lażī biyadihī malakūtu kulli syai'iw wa ilaihi turja'ūn(a).

Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya

Setelah membaca surah yasin adzan pun dikumandangkan, dan aku berzikir dulu sebentar, dan aku pun melanjutkan sholat subuh dua rakaat,

Setelah selesai sholat, aku masak nasi di migikom kecil, ku tinggalkan tidur dari semalam aku belom istirahat,,,

Enaknya tarik selimut, bismillah tidur di kost an sendiri,,  apalagi kuliah masuk sore jadinya bisa istirahat,