Saat mata terpejam, Elia hanya berusaha memusatkan konsentrasi dan mengendalikan pikirannya yang masih berjalan. Pikiran itu seperti makhluk hidup yang tak mau diam, memiliki idealismenya sendiri, dan bahkan cerewet sekali.
Kenapa dia terus berkelana dan membuatku ingat banyak hal? Bahkan hal-hal sepele pun jadi teringat jelas sekarang. Padahal kan semuanya sudah nggak pernah kupikirkan!
Elia merasa akan gagal jika tak menghadapinya, maka diputuskannya untuk menghadapinya. Dia memilih cara mengikuti kemana pikiran itu membawanya, saat ada kesempatan nanti, dia akan mematahkannya dan membumihanguskannya. Mungkin aku bisa menggunakan tendangan yang sama untuk pikiranku sendiri, sial! kenapa sih dia terus berpikir?
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com