Elia bangun dengan mata berat. Xixi membangunkannya dengan sedikit susah payah kali ini karena Elia tidur terlambat dan tidur dalam keadaan lelah, tertekan oleh apa yang sudah dialaminya. Tiba-tiba saja pindah ke dimensi padang pasir dengan lipan raksasa dalam sekejap mata ketika memejamkan mata tanpa sengaja, kata Elia dengan wajah lelah dan mengeluh. Xixi tidak terkejut mendengar keluhan Elia. Wajahnya terlihat seperti seorang ibu yang memaafkan putrinya yang berbuat salah. Meskipun tidak berani berterus terang, dari cara Elia bicara dia tahu kalau Elia tahu telah melakukan kesalahan dan berniat memperbaikinya.
"Aku akan siap dalam hitungan menit," kata Elia sambil berlari ke kamar mandi. Dia mencuci muka dan mengganti pakaiannya dengan cepat. Dia tidak mandi karena akan olahraga maka diputuskannya mandi setelah olahraga saja seperti biasa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com